Chapter 3

1.7K 252 8
                                    

Waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam di kediaman Kato bersaudara. Haru masih terjaga meskipun film yang ditontonnya sudah habis. Ia hanya duduk di kasurnya dan melamun. Namun, entah kenapa lama-kelamaan hawa disekitarnya memanas. "Ada apa ini? Tadi sepertinya sejuk-sejuk saja," gumamnya. Ia memutuskan menunggu beberapa menit untuk memastikan kalau itu bukan perasaannya saja.
Lima menit kemudian, ia mencium bau asap yang pekat. "Hah? Jangan-jangan..."
Ia membuka jendela kamarnya dengan cepat, dan benar saja, hawa semakin panas disertai asap yang masuk ke kamarnya. "Sepertinya itu berasal dari rumah di lantai bawah. Oke, oke.. tenang, jangan panik. Pertama, aku harus membangunkan (y/n)," batinnya.

Ia bergegas menuju kamar adiknya dan melihatnya masih tertidur. "(Y/n), bangun, ada kebakaran!" ujarnya keras seraya menepuk-nepuk lengan adiknya. "Mmh... kebakaran?" gumam (y/n). "Iya, ayo cepat! Bawa barang berhargamu dan kita keluar dari sini!" seru Haru tak sabar. Wanita itu spontan terduduk dengan mata terbuka lebar. Ia melihat Haru yang buru-buru keluar kamarnya untuk mengambil beberapa barang. (Y/n) pun sigap mengambil dompet, ponsel, dan koper daruratnya, lalu menemui Haru di pintu depan. "Tutupi mulut dan hidungmu dengan ini," kata Haru sambil memberikan sapu tangan.

Setelah mereka siap, Haru membuka pintu dan keluar lebih dulu diikuti (y/n). Mereka menuruni tangga diluar bangunan apartemen itu dengan cepat. "Ugh, panas sekali," batin (y/n). Ia melirik ke sisi kirinya dan melihat api tepat disebelahnya. Wanita itu pun buru-buru menuruni anak tangga terakhir, lalu mendekati kakaknnya. Melihat api yang semakin menjadi-jadi, Haru mengeluarkan ponselnya untuk menelepon pemadam kebakaran.
Di sisi lain, (y/n) melihat ke sekelilingnya untuk memastikan tetangga-tetangganya aman. "Oke, tampaknya tidak ada yang masih didalam," pikirnya. Yah, apartemen yang mereka tinggali itu kecil, jadi (y/n) maupun Haru hafal dengan orang-orang yang tinggal disana.

Seusai menelepon pemadam kebakaran, Haru menyuruh orang-orang yang ada disana untuk menjauhi bangunan tersebut. "Kak, apakah bangunan itu akan meledak?" tanya (y/n). Jujur saja, ia sangat takut saat ini. "Kalau didalamnya tidak ada benda yang memicu ledakan, sepertinya tidak," jawab Haru. Mereka berdua melihat api sudah merembet ke rumah yang ada disampingnya. "Duh, kenapa pemadam kebakarannya lama sekali?" keluh (y/n). "Aku baru saja menelepon mereka, dan tadi mereka bilang akan sampai dalam lima menit,"
"Lima menit? Itu lama se-"
"Sudahlah, jangan protes. Yang penting semuanya selamat kan," sela Haru. (Y/n) mengangguk kecil, kemudian memegangi ujung baju Haru.

"Hey, kau ketakutan, ya?" kakaknya bertanya. Wanita itu kembali mengangguk. "Tenang saja, pemadam kebakaran akan segera datang, kok. Kita akan baik-baik saja," hibur Haru seraya menepuk-nepuk kepala adiknya.
Beberapa saat kemudian, terdengar sirine mobil pemadam kebakaran. Dua mobil pemadam pun terlihat. Haru memandu orang-orang untuk minggir dan membiarkan mobil-mobil itu lewat.
Para pemadam kebakaran keluar dari mobil, lalu dengan sigap memadamkan api menggunakan selang air dari bagian badan mobil.

~Sejam kemudian~

"Akhirnya padam juga..." ujar Haru lega seusai percikan api terakhir berhasil dipadamkan. "Sekarang masalahnya... dimana kita akan tinggal, kak? Kita juga tidak punya apapun lagi selain yang sempat kita bawa," tanya (y/n) pelan. Haru terdiam, ia lupa memikirkan itu. "Hmm... kita bisa saja kembali ke rumah orangtua kita. Tapi, rumah mereka ada diluar kota dan butuh lima jam untuk kesana. Bagaimana kita mau ke kantor setiap hari?" pikirnya.
Ia melirik (y/n) menatapnya, berharap kakaknya bisa menemukan sebuah tempat untuk mereka tinggali. Pria itu menghela napas, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Ditengah kebingungannya, sebuah klakson mobil terdengar dari kejauhan. Sebuah mobil hitam mewah pun terlihat. Mobil itu tidak asing bagi (y/n), apalagi Haru. Mobil tersebut berhenti didepan Kato bersaudara, lalu seorang pria menggunakan jas pun keluar. "Kambe, apa yang kau lakukan disini?" tanya Haru. Kambe tidak menjawab. Ia melihat bangunan apartemen yang sudah hangus terbakar, kemudian mengalihkan pandangannya ke orang-orang yang saat ini menatapnya penuh selidik.
"Aku akan menyewakan apartemen baru yang dekat dari sini untuk mereka semua," ujar pria itu tiba-tiba. "Dan kalian," ia menunjuk Kato bersaudara, "akan tinggal di rumahku,"

|| How Much? [Daisuke x Reader] ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang