VII

2.1K 267 11
                                    

Ujian tengah semester sudah berakhir dua hari yang lalu. Dan hari ini tepat diumumkannya hasil ujian dengan cara ditempelkan di mading siswa. Membuat banyak murid berkerumun didepan mading hanya untuk melihat berapa nilai mereka.

Tidak terkecuali pemuda Jung yang saat ini sudah berdiri dipaling depan sambil melihat dimana urutan namanya kali ini tertulis. Kembali di urutan akhir atau setidaknya jadi penghuni urutan tengah.

"Wah Jung Wooyoung sejak berteman dengan anak baru itu jadi tertular pintar huh?" Ucap pemuda tinggi bermarga Jung juga yang berdiri tepat disampingnya.

"Aku memang dari sana nya pintar! Kalian tidak tau saja." Balas wooyoung dan langsung keluar dari kerumunan murid yang sedang sibuk mencari dimana namanya berada.

Wooyoung pun berniat berjalan menaiki tangga menuju rooftop yang seminggu ini tidak ia kunjungi karena sedang ada ujian. Belum sampai menaiki anak tangga pertama pergelangan wooyoung terasa ditarik oleh seseorang menuju taman belakang sekolah.

"Yak! Tidak usah pakai kekerasan!" Seru wooyoung sambil mencoba menghempaskan tangannya yang sedang ditarik oleh orang didepan.

"Choi San! Lepaskan tanganku!" Seru wooyoung lagi ketika tangannya belum juga dilepaskan oleh oknum yang menarik paksa tangannya adalah Choi San.

Akhirnya San menurut. Melepaskan tarikannya terhadap pergelangan tangan wooyoung ketika mereka sudah sampai di taman belakang sekolah yang lumayan sepi dan jarang didatangi oleh murid-murid lain.

"Kenapa menarikku ketempat sepi ini?" Tanya wooyoung. "ingin macam-macam ya? Aku pernah bercerita kalau aku pernah memukul orang ya!" Lanjut wooyoung.

San terkekeh mendengar ucapan wooyoung yang terasa seperti orang yang sedang dalam bahaya.

"Selamat." Ucap San sambil mengulurkan kotak kecil dari balik kantung seragam yang ia kenakan.

"Apa itu?" Tanya wooyoung.

"Hadiah untukmu. Selamat karena sudah jadi penghuni peringkat papan tengah." Ucap San

"Kamu kok bisa tau?"

San mengangguk.

"Tapi kenapa hadiahnya sudah ada? Bukankah nilai baru keluar hari ini?" tanya wooyoung yang kali ini sudah mengambil alih hadiah dari San.

"Ah aku mendapat telepon kemarin sore mengenai peningkatan nilaimu dari wali kelas." Jawab San.

Wooyoung mengangguk sambil membuka kotak hadiah yang ternyata berisikan gelang berwarna hitam.

"Terima kasih hadiahnya."

"Bagaimana? Suka tidak?"

"Ingin jawaban yang jujur atau tidak?"

Bukannya menjawab San malah menatap wooyoung dengan malas.

"Baiklah-baik aku suka Terima kasih hadiahnya. Kamu tidak perlu repot-repot memberiku hadiah." Ucap wooyoung yang kali ini mencoba memasangkan gelang pemberian san di pergelangan tangannya.

"Bagaimana bagus kan?" Tanya wooyoung ketika gelang yang diberikan san sudah berpindah tempat berada di pergelangan tangannya.

San mengangguk.

"Lain kali jangan bertingkah seperti tidak peduli dengan nilai mu disekolah. Untuk nanti ujian akhir kau harus bisa menangani nya sendiri. Meski ya aku tau otak mu itu terlalu pintar jika mau digunakan dengan benar." Ucap San.

Wooyoung yang sedang melihat-lihat gelang yang melingkar di pergelangan tangannya pun terkejut mendengar ucapan San.

"Apa maksudmu?" Tanya wooyoung.

[✓] Secret | SanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang