Disini, di area balapan. Suara bising dan kepulan asap dari knalpot tidak membuat mereka semua terganggu sama sekali.
Penonton semakin ramai membuat suasana menjadi semakin riuh. Tak banyak pula mereka menghisap benda nikotin dengan santai, dan beberapa wanita berpakaian kurang bahan menggoda para kaum pria hidung belang.
Seorang pria melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata rata untuk mengalahkan sang lawanya.
Garis finish sudah semakin terlihat, teriakan dari penonton semakin terdengar riuh. Tanpa pikir panjang pria tersebut menambah kecepatan motor nya dan melaju garis finish.
Teman temanya memberikan ucapan selamat karena kemenanganya melawan sang lawan.
"Lo keren banget parah, skill lo emang nggak bisa di ragukan selamat bro" ucap Jayden sahabat Kenan.
"Gila ya gue deg deg an tadi lihat lo nyalip dia" ucap Fernan memegang dada nya.
"Cucu siapa dulu dong" Ucap Kenan mengerlikan matanya.
Sontak mereka memutar bola matanya malas. Kalau saja Kenan bukan teman mereka sudah di pastikan jika Kenan mereka buang ke sungai Amazon.
"Nih duit lo, selamat skill lo bagus" ucap pemuda yang menjadi lawan Kenan.
"Makasih, lo juga tadi keren banget beuh gue sampe kagum" Kenan tersenyum tipis.
"Oh ya nama gue Alfarez kenzie, Alfa" ucap Alfa mengajukan tanganya untuk berjabat tangan.
"Gue Kenandra Alfaro, Ken" membalas jabatan Alfa.
"Gue cabut dulu" ucap Alfa lalau melenggang pergi dengan motornya.
"Besok traktir kita di kantin ya ken" ucap Jayden merangkul Kenan.
"Itung itung sedekah" sahut Fernan ikut merangkul Kenan.
Bayangkan saja Kenan memiliki postur tubuh yang cukup pendek dan mungil sedangkan dua temanya memiliki tubuh yang tinggi dan atletis, ia terlihat seeperti anak kecil yang goda oleh om om pedofil.
Kenan menyentakkan kedua tangan mereka dari bahunya.
"Kagak ntar tekor duit gue" ujar Kenan tajam, lucu.
"Dedek ngambek sama abang ken" Jayden meimutkan suaranya.
"Jijik anjir" sentak Kenan dan Fernan lalu meninggalkan Jayden yang sednag mencak mencak.
-o0o-
Kamar dengan nuansa Galaksi yang sedikit berdebu karena jarang untuk di bersihkan dan di masuki seseorang kini terdapat dua pasangan suami istri sedang berpelukan.
Terlihat sang suami menepuk pelan pungging sang istri yang bergetar sebab menangis. Kalimat penenang terus di gumamkan sang suami agar sang istri berhenti mennagis.
"Sss.. sayang udah jangan nangis, kalau aja Al tau kamu nangis pasti sekarang Al juga nangis, Al nggak mau bunda kesayangannya nangis." Ujar Pria tersebut.
"Tapi mas, hiks aku kangen sama Al hiks hiks. Andai aja kita nggak keluar hiks pa-pasti musuh mas hiks nggak akan nyerang kita hiks" gumam wanita tersebut di dada sang sumai.
"Ren semua ini Allah yang takdirin, ini bukan salah siapa siapa. Kita nggak boleh salahin orang yang nggak bersalah" lirih Bobby.
Ucapan Bobby membuat Renata semakin menangis. Jika saja ia dan suaminya tidak keluar rumah untuk mencari udara segar bersama sang buah hati munhkin putranya masih ada disini tumbuh besar bersama dnegan keluarganya. Namun semua itu sudah telat, putranya kini menghilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
K E N A N
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Kenan hidup sebatang kara karena nenek yang telah merawatnya telah meninggal dunia. Dimana orang tuanya? Mengapa ia tinggal bersama nenek nya? Karena Kenan bukanlah keluarga kandung dari nenek Desi, nenek yang merawat K...