Banyak typo
Bintang jangan lupa
Happy Reading^_^
🐣🐣🐣
Author POV
Aliya meringkuk dan sesekali dirinya meringis saat rasa sakit di perutnya semakin bertambah. Dia meremas seprainya dan juga sesekali memukul guling untuk melampiaskan rasa sakitnya.
"Sakit banget..."
Rasa sakit sudah dia rasakan semenjak masih di sekolah, namun rasa sakitnya tak separah sekarang. Bahkan karena tak kuat menahan rasa sakitnya, Aliya sampai lupa untuk mengganti seragam sekolahnya dan sekarang dirinya terkapar tak berdaya di kasur empuk kesayangannya. Aliya bingung ingin meminta bantuan siapa, Mamah dan Papah nya sedang tak ada di rumah.
Aliya mencoba tenang dan tak panik karena menurutnya dengan dirinya yang panik akan memperparah rasa sakitnya. Jadi Aliya mencoba mengalihkan rasa sakitnya dengan bermain ponsel miliknya dan melihat-lihat video lucu yang bisa membuatnya tertawa dan mungkin bisa mengalihkannya dari rasa sakit.
Sampai pesan masuk dari lelaki yang dua Minggu ini sudah resmi menjadi pacarnya langsung membuat Aliya berhenti tertawa dan dengan cepat membuka pesan dari Tama.
Saya mau keluar sebentar, mau nitip gak?
Aliya tersenyum membacanya, mungkin bagi orang lain pesan dari Tama terlihat biasa saja, namun bagi dirinya itu sangat menggangu kinerja jantungnya. Menurutnya, Tama terlihat sangat manis dengan perhatian-perhatian kecilnya pada Aliya.
Dengan cepat Aliya membalas pesan dari Tama.
Pengen seblak level 4, ya.
Baru saja Aliya akan keluar dari aplikasi chatting tersebut, tiba-tiba saja panggilan suara dari Tama membuatnya sedikit terkejut dan dengan cepat mengangkatnya.
"Ada apa?" Tanya Aliya dengan pelan.
"Harus level empat gitu?"
"Heem level empat. Supaya nikmat makan seblaknya." Tak tahu saja Tama bila alasan Aliya ingin makan yang pedas-pedas karena ingin mengalihkan rasa sakitnya di perut yang semakin menjadi-jadi.
"Pedas dong, Ya! Level satu saja, ya?"
Seketika Aliya merasa kesal. "Gak kerasa dong kalau level satu!"
"Nanti kalau sakit perut gimana?"
"Ya tinggal minum obat lah Kakak.." Aliya dibuat gemas dengan Tama.
"Gak lah, gak. Level dua deh, jangan level empat."
Aliya menghembuskan nafasnya lelah. Dirinya menjadi kesal dengan Tama ditambah rasa sakitnya bertambah, membuat Aliya ingin mengumpat sekeras-kerasnya.
"Gimana sih! Tadi nawarin, giliran udah minta dibeliin, Kakak nolak! Aliya tuh pengen banget seblak level empat! Perut Aliya juga jadi makin sakit sekarang!" Tiba-tiba saja tanpa diminta air matanya turun begitu saja dan jangan lupakan mulutnya yang mengeluarkan suara tangisan yang menyayat hati.
"Itu kan udah sakit perut, ngapain mau beli yang level empat!" Terdengar suara Tama yang meninggi di sana.
"Hiks, sakit.." Rintih Aliya saat rasa sakit di perutnya kembali menyerangnya dan kali ini Aliya tak bisa menahan atau mengalihkan rasa sakitnya.
"Sakit banget?"
"Iya."
Tak lama kemudian sambungan telepon tiba-tiba saja berakhir dan membuat Aliya bingung. 'Apa jaringannya buruk?' Tanyanya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhitama Saputra (END)
ChickLitTidak ada salahnya kan dengan jatuh cinta? Tidak ada yang melarang dan juga tidak ada undang-undang yang melarang atau mengharamkan jatuh cinta. Namun salahnya Aliya memilih jatuh cinta pada orang yang jelas-jelas tidak bisa diharapkan sama sekali. ...
