Chapter 15

1K 158 10
                                    

Empat hari setelah itu, mereka tidak menghadapi kasus apapun. Namun, sejak dua hari yang lalu, (y/n) selalu melihat Haru keluar dari kantor setiap jam 10 pagi dan kembali jam 12 siang. Saat ia bertanya untuk apa kakaknya melakukan hal tersebut, Haru tidak mau menjelaskan. Itu membuat (y/n) jengkel. Kemarin, ia sudah mencoba mengikuti Haru diam-diam, tapi tiba-tiba ia disapa seseorang dari departemen lain, dan keberadaannya ketahuan oleh Haru.

“Huuh… kira-kira Kak Haru pergi kemana?” pikir (y/n). saat ini jam 11 siang. (Y/n) dan anggota Kriminal Modern lain seperti biasa bekerja didepan komputer. “Apa aku cari saja, ya? Mumpung pekerjaanku hanya sedikit,” batinnya lagi. Wanita itu pun bangun dari duduknya dan berjalan ke pintu. “(Y/n)-san, kau mau kemana?” Saeki bertanya. “Aku ingin ke toilet,” jawab (y/n) dengan gampangnya berbohong.
“Hmm… tempat pertama yang kucurigai adalah kantor si manusia anggur. Tapi, untuk apa Kak Haru pergi kesana? Ya sudahlah, aku coba cek saja,”

Wanita itu berjalan cepat menuju kantor Hoshino. Beruntungnya, sekarang sedang jam kerja, jadi tidak ada orang di sepanjang lorong. Semuanya berada di departemen masing-masing. (Y/n) sampai di kantor tersebut dua menit kemudian. Ia membuka pintunya perlahan dan mengintip melalui celahnya. “Nah, aku benar, kan. Kak Haru ada disini,” batinnya begitu melihat kakaknya sedang berbincang-bincang dengan Hoshino di sofa. Wanita itu ingin mendengarkan pembicaraan mereka, namun mata Hoshino tiba-tiba melirik ke pintu dan tentu saja melihat (y/n) disana. Kebetulan pria itu duduk di bagian sofa yang menghadap ke pintu.

“(Y/n)-san, sedang apa kau disitu?” tanya Hoshino, membuat (y/n) terlonjak. Haru menoleh, lalu menepuk dahinya, “(y/n), kau mengintipi kami, ya?” tanyanya. Akhirnya karena sudah tertangkap basah, wanita itu pun menunjukkan dirinya. “A-aku cuma penasaran kemana Kak Haru pergi pada jam 10 sampai 12 dan apa alasannya,” ujarnya sambil menyatukan jari telunjuknya. Haru menghela napas, “Kau ini. Tidak bisakah kau tidak ikut campur urusanku sekali-sekali?”
“Tapi aku penasaran, kak!” balas (y/n). “(Y/n)-san, maaf. Tapi kami tak bisa memberitahu hal ini padamu,” ujar Hoshino. Wanita itu melirik kakaknya yang tampak agak sebal. Ia pun menyerah dan menutup pintu kembali. “Hhh… daripada kakak marah padaku, mending aku tidak usah penasaran,” gumamnya. Ia kembali ke departemennya, kemudian kembali bekerja dengan suasana hati buruk.

“Oi, kau kenapa?” tanya Daisuke tiba-tiba. “Kak Haru tidak mau memberitahuku hal yang dibicarakannya dengan manusia anggur,” jawab (y/n). “Manusia anggur? Oh, Hoshino-san, ya?”
Wanita itu mengangguk. “Kambe, kau kan punya banyak drone dan alat pengintai. Aku pinjam satu yang kecil, dong. Aku ingin memata-matai mereka,” pintanya. Daisuke berpikir sejenak, lalu menggeleng, “kau tidak perlu alat itu. Aku tinggal minta HEUSC merekam percakapan mereka melalui ponsel Kato,” ujarnya. Mata emas (y/n) berbinar-binar, “itu ide yang bagus! Aku juga bisa mendengarkan sisa percakapan mereka saat ini!”

Tanpa menjawab lagi, Daisuke menyuruh HEUSC melakukan hal tersebut. “Nanti aku mendengarkannya dari mana?” tanya (y/n). Daisuke memberikan ponselnya. “Jika kau bawa headset, kau bisa langsung mendengarnya disini,” jawab pria itu. Untungnya, (y/n) selalu membawa headset di sakunya. Ia pun mencoloknya ke ponsel Daisuke dan membiarkan pria itu mengotak-atik ponselnya sebentar. “Nah, kau sudah bisa mendengarnya,” katanya. (Y/n) segera memasang headset di telinga dan mendengarkan dengan saksama.

“Jadi intinya, kau mau aku ikut menangani hal itu?” terdengar suara Haru. “Ya, aku tahu bahwa ini mirip dengan kasus kita dulu, jadi kupikir aku akan butuh bantuan Kato-san,” jawab Hoshino. “Hah? Kasus apa?” gumam (y/n). Tanpa ia sadari, Daisuke menarik sebelah headsetnya dan menaruhnya di telinganya. Ia juga ingin dengar.
“Hmm… baiklah, aku dengan senang hati ikut. Aku juga sudah tidak trauma lagi. Tapi, aku tetap butuh izin dari Kiyomizu-san,” ujar Haru lagi. “Tenang saja, kemarin aku telah meminta izin padanya, dan ia membolehkanmu,” Hoshino berkata. “Oh, oke. Jadi, kapan kita akan mulai mengatasi kasus ini?”
“Aku harus mengumpulkan tim divisi satu terlebih dahulu. Jika sudah, aku akan menginformasikannya padamu,” jawab Hoshino. “Baik, aku akan kembali ke departemenku sekarang, ya,” ucap Haru dan suara langkah kaki pun terdengar.

|| How Much? [Daisuke x Reader] ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang