Pt. 16

340 76 31
                                    

Eunwoo menghela napas jengah, emosinya naik seketika tatkala ia ditunjukkan video oleh rekan kelasnya, Yoyo.

"Gua kira Jungkook udah beneran putus sama Dahyun" ucap Yoyo sambil menggelengkan kepalanya.

"Lagian ya, Jungkook itu brengsek, udah tahu orang yang ada di samping gua jadi sad boy nya Dahyun, beri kesempatan kek ya, woo?" Lanjut Yoyo sengaja ingin membuat Eunwoo yang ada disampingnya tak nyaman.

Lihatlah, teman satu jurusannya ini sangat bodoh untuk urusan cinta.

Jangankan nembak, PDKT saja Yoyo rasa ada kejanggalan yang ditimbulkan Eunwoo.

"Udah jadi sad boy malah mau dijodohin sama orang tua nya. Ngenes banget sih lu woo" Perkataan Yoyo membuat bahu Eunwoo menurun.

Mereka sedang berada di kelas, menunggu Waktu masuk tiba. Yoyo dan Eunwoo memang dikenal sebagai mahasiswa yang tak pernah terlambat. Meski Yoyo pernah tertidur dikelas dan hampir tidak bisa mengikuti mata kuliah Dosen kampret Candra. Dosen yang baru menikah, dan suka tebar pesona ke primadona kampus.
Menggelikan sekali. Yoyo sampai ingin menamparnya, kalau saja ia berani.

"Gua juga bingung Yo"

" Bingung kenapa lagi lo?"

"Gua suka Dahyun, tapi gua juga ga bisa nolak perjodohan"

"Mending lu tanya diri lu sendiri, elu mau perjuangin cinta elo apa Lo mau ngikutin apa kata bokap sama nyokap Elo" tukas Yoyo semakin membuat Eunwoo menenggelamkan wajah tampannya.

"Menurut gua, kalau lu ga bisa nolak perjodohan, Lo stop deketin Dahyun, kalau Lo maksa dan kenyataan ga bisa, kasian Dahyun"

"Coba deh gua tanya, kalau Lo paksain apa ga sama jahatnya sama si brengsek Jungkook?"  Lanjut Yoyo.

Eunwoo menarik napas berat, dia dilema. Mengapa mencintai tak semudah bayangannya. Untuk kali ini, Eunwoo membenarkan Yoyo.

Eunwoo ingin berbicara dengan ayahnya kembali. Sebenernya Eunwoo cukup yakin bahwa bunda nya juga ingin memiliki menantu secantik dan sepintar Dahyun, terlebih kesan Bundanya untuk Dahyun terbilang baik, bahkan baik sekali.

"Gua bakal ngomong lagi sama Ayah, Yo" cicit Eunwoo membuat Yoyo mengangguk setuju.

"Setidaknya Lo udah mau berjuang, apapun hasilnya, gua percaya Lo woo, masa orang seganteng gini patah hati"

" Lagian gua juga heran, masih aja ada perjodohan konyol kayak Lo sama sinb--" ucapan Yoyo terhenti ketika Bapak Candra menyapa kelas dengan langkah terburu-buru.

LISTW

Banyak mahasiswa berkerumun di daerah koridor tempat Mading tertempel. Termasuk Dahyun yang kini berjinjit untuk mendapatkan informasi apa yang tertempel disana.

"Kebaca Day?" Tanya Sinbi yang mendapatkan gelengan dari Dahyun. Tulisan dengan font Times new roman size word 12 itu sama sekali tak terbaca di tempat Dahyun berada.

" Gue juga cuma judul doang yang kebaca" kekeh Sinbi yang entah mengapa menular kepada Dahyun.

Dahyun memundurkan posisinya tatkala Yena dengan nada kecilnya keluar dari kerumunan mahasiswa di depan Mading.

Membayangkannya saja Dahyun sudah sesak napas.

" Lo pada udah baca?" Tanya Yena, Yena mengatur napasnya, dan mengibaskan rambutnya. Yena menyesal karena rambutnya tidak ia ikat sewaktu berangkat tadi.

" Belum, apaan itu?" Sinbi menunjuk kertas yg menempel pada dinding Mading.

" Bentar gue atur napas dulu, gila sesek banget, heran deh kenapa ga mau ngantri sih" cecar Yena membuat Dahyun dan juga Sinbi terkekeh. Ada-ada saja temannya yang satu ini.

[1] LET IT STAY THIS WAY [JJK x KDH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang