PART 15 Ucapan Terimakasih

211 23 2
                                    

"Sekuat apapun dirimu menghadapi masalah, kamu pada akhirnya akan lelah dan meluapkan nya dengan tangisan"

~🌟🌕🌟~

Jennie berjalan loyo membuka pintu rumah. Ia berhenti ketika berpapasan dengan Bu Dista yang sepertinya sengaja menunggu didepan pintu.

"Bibi" ucap Jennie lirih sambil menatap sayu Bu Dista dengan kondisi kedua matanya yang sudah merah berkaca kaca. Sekali saja Jennie mengerjapkan mata, air mata yang ia tahan akan jatuh menetes deras seperti rintikan hujan.

Bu Dista yang melihat Jennie yang sudah ia anggap seperti putrinya itu pun dengan cekatan langsung saja berjalan mendekat untuk memeluk Jennie sebelum Jennie menangis.

"Bibi udah denger kabarnya dari sekolah, non baik baik aja kan? Coba sini bibi lihat ada yang terluka apa nggak" ujar Bu Dista mencoba melepaskan pelukannya untuk mengecek apa ada luka di tubuh Jennie atau tidak tapi Jennie tak mau melepaskan pelukannya. Entahlah Jennie terlihat sangat lesu tak bertenaga.

Dan kini justru air mata yang sudah Jennie tahan sekuat tenaga itu pun akhirnya menetes deras juga di pundak Bu Dista. Awalnya memang Jennie biasa saja waktu kejadian itu terjadi, pasalnya sebelum Alvaro datang, saat itu Steve kelihatannya hanya ingin dirinya dianggap ada dan dekat oleh Jennie namun caranya saja yang salah. Tapi saat Jennie ke kantor polisi bersama Elena habis pulang sekolah. Disitulah Jennie baru tahu kalau Steve sudah menguntit nya sejak ia turun dari penerbangan pesawat di Korea. Polisi juga menemukan banyak sekali bukti seperti komenan di Instagram Jennie dan foto Jennie yang tidak pantas yang dipotret langsung oleh si Stalker brengsek itu. Jadi intinya ini bukan hanya kasus sederhana cyberstalking atau kekerasan saja tapi juga secara tidak langsung sama dengan pelecehan seksual.

Sekarang Jennie benar-benar merasa hancur, dada nya terasa sesak dan sakit seperti di remuk. Dia juga menjadi merasa jijik lagi pada dirinya sendiri. Dia menjadi berfikir semua masalah pasti dikarenakan keberadaannya disini. Ia akhirnya terus-menerus menyalahkan dirinya sendiri.

"Tidak apa-apa, jangan khawatir dan menangislah sepuasnya, kadang memang kita perlu menangis untuk meluapkan rasa sakit yang hanya bisa dipahami oleh diri kita sendiri" ucap Bu Dista lirih sambil mengelus pelan punggung Jennie. "Non juga tak perlu berakting kuat saat sedang bersama bibi karena bibi akan selalu berusaha untuk memahami perasaan non Jennie dan akan selalu berada disamping non Jennie"

Perkataan yang sangat jarang sekali Jennie dengar itu tanpa sadar membuatnya menangis menjadi jadi. Sudah lama sekali rasanya Jennie menangis dalam pelukan yang nyaman dan menenangkan hati seperti ini. Biasanya ia hanya menangis sendirian dalam kondisi kamar yang gelap. Tapi sekarang terasa berbeda, rasanya itu seperti jiwa kita yang tanpa sadar terasingkan dan tersesat dalam hutan gelap sendirian ketakutan lalu muncullah sepercik cahaya dan seseorang yang datang untuk menyelamatkan dan mengatakan bahwa kita tidak sendirian. Banyak orang di sekitar kita yang senantiasa membantu dan berada di pihak kita, hanya kitanya saja yang merasa harus selalu menangung semua masalah itu sendiri.

~~~

"Al..!Al..! Alvaro!!!" Panggil Jennie sambil membuka pintu kamar Alvaro karena tidak ada respon dari tadi.

Alvaro yang baru saja melepaskan kaosnya untuk berganti pakaian pun terdiam terkejut ditempat saat Jennie tiba-tiba membuka pintu kamarnya. Sedangkan Jennie juga seketika langsung mematung dengan kedua matanya yang melotot saking terkejut ketika melihat Alvaro yang ternyata sedang telanjang dada.

"Oh shit! Sorry!" Seru Jennie dengan spontan menutup kembali pintu kamar Alvaro dan bersandar lemas didepan pintu itu.

DAG DIG DUK DAG DIG DUK

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JENNIE KIM👑 The Arrogant PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang