tujuh

10K 766 33
                                    

"Ada masalah apa lo ken?, dari tadi gue liatin ngelamun terus." Tanya Fernan.

"Gue bingung" ucap Kenan seraya mengusak rambutnya kasar.

"Yaelah cerita napa sih, bagi bagi masalah. Siapa tau kita bisa bantu" ujar Jayden menyentil kening Kenan.

Kenan hanya memajukan bibirnya dan mengusap keningnya yang memerah akibat ulah setan. Dengan kesal ia menggigit sedotan minuman seraha menatap Jayden tajam.

"Apalo"

"Dih? Cakep lo" ucap Kenan membuat Fernan tertawa sedangkan yang di ledek mengelus dadanya sabar.

"Ada masalah apa lu sama gue ha?!" Tanya Jayden galak.

"Biasalah!" Sahut Fernan.

"Ganteng doang tapi nggak terpesona, canda ganteng" ucap Kenan.

"Bacot setan!"

"Lo setan" ucap Fernan dan Kenan  serempak.

"Sumpah ye gue lagi serius, lo ada masalah apa Ken?" Tanya Jayden  serius.

"Gue bingung, orang tua gue datang nemuin gue" ucap Kenan lesu.

"Lah anjir ya bagus dong! Kan lo dari dulu nyari tau orang tua lo. Kenapa bingung?!" Ucap Jayden ngegas.

"Gue masih nggak percaya  kalau gue  anak mereka"

"Udah dikasih bukti kan?" Tanya Fernan.

"Udah, cuma gue belum yakin. Dokumen tentang gue doang nggak cukup buat mastiin gue anak mereka, gue perlu bukti lain kalau bisa langsung tes DNA." Ucap Kenan.

"Emang keluarga lo siapa Ken" tanya Jayden.

"Keluarga Adhinata"

"Heh ngadi ngadi lu Tejo!"  Ujar Jayden.

"Ken lo kan punya kalung yang bandul nya matahari kan?" Tanya Fernan membuat Kenan menganggukan kepalanya.

"Gue nggak sengaja kemaren dengerin pembicaraan Alva sama Raja lagi ngomongin tentang adek  nya yang hilang, salah satu bukti kuat buat buktiin itu kalung matahari yang lo pake." ucap Fernan.

"Berarti bentar lagi gue punya temen sultan dong cuyy!!" heboh Jayden seraya bertepuk tangan seperti balita. Membuat pengunjung cafe menatap Jayden heran dan membuat Kenan dan Fernan meringis malu.

"Malu maluin bangke!"

"Untung bukan temen."

"Gue pulang dulu, ngantuk" pamit Kenan meninggalkan Duo Setan yang sedang berdebat. 

-o0o-

Rumah Kenan ada beberapa bodyguard dan juga beberapa mobil mewah terparkir di depan rumahya membuat ia mengernyit heran.

Ia memasuki rumahnya, Kenan heran perasaan tadi pintunya ia kunci dengan rapat.

"Al sudah pulang?" Tanya wanita, Renata.

"Iya, bunda kok disini?"

"Kita mau jemput permata kita" ucap Risky Adhinata.

"O-oh" dengan canggung Kenan menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Ayo kita pulang, kita buka lembaran baru" ucap Bobby mengelus pipi Kenan yang sedikit berisi.

Kenan menundukkan kepalanya, "Ken masih nggak percaya kalau Ken permata kalian" lirihnya.

"Kalung yang kamu pakai, itu adalah bukti yang cukup kuat untuk membuktikan bahwa kamu adalah cucuku yang hilang beberala tahun silam" jelas Risky melihat kalung Kenan.

"Kalaupun kamu belum percaya dengan secepatnya kita akan melakukkan tes DNA sayang" ujar Renata tulus.

"Ken percaya sama kalian, tapi apa kalian akan terus sayang sama Ken? Apa kalian akan terus percaya sama Ken dan bakal lindungin Ken suatu saat nanti?" Tanyanya.

"Kita akan terus menyayangimu Al, tidak ada yang akan menyakitimu karena kita tidak akan mebiarkan itu terjadi." Ucap Daniel.

"Ken seneng banget bisa ketemu sama kalian. Selama ini Ken berdoa bisa ketemu sama kalian dan sekarang Allah sudah mengabulkan." Guamam Kenan.

"Sudah sekarang ayo kita pulang" ucap Risky.

"Tapi bagaimana dengan runah nenek?" Tanya Kenan.

"Semua itu akan opa urus sayang" ucap Risky mengusak rambut Kenan.

Kini mereka semua dalam perjalanan untuk pulang ke mansion Adhinata. Kenan sedari tadi menatap luar karena masih terlalu canggung untuk berbicara dengan mereka. Bobby dan Renata hanya berdiam diri menatap Kenan dengan hangat, rasa rindu mereka kini terobati.

"Semuanya akan seperti semula" gumam Renata.

Kenan menggaruk tengkuknya seraya menatap mereka. "Ken mau tanya"

"Iya kamu mau nanya apa sayang?" Jawab Renata.

"Apa mereka semua bakal nerima Kenan"

"Kamu tenang saja, mereka pasti akan sangat senang menerimamu" ucap Bobby menatap Kenan.

Mereka sudah tiba di mansion, bodyguard dan maid membungkuk kan badannya. Kenan hanya diam saja, setelah pintu mobil di buka tangannya di tarik pelan oleh Renata.

"Ayo sayang masuk" ajaknya membuat Kenan tersenyum.

Ketika pintu mansion di buka terlihat seluruh anggota keluarga berkumpul disana. Mereka semuapun langsung saja menghampiri Bobby dan Renata.

"Dimana baby Al nya?" Tanya Rose.

Bobby dan Renata pun menggeser sedikit badannya dan memperlihatkan Kenan yang tersenyum canggung.

"CUTEE" teriak Rose dan Raja.

Mereka yang di sana hanya menatap mereka berdua datar, sudah terbiasa dengan sikap anak dan ibu yang sama sams heboh ini.

"Sini sayang" ucap Rose memeluk Kenan.

Lalu mereka memperkenalkan diri mereka masing masing agar Kenan mengetahui nama mereka. Sedangkan Kenan hanya tersenyum dan sesekali mengangguk pelan.

"Sudah sudah, ayo kamu tidur sama abang" ucap Aksa menarik lengan Kenan menuju kamarnya yang terletak di lantai dua, meninggalkan cucu cucu Adhinata yang menggerutu sebal, bisa bisanya mereka kecolongan sama kulkas empat pintu.

Mereka sampai di kamar Aksa, kamar bernuansa abu abu dengan aroma Vanilla khas Aksa yang sangat menensngkan. Kenan hanya diam karena ia bingung haru berbuat apa.

"Ayo cuci muka sama gosok gigi, habis itu kita tidur" ajak Aksa.

Setelah mereka menggosok cuci mjka dan menggosok gigi Kenan langsung saja menidurkan tubuhnya di ranjang Aksa dengan posisisi tengkurap.

"Jangan tidur seperti nanti sesak" ujar Aksa lalu menarik Kenan ke pelukannya.

Kenan yang di perlakukan seperti itu hanya diam, Nyaman. Tangan Aksa dengan lembut mengusap kepala Kenan agar cepat tertidur, butuh waktu lima belas menit terdengar dengkuran halus dari mulut Kenan. Aksa yang melihat itupun tersenyum.

"Sweet dream baby Al" Seraya menyusul Kenan ke dalam mimpi.


Next?

Tbc.

K E N A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang