Vote jangan lupa..
Follow juga.
Banyak typo
Happy Reading^_^
🐣🐣🐣
Author POV
Tama menghela nafas dengan lesu saat Aliya melintas dihadapannya tanpa meliriknya sama sekali. Sedari tadi dirinya berdiri didepan kelas gadis itu, berniat mengajaknya untuk pulang bersama. Selain itu dirinya ingin menanyakan sikap Aliya yang sudah dua hari ini menjadi dingin padanya. Entah itu hanya perasaanya saja atau memang benar Aliya seperti sedang ada masalah dengannya.
"Aliya!"
Tama berlari menyusul Aliya yang sudah berjalan jauh darinya. Walau mendapat perhatian dari orang-orang di sekitarnya, Tama tidak peduli.
"Pulangnya sama saya." Ucap Tama dengan mutlak sembari menarik tangan Aliya dan menyeretnya menuju parkiran.
"Yaya bisa pulang sendiri." Aliya mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Tama, sekuat tenaga dia berusaha sambil mengimbangi langkah Tama.
"Kakak!" Teriakan Aliya tak di pedulikan sama sekali oleh Tama. Yang ada di pikirannya sekarang adalah membawa Aliya pulang bersamanya lalu menanyakan apa yang mengganggunya selama dua hari ini.
"Kakak, ih. Yaya mau pulang sendiri aja." Aliya merengek sembari menghentak-hentakkan kakinya di tanah. Orang-orang yang berada di parkiran menatapnya dengan heran.
Tama hanya menatap Aliya sekilas sembari menaikan resleting jaketnya lalu duduk santai di atas motornya.
"Hari ini kamu pulang sama saya. Saya punya urusan sama kamu." Tama berucap dengan tatapan tajamnya.
"Urusan apa?"
"Dibahasnya nanti aja sambil jajan bakso." Balas Tama sambil memakai helm nya.
"Ngomong aja sekarang, disini." Ucap Aliya yang sudah tak sabar menunggu apa yang ingin dibicarakan Tama dengannya. Karena rasanya, dia tak punya urusan atau apapun itu dengan Tama.
"Nanti. Sambil makan bakso." Tama berucap dengan tegas. Tak memperdulikan tatapan kesal yang dilayangkan Aliya padanya.
"Di rumah aja lah. Yaya lagi pengen cepat-cepat sampai rumah."
Tama memutarkan bola matanya, merasa lelah dengan Aliya.
"Yasudah. Cepat naik." Tama mengulurkan tangannya, berniat membantu Aliya yang akan menaiki motornya.
"Sudah. Ayo, berangkat." Aliya menepuk bahu Tama sebagai kode perintah agar Tama segera melajukan motornya. Dan hanya meringis samar saat merasakan sakit akibat tepukan Aliya.
🐣🐣🐣
Aliya duduk sila di atas kasurnya dengan mata yang tak lepas dari ponsel miliknya yang terus menyala karena masuknya pesan terus menerus dari seseorang. Ya, Tama. Siapa lagi jika bukan Tama, hanya Tama yang selalu tak henti mengiriminya pesan akhir-akhir ini.
"Orang gabut ya kayak gini contohnya."
Karena merasa terganggu, Aliya memutuskan melihat pesan dari Tama.
Aliya! Dimana?
Saya suruh kamu kesini bukan tidur.
Cepat kesini Aliya.
Aliya!
Apa perlu saya yang ke sana? Kalau perlu saya seret kamu!
Dan masih banyak lagi. Seharusnya tadi setelah sampai rumah, Aliya harus datang ke rumah Tama, sesuai dengan perjanjian. Tetapi, Aliya beralasan bahwa dirinya capek ingin membersihkan diri terlebih dahulu, setelahnya dia berjanji akan langsung menuju rumah Tama untuk mendengarkan apa yang akan Tama bicarakan padanya. Namun, dasarnya Aliya mood nya selalu cepat berubah, alias tak menentu. Dia malah berbaring sembari menonton drama Korea yang sedang booming. Dia sempat keluar untuk makan malam dan setelahnya kembali lagi ke kamar untuk melanjutkan menonton drama. Hingga tadi notifikasi pesan yang beruntun dari Tama membuatnya terpaksa menghentikan kegiatan menontonnya. Aliya sangat menyesal, kenapa dia tidak menonaktifkan datanya? Juga, kenapa dia tak menonton drama di laptop saja? Aliya memang bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhitama Saputra (END)
ChickLitTidak ada salahnya kan dengan jatuh cinta? Tidak ada yang melarang dan juga tidak ada undang-undang yang melarang atau mengharamkan jatuh cinta. Namun salahnya Aliya memilih jatuh cinta pada orang yang jelas-jelas tidak bisa diharapkan sama sekali. ...
