Chapter 6

1.2K 219 18
                                    

(A/N) : Gambar yang diatas itu tampangnya (y/n)-san, ya. Aku baru kepikiran jadi baru kubuat, heheh...
Intinya dia mirip Haru 😅
Oke, lanjut ke ceritanya~

================================

~Keesokan paginya, Hari Senin~

Pagi itu, (y/n) dan Daisuke sudah berada di teras untuk pergi kerja. “Oi, mau kemana kau?” panggil Daisuke. “Ke mobil kakakku,” jawab (y/n) sambil berjalan menuju garasi. “Tidak. Selama Kato pergi, kau ikut dengan mobilku,” ujar pria itu. “Enak saja, aku tidak sudi satu mobil berdua denganmu,” tolak (y/n). Ia kembali berjalan, namun lengannya ditarik Daisuke. “Sudah, ayo menurut saja. Ini perintah kakakmu. Katanya aku harus menjagamu selama ia pergi,”
(Y/n) menatap Daisuke curiga, tapi ekspresi pria itu tidak menunjukkan bahwa ia bohong. “Hhh… oke, terserah,” kata wanita itu akhirnya. Ia masuk ke mobil hitam pria itu yang sudah terparkir didepan teras. Mobil pun melaju kencang. “Bisa tidak, sih kau tidak mengebut?!” protes (y/n). Daisuke yang berada disebelahnya menyeringai, “ini semua propertiku. Aku bebas melakukan apapun,”
“Arrghh… dasar orang ini!” batin wanita itu.

Sesampainya di kantor, (y/n) mendudukkan dirinya di kursi. “Selamat pagi, (y/n)-san. Kenapa pagi-pagi sudah kusut?” sapa Saeki dari sebelah kirinya. “Tanya saja pada orang itu,” (y/n) menunjuk Daisuke disebelah kanannya. “Ohoo… apa yang kau lakukan, Kambe-san?” tanya Kamei yang ikut tertarik. “Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya mengemudikan mobilku dan (y/n)-san mengomel tanpa alasan,”
“Ah, kalian satu mobil, ya~?” kata Kamei sambil tersenyum-senyum tidak jelas. “Ugh, kau bukan hanya mengemudi! Kau mengemudi dengan kecepatan yang tidak wajar! Kukira kau hanya akan mengebut sampai keluar gerbang,” (y/n) mulai mengomel.

“Jalanan tadi sepi,” balas Daisuke singkat. “Bukan itu masalahnya! Kau tidak menaati peraturan lalu lintas! Kita bisa ditilang jika polisi lalu lintas melihatnya. Kan tidak lucu kalau kita yang polisi tiba-tiba ditilang oleh polisi lain! Dan yang lebih penting, jika kita menabrak bagaimana?! Walaupun kau bisa membayar biaya rumah sakit dengan uangmu, tapi kita tidak akan bisa masuk kantor!”
(Y/n) terus mengomel. Saeki, Kamei, dan Yumoto memasang tampang sweat drop. Mereka bertiga memikirkan hal yang sama, yaitu betapa miripnya (y/n) dengan Haru yang kadang juga bisa mengomel jika ada yang tak taat aturan. Sementara itu, Daisuke sama sekali tidak memperhatikan ocehan (y/n).

Setelah beberapa lama diabaikan, wanita itu pun memutuskan berhenti mengomel. “Huuh… setidaknya kekesalanku berkurang,” gumamnya. Pintu ruangan terbuka, Kiyomizu memasukinya sambil memegang beberapa lembar kertas. “Selamat pagi semuanya,” ia menyapa. “Selamat pagi, Pak Direktur,” sahut seluruh orang yang ada di ruangan itu. “Hari ini tampaknya tidak ada kasus, jadi kalian bisa santai sedikit,” ujar Kiyomizu. Saeki, Kamei, dan Yumoto bersorak senang. “Pasti hari ini membosankan,” gumam (y/n).

Benar saja, seharian itu mereka tidak melakukan apapun selain bekerja di komputer. “Hhh… aku bosaan,” keluh (y/n) seraya bersandar di kursinya. “Baik, semuanya. Saatnya istirahat,” ujar Kiyomizu tiba-tiba. Pria itu kemudian melanjutkan aktivitasnya, yaitu merakit kapal-kapalan.  “Akhirnya aku bisa makan!” sorak Saeki sambil mengeluarkan bekal dari tasnya, lalu beranjak menuju sofa untuk makan disana. “Hey, Kamei, mau ke kafetaria bersama?” tawar Yumoto dan disambut anggukan oleh Kamei. Kedua pria itu pun pergi. “Aku mau apa, ya sekarang? Aku tidak bawa bekal, dan uang yang kubawa hanya sedikit jadi tidak bisa makan di kafetaria,” batin (y/n). Wanita itu menelungkupkan wajahnya di meja, “Ughh… bosaaan… bosaan…” keluhnya.

Tiba-tiba ia merasakan tepukan di bahunya. (Y/n) pun duduk tegak untuk melihat orang itu. “Oh, ternyata kau. Ada apa?” tanyanya malas karena ternyata yang menepuk bahunya adalah Daisuke. “Kau lapar?” pria itu malah balik tanya dengan wajah datarnya. “Lumayan,” jawab (y/n). “Kalau begitu ayo,” Daisuke menarik lengan wanita itu agar ia berdiri. “Ayo kemana?”
“Katanya kau lapar?” pria itu melirik (y/n) yang semakin bingung. “Ooh, mungkin dia mau mengajakku ke kafetaria?” batinnya.

|| How Much? [Daisuke x Reader] ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang