Haru mengangkat telepon dari Hoshino, lalu menyapa, “Hoshino, selamat pagi, mengapa kau menelepon?”
“Kato-san, kau baik-baik saja, kan?” tanya pria itu. “Ya, aku baik-baik saja,” jawab Haru. Terdengar helaan napas lega dari seberang sana, “syukurlah. Aku tidak menyangka pelakunya akan membakar apartemenmu juga,”
“Ya, aku juga awalnya kaget,” balas Haru, “ngomong-ngomong bagaimana dengan pelakunya?”
“Kami berusaha melacaknya sekarang. Dengan rekaman dari drone yang dikirimkan Kambe-san, proses pencarian akan jauh lebih mudah. Setidaknya, jika kelompok orang itu adalah anak buahnya, berarti kami sudah mendapatkan petunjuk penting,” jelas Hoshino. “Oh ya, Kato-san. Saat ini kau tinggal dimana?” tanya pria itu. “Kambe membawaku dan adikku untuk tinggal bersamanya,”
“Ooh, baguslah,” timpal Hoshino, kemudian sayup-sayup terdengar suara orang memanggilnya, “ah, Araki memanggilku, tampaknya mereka menemukan sesuatu,”
“Baiklah, semoga beruntung menemukan pelakunya,”
“Terima kasih, Kato-san,”Sambungan telepon pun terputus. Haru menyimpan ponsel di sakunya. Ia pun menyadari bahwa sejak tadi Daisuke memperhatikannya. “Apa?” ia bertanya. Daisuke menggelengkan kepalanya, lalu menyuruh Haru untuk ikut sarapan. “Sebentar, aku harus membangunkan (y/n) dulu,”
Pria itu kembali ke kamarnya dan membangunkan adiknya. “Duuh… aku baru tidur, sudah dibangunkan lagi,” keluh wanita itu. “Heh, kau mau sarapan tidak? Kulihat ada banyak makanan di ruang makan,”
(Y/n) langsung bersemangat begitu mendengarnya, “kalau begitu, ayo, kak kita makaan!”
Haru geleng-geleng kepala melihat tingkah adiknya. Mereka pun menuju ruang makan.Sesampainya disana, ternyata sudah ada Suzue. “Hai, Kato-sama, (y/n)-sama,” sapanya. “Hai, Suzue-san,” balas Kato bersaudara bersamaan. Mereka pun duduk di kursi makan. “Uwaah, kakak tidak bohong! Banyak sekali makanannya!” komentar (y/n). “Tidak usah melebih-lebihkan. Biasanya sarapan kami memang seperti ini,” kata Daisuke. (Y/n) tidak menghiraukannya, ia melirik piring besar diujung meja sebelah kiri. “Haaah?! Bagaimana bisa aku tidak menyadari itu dari tadi?!” teriaknya. “(Y/n) kau tidak perlu berteriak,” protes kakaknya. “Kaak, di piring itu ada macaron! Waaah… cantik sekali, warna-warni!” lanjut (y/n).
“(Y/n)-sama, kau suka macaron, ya?” tanya Suzue setelah terkikik kecil melihat reaksi (y/n). Wanita itu mengangguk cepat, “aku sangat menyukainya! Aku baru makan sekali, sih, tapi menurutku itu adalah kue terenak sedunia,”
“Kalau begitu semua ini untukmu saja,” ujar Suzue sambil menyodorkan piring itu ke hadapan (y/n).
(Y/n) bersorak kesenangan dan itu membuat kesabaran Daisuke habis. “Oi, jika kau tidak bisa berhenti berteriak-teriak seperti bocah, mending aku menaruhmu di taman saja. Disana, kau bebas teriak-teriak,”
(Y/n) tetap tidak menghiraukannya, namun kali ini ia diam dan mulai memakan maraconnya. “Jangan makan itu banyak-banyak. Ini masih pagi,” ujar Haru. Mereka semua pun melanjutkan sarapan.~Jam 10 pagi~
Saat ini Kato bersaudara sedang pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli baju kerja baru. “Untung saja mobilmu tidak ikut terbakar, kak,” celetuk (y/n). “Ya, dan pelayannya Kambe baik juga mau membawakan mobilku dari apartemen kita,” timpal Haru.
Mereka sampai di toko pakaian dan membeli baju yang persis dengan punya mereka dulu. “Fyuh, untung uang kita cukup,” ujar (y/n) setelah mereka membeli pakaian. Haru baru saja mau menimpali, namun ponselnya berdering. “Halo?” sapanya saat melihat bahwa yang menelepon adalah Daisuke. “Kau dimana sekarang?” tanya Daisuke. “Di pusat perbelanjaan bersama (y/n),” jawab Haru. “Cepat selesaikan belanjamu. Kiyomizu-san baru saja mengabari bahwa ada pelaku bom bunuh diri di Ginza,”“Eh? Aku sekarang berada di pusat perbelanjaan yang ada di Ginza. Dimana letak bom bunuh dirinya?” tanya Haru. Daisuke memberitahukannya, sementara itu, (y/n) yang tidak mengerti hanya menatap kakaknya, menunggu penjelasan. “Ah, baiklah. Kami akan segera kesana,” ujar Haru sebelum menutup telepon. “Ayo, (y/n). Kata Kambe ada bom bunuh diri dekat sini,”
“Hmmph! Bukankah dia bisa mengatasinya sendiri? Ia bahkan memecahkan kasus kebakaran itu dalam semalam, padahal divisi satu saja tidak bisa memecahkannya setelah tiga hari,” protes (y/n), “suruh saja dia gunakan alat-alat canggihnya,”
KAMU SEDANG MEMBACA
|| How Much? [Daisuke x Reader] ||
FanfictionAdik perempuan Kato Haru, bernama Kato (y/n) memulai hari-harinya sebagai seorang detektif di kepolisian Tokyo. Ia masuk ke departemen yang sama dengan kakakknya, namun di departemen tersebut, ada seseorang yang sering membuat (y/n) kesal. Namun, p...