8

7.3K 746 67
                                    

Hana terdiam menatap wajah Ian, ada rasa aneh pada dirinya disaat Ian berkata seperti itu, apakah Ian sudah tau dirinya yang sebenarnya, apakah selama ini Ian sudah tau bahwa dia ada disekitarnya.

"Maksud Yang Mulia?" tanya Hana.

"Sebentar... Apa Yang Mulia tau siapa saya?" Tanya Hana menatap tajam wajah Ian.

Tangan Ian terulur menyentuh wajah Hana, membuat mata Hana seketika berair begitu pula dengan Ian.

"Sejak kapan? Sejak kapan?" isak Hana yang sudah mengeluarkan air mata.

"Hana... Aku senang kau kembali," ucap Ian yang langsung memeluk tubuh Hana.

Di malam yang begitu tenang, Hana dan Ian menghabiskan malam mereka dengan sebuah kehangatan yang luar biasa, suara petir dan guntur tidak membuat mereka berhenti untuk terus menyalurkan kerinduan, 7 Tahun bagi Ian berpisah dengan Hana, sangat berbeda dengan waktu Hana berpisah dengan Ian.

Dikamar Ian, Hana memejamkan matanya di atas kasur, Ian tersenyum memandang wajah Hana yang sedang tengkurap dengan badan yang sedang terbungkus selimut.

"Ini adalah malam yang sangat indah Hana," bisik Ian dibalik tubuh Hana.

"Malam ini sedang ada badai yang sangat lebat, bagaimana bisa Anda bilang, ini malam yang indah?" tanya Hana yang masih memejamkan matanya.

Ian tersenyum, tubuhnya semakin dia dekatkan dengan tubuh Hana, "ini malam yang sangat Indah, karena ada kamu didekat ku?" bisik Ian.

"Mari kita lanjutkan Hana."

"Apa Anda masih belum puas Yang Mulia?" tanya Hana tersenyum.

"Akan ku buat malam ini, menjadi malam yang sangat indah, sangat indah untuk kita berdua," bisik Ian yang kembali mencium leher Hana.

~*~

Siang harinya, Sona yang saat itu baru selesai menjemur pakaian menghentikan langkah kakinya saat matanya tak sengaja menemukan sebuah pohon apel dengan banyak buah disana.

"Wah... Enaknya, hmm... Tidak ada orang Ya? aku ambil sendiri saja lah."

Sona berjalan mendekati pohon itu matanya sudah berkaca-kaca saat melihat banyaknya buah apel disana, dengan semangat Sona menurunkan keranjang yang dia bawa, tangannya sudah terulur ke atas untuk mengambil ranting pohon yang dekat dengan buah itu.

"Ih... Sedikit lagi," ucap Sona dengan susah payah.

"Eh!"

Mata Sona langsung terbuka lebar saat melihat sebuah tangan yang begitu kekar terulur ke atas, membantu Sona untuk mengambil buah apel itu.

Dengan cepat Sona langsung membalikkan badannya ke hadapan orang itu, matanya langsung terbuka lebar, saat dia bertemu dengan sebuah dada pria yang berlapis dengan pakaian kekaisaran.

"Nih..."

Pria itu dengan wajah datar memberikan sebuah apel dihadapan wajah Sona, dengan tersenyum kaku Sona menerima apel itu dari tangan pria yang ada dihadapanya.

"Terima kasih Tuan," ucap Sona menundukkan kepalanya.

Setelah pria itu memberikan buah apel yang dimau Sona, dengan tersenyum tipis dia pergi dari hadapan Sona, Sona menatap bingung tubuh pria itu, matanya berbinar saat tau wajah pria itu sangat tampan.

Cinta Untuk Kaisar "Tamat"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang