Voment lho yah jangan lupa..
Typo bertebaran..
Happy Reading^_^
🐣🐣🐣
Author POV
Siang ini rumah Tama terasa ramai. Banyak orang dari pihak catering yang di pesan Tina terlihat berlalu lalang keluar masuk rumah dengan membawa ratusan bingkisan. Yah sesuai rencana yang sudah tersusun sejak dua Minggu yang lalu. Hari ini akan diadakan pengajian yang akan di hadiri oleh ibu-ibu komplek dan juga anak yatim-piatu dari yayasan milik teman bundanya,sekitar 150 anak yatim-piatu yang akan datang pada acara sore nanti. Acara ini di adakan untuk memperingati hari anniversary Tina dan Doni. Sekaligus acara syukuran atas nikmat hidup yang mereka dapatkan dan juga bersyukur atas langgengnya rumah tangga yang di bina keduanya.
Tama menuruni tangga dan menghampiri Bundanya yang sedang sibuk melihat isi bingkisan di tangannya.
"Bun." Panggilnya saat sudah sampai di samping Tina.
Tina menatap Tama sekilas dan kembali fokus pada bingkisan di tangannya. "Kamu udah sholat dzuhur Bang?"
"Udah." Jawab Tama singkat. "Butuh bantuan Tama gak Bun?"
Tina menggeleng dengan pelan. "Gak Bang. Udah mau beres kok ini."
Tama menatap mimik wajah Bundanya yang terlihat sedang tidak bersahabat. "Terus kenapa wajah Bunda kayak gitu?"
"Maksudnya?"
"Kok Bunda kayak nahan kesal gitu?" Tama terus memperhatikan Bundanya. Dia yakin ada yang tak beres. Buktinya tadi saat menjawab pertanyaannya,sang Bunda menjawabnya dengan ketus.
Tina menghela nafas panjang dan mengusap wajahnya dengan pelan. "Bunda kesel tahu Bang sama pihak catering. Bunda kan minta bingkisannya harus ada risoles,malahan wajib. Ehhh tahu nya sekarang gak ada. Alasannya ini lah itu lah. Bunda kan kesel. Lagian kan Bunda pesannya dari dua Minggu yang lalu. Dari pas kamu mau ujian." Jelas Tina dengan nada pelan takut terdengar yang lainnya.
Tama hanya mengangguk dan seakan ikut merasakan apa yang di rasakan Bundanya. Rasa kecewa pasti ada. Namun mau bagaimana lagi? Semuanya sudah terjadi.
"Bunda juga udah ngingetin kemarin pas pulang ambil raport adek. Kalau gak ada yang boleh terlewat satu pun. Mereka iyakan dan menyuruh Bunda untuk tak perlu khawatir. Tapi sekarang?" Tina mengeluarkan semua unek-uneknya.
Tama mengusap punggung Bundanya dengan lembut. Tama tak tega melihat Bundanya seperti ini.
"Kamu juga jangan lupa yah Bang nanti pakai baju yang Bunda kasih semalam." Tina menatap Tama dengan tajam. Dan Tama hanya mengangguk mengiyakan tanpa mau membantah perintah Bundanya. Apalagi disaat keadaan Bundanya yang sedang seperti ini,dia semakin tak berani membantah perintah Bundanya.
"Kamu udah kasih tahu Satria sama Ariq buat datang kesini?" Tanya kembali Tina. Lagi-lagi Tama hanya bisa mengangguk.
"Yaudah Bunda mau nyamperin Ayah dulu." Tina meletakkan kembali bingkisan yang di pegangnya di meja dan pergi meninggalkan Tama. Setelah kepergian sang Bunda,Tama buru-buru mengambil ponselnya di saku dan memberi pesan pada Satria dan Ariq untuk datang ke rumahnya nanti sore. Sebenarnya kedua sahabatnya itu sudah tahu bahwa kedua orangtua Tama akan mengadakan acara ini,hanya saja mereka tidak tahu bahwa acaranya akan di adakan hari ini. Tadinya Tama akan memberitahukan perihal acara ini di hari saat pengambilan raport. Namun sialnya kedua sahabatnya yang menyebalkan itu tak datang ke sekolah. Kalau mengundang mereka lewat chat atau telepon,Tama sangat malas karena kedua sahabatnya itu selalu banyak tanya dan ribet. Ini juga karena tadi Bundanya menanyakan jadi dia terpaksa memberitahu lewat chat. Jujur bila Bundanya tak bertanya tadi,mungkin dia sudah lupa untuk memberitahu kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhitama Saputra (END)
Literatura FemininaTidak ada salahnya kan dengan jatuh cinta? Tidak ada yang melarang dan juga tidak ada undang-undang yang melarang atau mengharamkan jatuh cinta. Namun salahnya Aliya memilih jatuh cinta pada orang yang jelas-jelas tidak bisa diharapkan sama sekali. ...
