“Gue nggak salah liat kan? Kok?”
“Kak Bintang..?” Bulan bergumam dengan lirih sembari terus memperhatikan langkah Bintang yang tengah berjalan ke arahnya.
Tunggu!
Jangan katakan jika kakak kelas yang akan duduk di samping nya adalah... Bintang?
Bunyi tarikan kursi di sampingnya menyadarkan Bulan dari dunia lamunannya. Ia menatap lekat-lekat sosok Bintang seolah mengeceknya dengan jelas jika matanya tidak salah lihat.
“Kenapa liatin gue gitu?” tanya Bintang seolah tak nyaman dengan tatapan Bulan.
“Kok lo disini sih?” tanya Bulan dengan dahi berkerut.
“Kenapa? Nggak boleh? Emang ini kelas punya lo?”
“Bukannya gitu, nama lo kan Bintang? Huruf kedua nama lo kan I, harusnya di depan dong? Kok bisa ada di sini? Semeja sama gue lagi. Sedangkan huruf kedua nama gue U, ih jauh banget dari I ke U.” ucap Bulan menyuarakan pertanyaan yang ada di otaknya.
“Intinya inisial kita sama-sama B kan?” tanya Bintang dengan nada mengejek, Bulan pun hanya memutar bola matanya jengah dan lebih memilih duduk manis di kursi nya.
“WA gue kenapa nggak di bales semalam?” tanya Bintang, mengubah topik pembicaraan.
“Jadi lo orangnya?” Bulan mengernyitkan dahinya dan menatap horor ke arah Bintang.
“Kalo iya kenapa?”
“Ish!! Rasanya gue pengen mukul lo tau nggak?!” kesal Bulan lalu memukul lengan Bintang.
“Aduh! KDRT nih.” keluh Bintang sembari mengusap-usap lengannya yang tadi di pukul Bulan.
“KDRT mbah mu?!”
“Biasa aja mukanya nggak usah di jelek-jelekin! Dasar jelek!” kekeh Bintang sembari meraup wajah Bulan.
“Ishh!! Lo tuh—”
“Anak-anak, sekarang kalian sudah bisa log in dan mengerjakan soal kalian masing-masing. Dan ingat, jangan ada yang mencontek!” suara dari pengawas yang ada di depan menghentikan aksi adu mulut antara Bintang dan Bulan.
“Awas aja lo, urusan kita belom selesai!” kata Bulan di iringi tatapan membunuhnya.
Bintang hanya terkekeh geli lalu beralih mengambil ponselnya yang ada di saku celana abu-abu nya itu.
Perlu di ketahui, jika di SMA tempat Bulan menimba ilmu tengah di lakukan ujian berbasis Android atau bisa alat elektronik lainnya seperti laptop, notebook dan teman-temannya. Hal ini di lakukan untuk mempermudah para siswa agar tidak perlu repot-repot membawa alat tulis dalam ruang ujian.
Selain itu juga, sebagai rasa syukur karena sudah bisa merasakan kemajuan teknologi bukan?“Ih sumpah Wi-Fi nya ngajak ribut!” gerutu Bulan kesal karena sudah lebih dari lima menit tapi dirinya sama sekali belum bisa log in.
“Makanya pake data, kalo ngandelin Wi-Fi sampe ayam ngelahirin kambing juga nggak akan selesai.” ejek Bintang, ia dengan santainya bersandar di kursi.
Bintang berkata seperti itu bukan semata-mata hanya untuk mengejek Bulan, tapi mengingat jumlah siswa di sekolah ini yang mungkin mencapai seribuan lebih itu tidak menutup kemungkinan bahwa signal Wi-Fi yang saling berebut akan menjadi lelet bukan?
“Iya tau yang orang kaya mah beda! Aku mah apa atuh,cuma orang misqueen yang bisanya ngandelin Wi-Fi sekolah.” kata Bulan dengan nada merendah.
“Tumben nyadar diri.” cibir Bintang.
“Terserah lo deh!” kesal Bulan lalu membalikkan badan dan lebih memilih menatap tembok daripada harus meladeni ocehan Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Type [On Going]
Teen FictionBintang selalu berada di sekeliling Bulan. Bintang dengan setia bersinar meskipun Bulan kadang tak menemani. Bintang tahu Bulan lelah, tapi Bulan tak pernah tahu rasa lelah Bintang. Meskipun sinar Bintang tak seterang Bulan, tapi Bintang bersedia m...