XIV

1.7K 220 21
                                    

Ujian akhir sebenarnya akan dilakukan beberapa hari kedepan. Banyak murid-murid ambis yang memilih untuk menghabiskan waktunya untuk belajar, entah itu di perpustakaan, tempat les, atau belajar dirumah masing-masing.

Tapi sudah menjadi kebiasaan bagi San tidak belajar saat ujian sudah didepan mata. San malah memilih untuk bersenang-senang dengan cara nya sendiri. Dengan dalih untuk apa belajar menjelang ujian toh sehari-hari disekolah juga belajar. Tidak salah memang, tapi juga tidak bisa dibenarkan.

Bahkan saat ini San sudah ada di tempat yang sekitar dua bulan sedikit ia abaikan. Salah satu alasannya ya karena berpacaran dengan wooyoung, San harus menyimpan rahasianya lebih rapih lagi. Meski harus melibatkan beberapa orang yang ternyata mengenal San dan Wooyoung secara baik. Salah satunya Yeosang dan ada beberapa orang lain.

"Mau turun ke arena?" Tanya yeosang.

San yang baru saja sampai dan tengah memainkan pematik rokok yang ia bawa tampak menimbang-nimbang pertanyaan yang diberikan oleh yeosang.

"Nggak tau. Mungkin nggak?" Sahut San dan mengambil satu batang rokok dari bungkusnya, lalu menyalakannya.

Yeosang mendengus mendengar nya. Lalu memberikan sendirian. "Kalian berdua sama aja, nggak pernah dateng ke arena lagi semenjak pacaran. Sekalinya dateng nggak mau turun ke arena."

San menghembuskan asap rokoknya.

"Oh wooyoung juga? Kapan terakhir lu ketemu dia?" Tanya San.

Yeosang tampak berpikir.

"Dua hari lalu mungkin? Waktu gue tanya mau turun atau nggak katanya nggak mau turun." Jawab yeosang.

San pun tersenyum kecil mendengar jawaban yeosang.

"Tapi San gue penasaran sebenernya apa alasan lu macarin wooyoung? Setau gue tipe-tipe orang yang lu suka bukan modelan kaya wooyoung." Tanya yeosang.

San membuang batang rokoknya yang masih lumayan panjang itu lalu menginjak nya.

"Emang bukan tipe. Tapi wooyoung cukup menarik buat gue." Sahut San.

"Menarik doang kata lu? Gue rasa menarik doang nggak mencerminkan sikap lu yang sebucin itu sampe rela bikin tulisan di badan lu." Sindir yeosang.

San menoleh kearah yeosang.

"Kenapa lu tau soal itu?" Tanya San.

"Mata-mata gue banyak, jadi nggak susah buat cari informasi kayak gitu." Sombong yeosang.

"Alah paling juga tau dari jongho. Dia kan jawab aja kalo lu tanyain apa aja. Lagi juga dia orang pertama yang tau tentang itu." Jawab San.

"Lu nggak ketauan sekolah pasang tato di badan lu?"

San menggeleng lalu menjawab. "Ya nggak lah emang gue bakal telanjang di sekolah buat mamerin tato di badan gue? Ya kali."

"Nggak gitu maksud gue setan!"

"Ya ngerti gue maksud lo, bercanda doang tadi." Sahut San. "Ya sebisa mungkin gue jangan nunjukin itu disekolah" Lanjut San.

"Terus wooyoung tau?" Tanya yeosang.

"Nggak tau, dan gue belum ada niatan buat kasih tau."

"Omong-omong gue ada niatan buat pindah kesekolah lu abis ujian akhir ini." Ucap yeosang.

"Serius? Sebegitunya lu nggak mau jauh sama gue." Sahut San.

Yeosang memukul kepala belakang San sampai membuat si sulung Choi itu mengaduh kesakitan.

[✓] Secret | SanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang