Masih sama kayak part-part sebelumnya, jangan lupa vote and follow.
Typo bertebaran
Happy Reading^_^
🐣🐣🐣
Author POV
"Aduuhh sakit!"
"Aduuhh."
"Pelan-pelan Ni."
"Ini juga udah pelan-pelan Neng." Sahut sang pengurut.
Setelah kejadian menegangkan tadi, Aliya langsung digendong Tama menuju rumah Laras. Dan selama itu, Aliya tak pernah lepas dari omelan Tama ditambah dengan yang lainnya saat sudah sampai rumah. Dan setelahnya, Laras langsung memanggil tukang pijat untuk datang kerumahnya.
"Aduuhh." Aliya terus meringis saat merasakan bagian pinggangnya terasa sakit. Dia tengkurap di atas sofa dengan tangan yang terus menggenggam tangan Tama dengan erat guna menghilangkan sedikit rasa sakit. Matanya terus melirik orang-orang rumah yang mengelilinginya sembari memberinya semangat.
"Semangat Kak. Kakak pasti bisa!" Visha terus memberi semangat pada Aliya. Dia juga sesekali meringis seakan ikut merasakan sakit yang di derita Aliya. Dan jujur saja, kejadian jatuhnya Aliya masih terngiang-ngiang di kepalanya dan membuatnya sedikit merasakan trauma.
"Tahan. Sebentar lagi beres kok ini." Ucap sang pengurut yang biasa di panggil Ni Titi.
Tama terus mengelus telapak tangan Aliya saat dirasa genggaman di tangannya semakin kencang. Dan sesekali juga menyeka keringat yang terus mengucur di dahi Aliya. Dia sangat khawatir pada Aliya. Ingin rasanya Tama memaki Aliya akibat kecerobohannya, namun dia tahan saat melihat ekspresi kesakitan Aliya.
"Udah beres nih." Ucap Ni Titi sembari membenarkan kembali baju Aliya yang sedikit di singkapkannya tadi dan menyuruh Aliya untuk duduk. Setelah Aliya duduk dengan benar, Tama pun ikut duduk disampingnya setelah sedari tadi berdiri di samping Aliya, begitupun yang lainnya.
"Gimana? Udah enakan?" Tanya Ni Titi sembari menatap Aliya dengan tersenyum.
"Alhamdulillah udah Ni. Udah gak sesakit tadi pas awal." Sahut Aliya sembari mengelus pinggangnya lembut.
Mendengar ucapan Aliya membuat semua yang berada di sana merasa lega.
"Jangan sakit atuh Ya. Lusa kan kita mau pulang. Nanti pas pulang terus kamu nya lagi sakit, bisa-bisa nanti Tante di bunuh lagi sama Mamah kamu." Ucap Tina yang merasa khawatir dengan kondisi Aliya.
"Apa sih Bunda, lebay banget. Gak sampai di bunuh juga kali." Visha merasa geli mendengar ucapan bunda nya barusan. Terlihat sang Bunda seakan melebih-lebihkan sesuatu.
"Iya ih Bun." Timpal Doni yang dibalas delikan oleh sang istri. "Palingan juga di kebiri gak di bunuh."
"Ih sama aja Ayah!" Teriak Visha dan Tina dengan memberengut kesal.
"Ya sudah atuh, kalau gitu saya pamit pulang yah." Pamit Ni Titi sembari menatap satu persatu orang yang berada di sekitarnya.
"Makasih banyak yah Ni." Ucap Aliya sembari menyalami Ni Titi, begitupun dengan yang lainnya.
"Iya Ni, makasih yah udah mau ngebantu Alya." Ucap Anindita sembari bersiap mengantar Ni Titi keluar rumah.
"Iya gak papa atuh, kayak sama siapa aja." Timpal Ni Titi. Dia mengelus kepala Aliya dengan lembut. "Lain kali hati-hati yah. Jangan sampai keulang lagi kejadian ini."
"Iya Ni." Aliya tersenyum sambil mengangguk.
"Pulangnya diantar Leon yah Ni." Tawar Leon sambil menuntun Ni Titi yang sudah kesulitan untuk berjalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adhitama Saputra (END)
Literatura FemininaTidak ada salahnya kan dengan jatuh cinta? Tidak ada yang melarang dan juga tidak ada undang-undang yang melarang atau mengharamkan jatuh cinta. Namun salahnya Aliya memilih jatuh cinta pada orang yang jelas-jelas tidak bisa diharapkan sama sekali. ...