III

2.3K 311 18
                                    

Wooyoung benar-benar mengerjakan soal yang diberikan oleh san dengan serius. Tidak seperti biasanya menjawab soal dengan ogah-ogahan.

Tepat dimenit ke lima belas, wooyoung memberikan kertas jawaban atas soal yang berikan oleh san tadi.

"Nih. Waktu ku sisa banyak kan?" Ucap Wooyoung sambil menyenderkan punggungnya ke sofa yang ada dibelakangnya.

San mengambil kertas jawaban yang diberikan oleh wooyoung dan memeriksa jawaban yang dijawab oleh wooyoung.

"Untuk apa waktu sisa banyak kalau nyatanya jawabanmu banyak yang salah?" Tanya san sambil memeriksa jawaban milik wooyoung.

"Tidak usah meremehkanku terus. Periksa saja dulu yang benar!" Seru wooyoung sambil memainkan ponsel miliknya.

"Bawel sekali sih. Seminggu yang lalu saja kau tidak se bawel ini." Sindir san

"Ingin ku pukul?" Tanya wooyoung sambil menegakkan posisi duduknya.

"Ingin ku usir dari sini?" Sahut san.

Wooyoung pun memilih mengalah tidak meladeni terus-terusan pemuda dihadapannya ini. Karena jika terus diladeni maka tidak akan pernah selesai. Wooyoung menjawab, dan san akan kembali menjawab. Terus aja seperti itu.

"bagaimana? Benar semua kan?" Tanya wooyoung sambil melihat lembar jawabannya yang masih berada ditangan san.

San pun melihat kearah wooyoung yang sedang melihat lembar jawaban yang masih ada di tangannya.

"Kenapa tidak dijawab?" Tanya wooyoung lagi kali ini mencoba melihat kearah san yang ternyata juga sedang melihat kearahnya.

Kali ini mereka kembali bertemu pandang kedua kali nya sejak hari pertama mereka bertemu didalam kelas. Tentunya kali ini sedikit lebih lama dari sebelumnya dan seperti tidak ada niatan bagi keduanya untuk memutus  pandangan keduanya.

"Wah Choi San ternyata kau berbeda ya jika tidak memakai kacamata." Ucap wooyoung ketika mengamati wajah San yang ternyata sedang tidak memakai kacamata.

Choi San seketika sadar kalau dirinya sedang tidak memakai kacamata dan langsung memutuskan pandangannya kemana saja asal tidak kearah Jung Wooyoung.

"Apa maksudmu? Sama saja." Ucap San.

"Berbeda! Kau kenapa memakai kacamata kalau ke sekolah?" Tanya wooyoung.

San yang kembali memeriksa jawaban wooyoung mencoba menghiraukan pertanyaan wooyoung.

"Aku tanya juga dijawab dong." Protes wooyoung.

"Ya kalau tidak pakai aku mana bisa lihat." Jawab San seadanya.

"Ini dirumah tidak pakai tapi kenapa bisa lihat?" Tanya wooyoung lagi.

San pun meletakkan kertas jawaban dan pulpen yang ia pakai untuk memeriksa jawaban wooyoung lalu kembali menatap wooyoung. Tepat dimatanya.

"Kalau dirumah aku terbiasa tidak pakai kacamata." Ucap San.

"Kenapa bisa begitu?" Tanya wooyoung.

"Tidak biasa pakai." Sahut San seadanya.

"Ah begitu rupanya." Jawab wooyoung sambil memutuskan kontak mata di antara mereka berdua. Entah kenapa wooyoung merasa terintimidasi aura San yang terasa begitu berbeda ketika dirumah dan disekolah.

"Kau bisa mengerjakan soal dengan benar. Lalu kenapa kalau disekolah tidak kau lakukan hal yang sama?" Tanya San sambil menunjuk kertas berisikan jawaban wooyoung yang nyaris benar semua.

"Hanya malas? Mungkin?" Jawab wooyoung.

"Mana bisa seperti itu! Kau kenapa menyepelekan hal seperti itu?"

"Sejak kapan kau ingin tau kehidupan pribadiku?" Tanya wooyoung.

"Hei itu ucapanku sebelumnya!" Seru San.

"Hanya ingin. Ada hal yang belum bisa aku bicarakan denganmu. Kita belum cukup akrab untuk berbagi rahasia bersama." Jawab wooyoung.

San mengangguk membenarkan ucapan wooyoung. Mereka baru seminggu bertemu, dan belum saatnya mereka berbagi rahasia.

"Aku ada acara sebentar lagi. Kau ingin pulang atau tetap disini? Disini juga tidak apa-apa, adikku sebentar lagi pulang." Ucap San.

"Aku pulang saja. Aku juga ada acara malam ini." Jawab wooyoung sambil membereskan barang miliknya.

"Ingin ku antar?" Tanya San.

"Tidak usah. Aku naik bis saja." Ucap wooyoung.

"Baiklah hati-hati dijalan. Kalau ada apa-apa kau bisa hubungi aku."

Wooyoung pun mengangguk lalu berjalan keluar dari unit apartemen San. Tidak terlalu ramai, hanya berpapasan beberapa orang yang baru pulang sekolah ataupun pulang bekerja, itupun ketika wooyoung menunggu lift.

Didalam lift wooyoung sempat mengirimkan pesan kepada salah satu teman bermainnya. Isi pesan tersebut berisi

"Changbin-ah bisa kirimkan lokasi untuk malam ini?"

Dan setelah mengirimkan pesan kesalah satu teman bermainnya, wooyoung memasukkan ponselnya kedalam saku seragam yang ia pakai.

Setelah wooyoung pergi dari unit nya, San langsung bersiap untuk pergi sesuai dengan yang ia rencanakan sebelumnya. Berganti baju terlebih dahulu, lalu mengambil salah satu kunci mobil yang terletak di gantungan samping televisi.

"Kakak akan pergi?" Tanya seseorang yang baru saja masuk kedalam apartemen lengkap dengan seragam yang masih dipakai.

San yang sedang merapihkan pakaiannya pun menoleh kearah adiknya yang baru saja pulang dari tempat akademi.

"Baru pulang? Kakak akan pergi, ingin ikut?" Tanya San.

"Tidak aku capek, lain kali saja bagaimana?"

"Baiklah. Kalau ingin makan pesan saja, nanti uang nya kakak ganti." Ucap San lalu berjalan menghampiri adiknya yang masih berdiri didepan pintu masuk unit mereka.

"Oh iya aku tadi melihat seseorang baru saja keluar dari sini. Temanmu kak?"

"Iya. Ketemu dimana?"

"Hanya ketemubsebentar tadi didepan."

"Oh oke. Jongho-ya kalau begitu kakak berangkat dulu, ganti baju, makan terus istirahat. Jangan terlalu memaksakan untuk belajar lagi hmm." Ucap San sambil mengacak-acak rambut adiknya.

"Ish udah sana berangkat. Aku mau istirahat capek." Protes jongho sambil melepaskan tangan kakaknya dari kepalanya lalu mendorong kakaknya supaya cepat pergi dari tempatnya.

"Jangan pulang pagi-pagi besok masih hari sekolah!" Teriak jongho ketika melihat kakaknya sudah berjalan cukup jauh dari tempatnya berada.

San yang mendengar teriakan jongho pun hanya mengacungkan jempolnya dan kembali berjalan kearah lift menuju tempat besmen tempat parkir di gedung apartemen ia tinggal.






















짠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[✓] Secret | SanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang