14

7.1K 874 65
                                    

Tepat setelah kejadian itu Hana kembali bekerja sebagi pelayan Istana, wajah pelayan yang dulunya terlihat akrab dengan dirinya, kini secara terang-terangan menatap Hana dan Sona dengan sinis.

Sona terdiam menatap ke arah pelayan yang secara terang-terangan berbisik dihadapan dirinya dan Hana, mata mereka yang memandang Hana dan Sona dengan jijik ingin sekali, Sona pukul dengan sendok yang saat ini dia pegang.

"Ih... Mereka ini kenapa sih? Kalo iri bilang," gerutu Sona.

Hana hanya tersenyum melihat Sona yang terlihat kesal, lantaran semua pelayan yang ada didekat mereka sedang membicarakan dirinya dengan Sona.

"Tenanglah Sona, orang seperti mereka cukup kita diamkan saja, nanti juga capek sendiri," ucap Hana kepada Sona.

"Ya lah... Owh iya Hana, itu semua mau kau bawa ke mana?"

Sona yang saat itu sedang membuat sebuah sup, langsung melirik ke arah Hana, yang terlihat bersemangat menyiapkan sarapan untuk dia berikan pada Ian.

"Ini untuk Yang Mulia," jawab Hana tersenyum.

"Untuk Yang Mulia? Cih... Aneh sekali buat apa kau repot-repot membuat itu, dia kan sudah punya pelayan pribadi sendiri," sahut Sona.

"Memang, tapi ini permintaan dari Yang Mulia sendiri, owh iya ini untuk mu," ucap Hana memberikan sebuah sandwich pada Sona.

"Berikan itu pada tuan Duke, bukankah selama ini dia sudah cukup bersabar?"

"Cih... Buat apa aku berikan ini padanya, mending aku makan sendiri saja," ucap Sona acuh.

"Kau yakin? Baiklah terserah mu saja, aku pergi dulu."

Sona terdiam menatap Hana yang sudah pergi dari hadapannya dengan membawa nampan berisi makanan yang akan Hana berikan pada Ian.

Mata Sona kembali melirik ke arah sandwich yang tadi Hana berikan, apakah dia juga harus menyiapkan sarapan untuk Kevin.

"Cih... Merepotkan sekali," gumam Sona.

~*~

Ian membaca sebuah laporan yang baru saja masuk ke ruang kerjanya, Sebuah laporan yang mengatakan kondisi terkini di kerjaan Timur tertulis rapi di kertas itu.

"Hah... Jangankan mereka, aku saja tidak tau apa obat dari penyakit ini," gumam Ian.

"Merepotkan sekali," gumam Ian menarik nafas kasar.

Tok

Tok

"Hana!" pekik Ian.

Hana tersenyum menatap wajah Ian, dia langsung menunduk dihadapan Adam, saat dirinya melihat ada Adam di ruang kerja Ian.

"Adam kau bisa keluar sekarang," ucap Ian memejamkan matanya.

Adam langsung menundukkan kepalanya dihadapan Ian, setelah Adam pergi Hana langsung berjalan menghampiri Ian yang sudah beranjak dari duduknya.

"Selamat pagi Yang Mulia," sapa Hana.

Ian langsung mengambil nampan yang ada pada tangan Hana dan langsung dia taruh ke atas meja, Hana tersenyum lebar saat Ian sedang menatapnya dengan dalam.

Cinta Untuk Kaisar "Tamat"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang