Malam keesokan harinya, tiba-tiba pintu kamar (y/n) diketuk. “Ya masuk,” ujarnya. Seseorang pun membuka pintu, lalu masuk ke kamar itu. Mata emas wanita itu membulat dan ia segera berlari kearah orang itu, “Kak Haru!” teriaknya. Ia memeluk Haru dengan super erat. “Yah, aku pulang,” kata pria itu. (Y/n) melepas pelukannya, “Kak, kak! Banyak yang mau kuceritakan, lho!” ia berteriak lagi seraya melompat-lompat kesenangan. “Baiklah, baiklah… kita bisa membicarakan itu saat makan. Ayo, tadi kata pelayan makan malam sudah siap,”
(Y/n) terperanjat. “TIDAK JANGAN KE RUANG MAKAN DULU!” serunya keras. Haru mengangkat sebelah alisnya, “kenapa?”
“Ah itu… anu…” wanita itu kebingungan mencari alasan, “Ta-tadi kata Kambe, ia mau melakukan sesuatu dulu di ruang makan dan tidak boleh ada yang kesana sampai… sampai ia bilang boleh,”“Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu,” batin Haru. “Ehhh, baiklah aku akan menunggu di kamarku,” ujarnya. Adiknya mengangguk cepat, lalu melesat keluar kamar. “Kenapa anak itu keluar?” pikir Haru. (Y/n) panik. Ia masih tidak tahu jalan ke dapur dan bingung mau bertanya pada siapa. Beruntungnya, di tengah jalan ia melihat Daisuke dari kejauhan. Wanita itu pun memanggilnya, “KAMBE! ANTAR AKU KE DAPUR!” perintahnya. “Ah, Kato sudah pulang, ya. dan kau ingin-”
“Sudah, cepat! Jangan banyak omong!” serunya. Daisuke menghela napas, dan akhirnya ikut berlari bersama (y/n).
Sesampainya di dapur, (y/n) membuka pintu dengan kencang, sampai semua koki terkejut. “Saya ingin ke dapur privat boleh, ya?!” tanya (y/n) keras pada head chef. Pria paruh baya itu refleks mengangguk tanpa tahu apa yang terjadi.(Y/n) melesat kesana, lalu buru-buru mengeluarkan crepe cake dari kulkas. “Uh… masih bagus, kan? Tidak keras?” ia bertanya-tanya. “Hati-hati membawanya, nanti jatuh,” Daisuke memperingatkan. Mereka berdua pun berjalan cepat menuju ruang makan. “Fyuh… selamat,” gumam (y/n) sembari menaruh kue itu di tengah meja makan. Daisuke membantu meletakkan tudung saji mewahnya di atas piring kue agar kue tersebut tidak bisa dilihat. “Haah… akhirnya. Terima kasih, Kambe,” ujar wanita itu. Daisuke mengangguk kecil. Ia menyuruh (y/n) tetap di ruang makan sementara dirinya menjemput Haru. Karena kalau (y/n) yang melakukannya… ia hanya akan tersesat.
Beberapa waktu kemudian, Daisuke kembali bersama Haru. “Eh? Kenapa kau ada disini?” tanya Haru, “katanya tidak ada yang boleh masuk sini?”
“A-ah, Kambe sudah selesai melakukan keperluannya,” ujar (y/n). Haru hanya manggut-manggut. Mereka bertiga pun duduk di meja makan, sementara Suzue datang beberapa menit setelah itu. Mereka makan seperti biasa. Namun, ada sebuah piring besar yang tidak dibuka, padahal itu terletak di tengah meja. “Apakah itu makanan penutup?” tanya Haru dalam hati.
Seusai mereka menghabiskan makanan mereka, (y/n) spontan berdiri.“Inilah saatnya!” serunya. “Saatnya apa?” tanya Suzue. “Hehee… jadi, karena aku sangat rindu dengan kakakku, dan ia pasti lelah sepulang dari Kyoto, aku kemarin memutuskan untuk membuat kue untuknya!” (y/n) membuka tudung saji dari piring besar dan crepe cake warna hijau pun terlihat. “Woah, crepe cake. kau membuat ini sendiri?”
“Yaah, aku dibantu kambe, sih, heheheh…”
Haru membulatkan matanya, “dibantu Kambe?” ia menoleh ke pria itu, “benarkah?”
Daisuke mengangguk. “Eh? Kalian berdua kan tidak akur?” Haru bertanya pada adiknya. “Entah kenapa ia mau membantuku, dan selama kau pergi, aku lumayan akur dengannya,”Haru tetap tidak percaya. “Oke, Kak Haru silahkan potong kuenya,” (y/n) menyerahkan pisau pada kakaknya. Ia memotongnya, lalu satu-persatu dari mereka mengambil satu bagian. “Mmm… ini enak sekali. Aku tidak tahu kau pintar bikin kue,” puji Haru. “Aku sering menonton video masak, sih,” timpal (y/n). “Terima kasih, ya,” Haru mengusap kepala adiknya. Suzue yang melihat itu berkata, “awhh… kalian berdua imut sekali.”
“Ugh, maaf. Aku kebiasaan melakukan itu,” kata Haru agak malu. “Hihih… tidak apa-apa,” balas Suzue.
KAMU SEDANG MEMBACA
|| How Much? [Daisuke x Reader] ||
FanfictionAdik perempuan Kato Haru, bernama Kato (y/n) memulai hari-harinya sebagai seorang detektif di kepolisian Tokyo. Ia masuk ke departemen yang sama dengan kakakknya, namun di departemen tersebut, ada seseorang yang sering membuat (y/n) kesal. Namun, p...