Banyak typo
Wajib vote dan follow
Happy Reading^_^
🐣🐣🐣
Author POV
"Gue tuh udah capek, Ya. Capek!"
Aliya tetap diam dan tak memperdulikan Anggi yang merengek padanya. Sedari tadi Anggi terus menggerutu saat melihat orang-orang di sekelilingnya sedang bermesraan dengan pasangannya.
"Kenapa juga kita mainnya harus di cafe ini?" Tanya Anggi dengan tampang sedih sembari mengaduk-aduk minumannya. Aliya menyangga kepalanya dengan tangan yang bertumpu di meja, dia menatap Anggi yang duduk di depannya dengan datar.
"Kan lo sendiri yang ngajak kesini."
Tubuh Anggi membeku seketika saat mendengar jawaban dari Aliya. Dia menyadari bahwa dirinyalah yang mengajak Aliya untuk nongkrong di cafe yang sedang terkenal itu,dengan alasan ingin menghabiskan waktu dengan sahabatnya itu.
"Ya, mereka juga salah! Ngapain coba mereka mesra-mesraan di depan jomblo kayak kita?" Anggi berucap dengan sengit,dirinya kembali menatap orang-orang di sekitarnya dan mendengus kesal saat melihat pasangan yang sedang berpelukan.
"Kita? Gak salah? Lo aja kali yang jomblo." Aliya berucap dengan nada mengejek. Dari tatapannya sudah terlihat bahwa dirinya sedang merendahkan dan meremehkan Anggi.
Anggi menyunggingkan senyum sinis. "Belum di kasih kepastian sama Kak Tama aja udah belagu lo!"
Secara otomatis tatapan mengejek Aliya hilang dan tergantikan dengan tatapan kesalnya. Dia menatap Anggi dengan bibir mengerucut, tanda dirinya kesal dengan ucapan Anggi.
"Udahlah ikhlasin aja, cari cowok yang lain. Cowok masih banyak." Anggi menyeruput minumannya dan menatap Aliya dengan serius. Dia tak main-main dengan ucapannya. Mungkin dulu dia yang paling semangat memberi dukungan pada Aliya untuk mendapatkan Tama. Namun sekarang dirinya merasa kasihan pada sahabatnya itu, karena saat ini Tama belum juga memberi kepastian pada Aliya. Dan Anggi merasa kesal akan hal itu.
"Kok lo ngomong gitu sih?"
Anggi hanya menggelengkan kepalanya pelan dan menatap Aliya dengan tersenyum.
"Jangan di pikirin omongan gue barusan."
Aliya menatap Anggi dengan sebal dan Anggi hanya menampilkan senyuman lebarnya. "Udahlah, gue mau gangguin si Rini. Bisa-bisanya dia nolak ajakan gue cuman gara-gara mau nonton Upin&Ipin."
Lantas Anggi langsung mengambil handphone miliknya dari tas dan asik memainkannya.
Aliya hanya tersenyum melihat kelakuan Anggi. Dirinya juga ikut mengambil handphone miliknya yang tergeletak di meja dan melihat ruang percakapannya dengan Tama. Di sana tertulis pesan bahwa Aliya akan pergi dengan Anggi dan Tama menjawab dengan emoticon jempol. Dan pesan terakhir yang Aliya kirimkan sekitar lima belas menit yang lalu, di mana Aliya meminta Tama untuk menjemputnya, namun sampai sekarang belum juga di lihat oleh Tama.
"Centang dua kok. Kenapa belum dilihat juga ya?" Gumam Aliya sedikit merasa heran. "Ketiduran mungkin ah." Lanjutnya kemudian.
Aliya menyimpan handphone miliknya kedalam tas dan matanya langsung memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Dan benar saja apa kata Anggi bahwa di cafe itu penuh dengan pasangan kekasih dan tentu saja membuat iri. Sekarang Aliya merasakan apa yang Anggi rasakan barusan. Lalu dia menatap jam di pergelangan tangannya dan menatap Anggi yang masih asik dengan handphone nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhitama Saputra (END)
ChickLitTidak ada salahnya kan dengan jatuh cinta? Tidak ada yang melarang dan juga tidak ada undang-undang yang melarang atau mengharamkan jatuh cinta. Namun salahnya Aliya memilih jatuh cinta pada orang yang jelas-jelas tidak bisa diharapkan sama sekali. ...
