Daffin sudah menduga jika ujungnya akan seperti ini, sesekali ia menghela nafas lelah sekaligus dongkol.
"Bang, gua tau niat lu baik, tapi ini kebanyakan buat gua."
"Lu sama abang sendiri sesekali nurut napa Fin," ujar Bagas yang berhasil membuat suasana semakin panas.
Sekali lagi Daffin menarik nafasnya dalam, "Bang, gua kagak bisa."
"Bisa yu bisa."
"Diem anjing."
"Astaghfirullah Daffin, anak apa salah saya?"
Daffin tidak habis pikir dengan semua ini, bagaimana bisa dia memliki teman semacam binatang seperti Bagas, "lu Kristen tolol."
Bagas menggaruk tengkuknya sembari tersenyum tidak jelas, "Udah si lu tinggal iya in aja ribet bener dah."
"Buk_" ucapan Daffin terpotong karena seseorang tiba-tiba saja memeluknya erat dari belakang.
"Baby Daffin, kenapa makanannya gak di makan? Momy kan udah buat yang spesial buat baby nya momy," ucap seorang pria yang seumuran dengan Indra sembari mengusak surai Daffin gemas.
Daffin menelan salivanya kasar, dan menatap tajam ke arah Bagas. Tamat sudah riwayat hidup dan kebebasan Daffin di tangan lelaki yang sedang memeluknya.
"Bang bisa lepasin dulu gak? Gua kecekik ini."
"Maaf ya sayang, momy kangen sama kamu jadi kelepasan deh," dan sekarang pipi Daffin yang menjadi korban. "Kok kamu kurusan, pasti Dady gak ngurus kamu, ya?" ucapnya sembari melirik Indra dengan kilatan tajam.
"Bang lu balik dari Jepang jadi makin gila aja," Bagas bersuara di iringi kekehen.
Plak
"Minggir lu."
Bagas mendengus, gini bener punya abang serahim. Adek sendiri di buang adek orang di sayang, eh kagak deng Daffin kan anak tunggal, hm Bagas mah sabar ajalah. Tapi kenapa Bagas gak bisa bantah abangnya? Hah, Bagas lelah kawan menjadi pesuruh abangnya tapi tidak bisa berontak.
"Silahkan tuan," ujar Bagas dengan gestur seperti seorang pelayan.
Bara namanya, lelaki yang baru saja menghabiskan liburan secara cuma-cuma di Jepang hanya karena memiliki kekasih yang kelewat kaya, yang bingung harus menghabiskan uangnya yang sudah menumpuk tujuh turunan. Bukan Indra yang menjadi kekasih Bara.
Kekasih Bara bener-benar seorang wanita muda yang cantik dengan bentuk tubuh yang menawan, mereka juga baru saja bertunangan. Dan soal Bara yang menyebut dirinya momy itu hanya candaan karena di antara mereka berempat hanya Bara yang paling banyak bicara dan mengomel seperti ibuck-ibuck.
Bara mengusak gemas surai adiknya, "Ada perkembangan."
Bagas merotasi kan bola matanya malas dan duduk di samping Bara dan Indra.
"Jadi kenapa kamu gak makan, Daffin?"
"Bang oleh-olehnya mana?" tanya Daffin mencoba untuk mengalihkan pembicaraan mereka.
"Kagak ada oleh-oleh, sebelum tu makanan abis."
Daffin mendengus dan menyandarkan tubuhnya pada kursi, lalu mengeluarkan handphone di saku celananya. Total mengabaikan tatapan tidak suka dari Indra juga Bara bahkan Bagas pun ikut menatap sang sahabat.
"Daffin," panggil Indra.
"Hm."
"Daf_" kali ini suara Bara yang terdengar lamun terpotong karena Indra yang merebut handphone Daffin dan menimbulkan kegaduhan karena Indra bukan hanya mengambil secara paksa tapi juga membanting handphone milik Daffin ke lantai cafe hingga hancur.
![](https://img.wattpad.com/cover/230918708-288-k123900.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Daffin
Teen Fiction"Sebelah sini tuan." "Dobrak pintunya." . . . "Kenapa pintu kosan gua jadi kaya gini, anjir?" °°°°°°°°°° [No Copying !] ᕙ(⇀‸↼‶)ᕗ Hargai karya seseorangʕ·ᴥ·ʔ 📌Sorry for typo 📌Bahasa semi-baku 📌Terdapat kata-kata kasar Tindakan dan ucapan yang ka...