Di dalam kamar Daffin meringkuk menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh, lampu kamarnya mati sengaja Daffin sedang dalam mode ngambek, dia belum mandi malah asik bersembunyi di bawah selimut sembari bermain handphone, niatnya ingin mengadu pada Bagas tapi anak satu itu tidak kunjung online.
Sembari menunggu balasan dari Bagas, Daffin membuka aplikasi tiktek untuk menghilangkan jenuhnya, beberapa video berlalu tapi entah kenapa tiktek seolah mengerti suasana hati Daffin hingga yang muncul di beranda hanyalah quotes anak broken home, sadboy, yang mengundang bau bawang hingga membuat mata Daffin perih.
"Anjim ni tiktek ada masalah apa si sama gua bikin tambah ovt aja, jangan nangis Pin. Harus LAKIK Pin LAKIK," Daffin sedikit berteriak dan memukul pelan pipinya.
Kegiatan Daffin yang meng scroll tiktek terhenti begitu mendengar suara pintu kamar yang di buka.
"Dek abang udah kirim nomor rekeningnya, jangan lupa transfer."
Hah? Nomor rekening apaan? Perasaan gua gak open BO. PO goblok.
"Ngapain si dek di bungkus pake selimut mau hibernasi jadi beruang?" ujar Carel sembari menarik selimut yang menutupi tubuh Daffin lalu menghidupkan saklar lampu. Yup pelaku yang baru saja memasuki kamar Daffin adalah Carel.
"Belum mandi juga, jorok banget si dek, sana mandi dulu udah kaya anak ilang udah gitu bau kebo lagi."
"Yang penting masih ganteng."
"Dih ngaca sana, itu kaca segitu masih kurang?"
"Nyenyenye," malas Daffin dengan wajah yang di buat menyebalkan namun malah terkesan menggemaskan. Memang ya keturunan Bapak Saga produk premium semua.
"Mandi dek, bentar lagi Maghrib mau di marahin lagi kayak tadi?"
Tadi kapan, itu berbulan-bulan yang lalu:)
Bukannya bangkit Daffin malah kembali meringsut masuk ke dalam selimut, Carel yang melihat tingkah Daffin tersenyum kecil kemudian menepuk pelan gumpalan selimut yang di dalamnya terdapat sebuah kehidupan, jelasnya seorang manusia bernama Daffin.
"Ngambek ceritanya dek? Tunggu ya abang panggil om Saga sama Sean dulu," setelahnya Carel pergi dari kamar Daffin.
Begitu mendengar suara pintu tertutup Daffin membuka selimutnya sebatas dada kemudian bergumam, "Kok, gua jadi menyemenye gini anjir harusnya kan gua sangar, cool, keren, kalo ganteng mah udah jelas, anjay."
Daffin bangkit dari tempat tidurnya, berjalan ke depan cermin dan menatap pantulan dirinya di cermin.
"Gila si cakep banget dah lu," monolog Daffin di depan cermin sembari menyibakkan rambutnya, keningnya langsung mengkerut begitu menemukan sesuatu yang aneh.
"Dih dih berani-beraninya jerawat mampir di jidat mulus gua untung ketutup poni. Ini pasti gara-gara gua stres mikirin kelakuan si Sean yang bikin naik darah, tapi Alhamdulillah lah anemia gua jadi sembuh."
Setelah mengeluh dengan jerawat yang tiba-tiba muncul kini Daffin sedang merebahkan diri kembali di atas kasur king size nya.
"Enak juga tinggal di sini, kasurnya empuk mana luas lagi, piks harus bawa si Luna tidur di sini."
Ngomong-ngomong soal Luna, Daffin jadi kepikiran udah lama juga dia gak liat motor kesayangan nya itu. Jadi ke inget juga sama peraturan di rumah ini, di pikir-pikir gak adil juga peraturan yang di buat Dady nya kemarin, Daffin rasa ia harus kembali menegakkan keadilan sekaligus sedikit memberontak kali ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daffin
Novela Juvenil"Sebelah sini tuan." "Dobrak pintunya." . . . "Kenapa pintu kosan gua jadi kaya gini, anjir?" °°°°°°°°°° [No Copying !] ᕙ(⇀‸↼‶)ᕗ Hargai karya seseorangʕ·ᴥ·ʔ 📌Sorry for typo 📌Bahasa semi-baku 📌Terdapat kata-kata kasar Tindakan dan ucapan yang ka...