15. Different

12 5 0
                                    

Tekan bintang di sudut kiri bawah kaka👌.
Happy reading.
.
.
.

Hiruk pikuk kota metropolitan tak pernah reda meskipun hari sudah berganti menjadi malam, bahkan di saat seperti ini masih banyak orang-orang yang berseliweran di jalan, cafe, tempat hiburan, terutama mall.
Malam hari memang waktu yang tepat untuk menikmati keindahan alam yang ada, di hiasai lampu-lampu jalanan dan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi.

Bulan dan Bayu adalah dua dari banyaknya manusia yang masih hilir mudik di area mall dengan membawa beberapa paper bag  di tangan mereka masing-masing.

“Udah semua Kak?”

“Udah nih. Lo nggak ada yang mau di beli lagi?”

“Nggak usah deh, ini aja udah cukup kok.”

“Makasih lho udah mau nemenin gue beli ginian. Gue nggak tau mau ngajak siapa lagi soalnya,” kata Bayu di iringi kekehannya sembari menatap paper bag di tangannya.

“Sama-sama. Harusnya gue yang bilang makasih, udah di traktir novel gini. Jadi ngerepotin kan.”

“Nggak lah. Anggap aja sebagai ungkapan terima kasih gue sama lo.”

Bayu menatap Bulan sekilas lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. “Kita pulang yuk, udah malam juga,” ajak Bayu.

“Ayo.”

Keduanya melangkahkan kaki menyusuri jalanan menuju pintu keluar, tapi seketika Bulan menghentikan langkah kakinya.
Ia menyipitkan matanya memandang dua sejoli yang nampak tengah berjalan santai keluar dari salah satu toko aksesoris.
Keduanya masih mengenakan seragam sekolah lengkap seperti terakhir kali Bulan lihat. Oh rupanya sedari sore tadi mereka asyik berjalan-jalan sampai malam begini hingga lupa waktu, untuk mengganti seragam pun sepertinya mereka lupa karena saking menikmatinya!

“Lan, kok berhenti? Kenapa?” Bayu yang semula sudah berjalan jauh kembali menghampiri Bulan.

“Enggak kok, gue kira liat temen sekolah nggak taunya bukan.”

“Oh ya udah. Yuk pulang.”

*  *  *

Hari ini adalah hari Jumat, dimana biasanya sebelum memulai pembelajaran siswa-siswi akan bekerja bakti selama kurang lebih 30 menit terlebih dahulu. Sebelum bekerja tentunya mereka semua sudah di beri arahan oleh Pak Tanto selaku Humas (Hubungan masyarakat) untuk membereskan apa saja yang perlu di bereskan dan membagi setiap tempat sesuai kelas masing-masing.

Contohnya kelas X Mipa 1. Mereka di tugaskan untuk membersihkan area lapangan yang di tumbuhi rumput liar dan juga menyapu dedaunan yang gugur di area sana, sedangkan petugas piket tetap berada di kelas untuk membereskan kelas masing-masing.

“Eh tong sampah dong nih rumputnya udah numpuk!” seru Aldo melirik semua tempat untuk mencari tong sampah.

“Fi! Itu tong sampah buat nampung sampah, bukan buat di mainin gitu!” seru Rini yang tak sengaja mendapati tong sampah tengah di pukul dengan gagang sapu oleh Kahfi dan juga Rama.

“Ini lagi konser, bukan main.”

“Ck! Ada hal yang lebih bermanfaat daripada mainin tong sampah gitu.”

“Tong sampah kan banyak, kita cuma pinjem satu sekolah juga nggak akan rugi kali,” Rama berdalih sembari terus melanjutkan aksinya.

“Kasian banget lo pada, gabut sampe segitunya. Sini!” Aldo merebut tong sampah di tangan Kahfi tanpa menunggu izin dari dua orang itu.

My Type [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang