Pulang sekolah Daffin mampir sebentar ke cafe Bara untuk menemui Bagas. Namun dalam perjalanan, Daffin terpaksa berhenti di trotoar jalan karena ada seekor kucing yang hendak menyebrang.
Daffin turun dari sepeda motornya dan berlari untuk meraih tubuh si kucing yang lumayan berisi dengan bulu putih yang halus.
Sesekali Daffin menengok kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada kendaraan yang melaju ke hadapannya, barulah Daffin meraih tubuh si kucing.
"Lu kalo mo nyebrang tunggu lampunya merah," maki Daffin pada si kucing.
"Meong."
"Pasti lu kabur dari majikan lu yah?"
Si kucing hanya menatap ke arah Daffin dan sesekali menjilati lengan Daffin yang menggenggam tubuhnya.
"Rumah lu dimana dah?" Daffin duduk di atas sepeda motornya sembari mengusap lembut bulu halus si kucing.
"Dek, itu kucing abang," suara bariton tersebut menyambut pendengaran Daffin.
Daffin mendongak, menatap seorang lelaki di hadapannya, "Oh ni kucing punya abang," ujar Daffin sembari menyerahkan si kucing, "lain kali hati-hati bang, hampir aja tuh kucing nyebrang jalan sembarangan untuk jalannya sepi. Kalo rame? Ikhlasin aja ya bang."
Lelaki di hadapan Daffin terkekeh geli, "Iya, makasih sudah menolong kucing abang."
"Sama-sama, kalo gitu saya permisi bang," Daffin tersenyum, "mari bang."
"Tunggu, bisa ikut abang sebentar."
"Hah? Maaf bang saya buru-buru."
"Sebentar saja, sebagai ucapan terima kasih abang."
Daffin terdiam menimbang-nimbang, apakah ia ikut atau tidak. Hatinya mengatakan untuk ikut namun pikirannya menolak karena teringat kejadian beberapa hari lalu. Bagaimana jika lelaki di hadapannya ini salah satu sindikat penculikan seperti waktu itu? Hah kepala Daffin sakit memikirkan nya.
"Dek, dek."
"Eh? ah~ maaf bang lain kali aja. Saya lagi ada urusan."
Lelaki di hadapan Daffin tersenyum, "Ya sudah, hati-hati di jalan nya," ujar lelaki di hadapan Daffin sembari mengusak surai hitam Daffin.
Daffin hanya tersenyum canggung lalu memakai helm full face nya, "mari bang."
"Hati-hati dek."
.
.
.
.
.
."Tuan," ujar seorang bodyguard sembari menyerahkan selembar surat dengan tanda rumah sakit pada seorang pria dewasa. Bernama Saga.
"Bagaimana?" tanya Sean yang baru saja masuk kedalam sebuah ruangan.
(Ruang kerja)
"Dad akan menjemputnya," ucap Saga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daffin
Teen Fiction"Sebelah sini tuan." "Dobrak pintunya." . . . "Kenapa pintu kosan gua jadi kaya gini, anjir?" °°°°°°°°°° [No Copying !] ᕙ(⇀‸↼‶)ᕗ Hargai karya seseorangʕ·ᴥ·ʔ 📌Sorry for typo 📌Bahasa semi-baku 📌Terdapat kata-kata kasar Tindakan dan ucapan yang ka...