"Lo yakin ini bakal di ACC? Secara kan acara tinggal beberapa hari lagi. Dan juga, kepsek itu sebelas dua belas bawel nya sama pak Usman." ucap Bumi sembari berjalan menghampiri motornya.
"Yakin nggak yakin, ya harus yakin. Karena-"
Dukk!!
Sebuah bola sepak yang melambung tepat mengenai kepala Bintang kala itu benar-benar membuat keduanya kaget. Pasalnya sedari tadi mereka sama sekali tidak mendengar ataupun melihat ada orang yang bermain bola disekitar sana.
"Woy! Bola siapa nih?!" seru Bumi sembari mengambil bola itu.
"Duh! Lo terlalu keras nendang nya Jon!"
"Yah kak, gue nggak tau bakal kena orang."
Kedua insan itu menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang gadis bersama lima anak laki-laki yang diperkirakan masih duduk dibangku SMP itu sembari berdiskusi.
Tak lama kemudian sang gadis pun menghampiri Bintang dan Bumi dengan sedikit ragu.
"Eeum, maaf yah kak." sesalnya.
Bintang dan Bumi menatap gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Gadis dengan kaos oblong dan celana jeans juga sandal jepit yang menghiasi kaki kecilnya itu tampak begitu menggemaskan, apalagi melihat rambut hitam gadis itu yang di ikat asal hingga ada beberapa rambut nya yang tidak ikut terikat membuat gadis itu tampak semakin menggemaskan.
"Ini bola lo?" tanya Bumi.
"Iya Kak, eh bukan ding. Itu bola kita."
"Kita?"
"Iya. Gue sama mereka." tunjuknya pada kelima anak laki-laki yang tengah menunggunya dengan harap-harap cemas.
"Maaf Kak, tadi kita nggak sengaja sumpah."
"Bisa balikin bola nya nggak?" lanjutnya lagi.
"Lo harus tanggung jawab." kata Bintang sembari menatap datar kearah gadis itu.
"Eh? Tanggung jawab? Enak aja! Gue kan nggak menghamili elo kenapa gue harus tanggung jawab?!"
"Emang tanggung jawab kalo abis menghamili orang dulu ya dek?" tanya Bumi sembari menahan tawanya.
"Lagian mana ada cowok hamil, yang ada tuh lo dibikin hamil sama dia." lanjut Bumi sembari melirik Bintang.
"Ngomong apa lo barusan?"
"Eh nggak ding. Becanda Bin, suerrr."
"Udah yah kak, balikin bola nya gue mau main soalnya."
"Kalo lo mau bola itu balik lo harus tanggung jawab." kata Bintang lagi.
"Ya ampun Kak tanggung jawab apalagi sih? Lo nggak geger otak kan? Nggak insomnia kan? Nggak sampe berdarah kan? Kenapa gue harus tanggung jawab?!"
"Eh bentar deh, gue mau nanya. Bukannya insomnia itu susah tidur yah?"
"Sok tau! Insomnia itu penyakit lupa ingatan kak! Gimana sih?"
"Itu amnesia." potong Bintang.
"Eh busett." lagi-lagi Bumi berusaha menahan tawa karena mendengar apa yang diucapkan gadis kecil itu.
"Kakk..! Cepetan." teriak salah seorang anak laki-laki yang tadi tidak sengaja menendang bola ke arah Bintang.
"Tuh denger kan? Mereka udah nungguin."
"Oit! Apa-apaan nih ribut depan rumah gue?" tanya Bara yang baru saja tiba disana dan mendapati kerumunan orang-orang yang menghalangi jalannya.
"Kak Bar, mereka ngambil bola gue masa?" adu gadis itu dengan tampang memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Type [On Going]
Teen FictionBintang selalu berada di sekeliling Bulan. Bintang dengan setia bersinar meskipun Bulan kadang tak menemani. Bintang tahu Bulan lelah, tapi Bulan tak pernah tahu rasa lelah Bintang. Meskipun sinar Bintang tak seterang Bulan, tapi Bintang bersedia m...