Tapi gue bener-bener nggak berharap buat ketemu lagi sama cowok ini!
"Hei, Jav. It's been a long time we didn't saw each other, right?"
Cowok tinggi dalam balutan jaket dan topi bisbol itu muncul tepat setelah langkah gue terayun melewati check out counter seraya memamerkan senyum kikuk. Cowok yang nggak lain dan nggak bukan adalah Troye Dhamanaka.
"What-are-you-fucking-doing-here, Troye?" celos gue, saking kagetnya ketemu sama cowok itu setelah sekian lama. Gimana nggak kaget? Tiba-tiba aja, tanpa pemberitahuan, cowok itu muncul setelah sekian tahun menghilang dari kehidupan gue sama Rey. "Bentar-bentar, apa lo ke sini mau ngerecokin hubungan gue sama Rey buat kedua kalinya?"
Di atas kedua sepatu keds yang menopang kaki jenjangnya, cowok itu justru nyengir kuda seraya menggelengkan kepalanya. Gue akui, gue masih benci caranya berlagak sok cool dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
"Jadi, lo masih marah sama gue?"
Tentu, gue refleks mengeluarkan kekehan pelan atas kalimat retoris yang keluar dari bibirnya. Gue bukannya marah sama cowok itu, gue cuma kesel aja kalau ingat dia dulu pernah hampir mengacaukan hubungan gue sama Rey. Meskipun sebenernya, yang dia lakuin cuma ngasih tahu hal yang sebenernya tentang Rey aja.
"Look, Jav. Gue bisa paham kalau sampai sekarang lo masih marah ataupun kesel sama gue." Karena gue sama sekali nggak mengatakan apapun, Troye menyambung percakapan. "Maaf kalau apa yang gue katakan waktu itu bikin hubungan lo sama Rey hancur. Tapi percayalah, gue udah merelakan Rey buat bahagia sama lo sekarang, dan gue sama sekali nggak punya niat buat ngerebut dia lagi dari lo."
Satu seringaian kecil, muncul di sudut kanan bibir gue. Biar bagaimanapun, Troye adalah masa lalu yang pernah singgah dalam lembar kehidupan Rey. Meskipun cowok itu bilang dia udah rela, bisa aja bukan kalau ternyata hati kecilnya masih menginginkan kekasih gue itu?
"Lalu, apa tujuan lo tiba-tiba muncul menemui gue sekarang?" tuntut gue skeptis. "Apa lo diem-diem memata-matai semua pergerakan gue sampe lo bisa nemuin gue di bandara begini?"
Dan lagi, cowok beralis tebal itu nyengir alih-alih tersinggung atas apa yang barusan gue katakan.
"Gue ke sini karena gue pengen bantuin lo buat nyelametin Rey, Jav," katanya mengekor di samping gue. "Gue tahu tentang kasus penculikan yang terjadi pada Rey."
Tentu saja, langkah gue yang sejak tadi bergerak maju, seketika terhenti paska kalimat yang meluncur dari bibir Troye. "What?"
"Gue tahu semua yang terjadi sama Rey, Jav," jelasnya dengan wajah yang mencoba meyakinkan gue. "Gue tahu tentang percobaan yang dilakukan oleh Malebirth Organization terhadap Rey, juga para anggota The Anti Malebirth Society yang menentang per—"
"Dan dari mana lo tahu tentang semua itu?" potong gue cepat sebelum cowok itu berhasil menyelesaikan ucapannya. Jujur demi apapun, gue bingung. Kenapa belakangan ini orang-orang dari masa lalu gue pun Rey muncul dan mendeklarasikan diri memiliki hubungan sama apa yang terjadi di antara kami? Setelah Miko yang muncul dan menjadi sosok antagonis dalam hidup kami, kini Troye juga turut menampakkan diri.
"Apa lo bener-bener memata-matai hidup gue sama Rey?" sergah gue seketika panik.
"Gue nggak bisa jelasin itu di sini, Jav." Troye mengangkat dua tangannya seraya mengedikkan kepala ke arah kerumunan manusia yang masih berlalu-lalang di sekeliling kami. "Tapi jika lo berkenan, gue bakal kasih tahu bagaimana cara menyelamatkan Rey."
Maka mau tak mau, setelah bermacam pertimbangan berseliweran di dalam kepala gue, gue memutuskan untuk mengiyakan permintaan Troye untuk mengikutinya. Jika memang dia benar-benar bisa berperan penting dan bisa menyelamatkan Rey, gue bakal dengan senang hati berterima kasih padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[MPREG#3] BE A GOOD DADDY
RomanceBabak kedua kisah Javier Pradikarsa dan Reytama Adliandhika segera dimulai! Benarkah Javi akan bertransformasi menjadi seorang good daddy? Sebuah sekuel dari HAMIL. COPYRIGHT 2020 BY BAGUS TITO MENGANDUNG UNSUR LGBT, MALE PREGNANCY DAN MALE TO MAL...