Griffin

672 106 7
                                    

Mereka pulang dengan membawa lima puluh ring, Zoe membagikan lima ring ke setiap temannya yang telah membantu. Senja sudah tiba, Jarak kota ke rumahnya bisa memakan waktu tiga jam dengan berjalan kaki, di cuaca dingin seperti ini mereka pasti pulang larut. Kedua temannya yang lain pulang dengan rute berbeda.

Langkahnya tersaruk membawa gerobak kosong, biasanya Krista akan meminta dia untuk membawa beberapa barang dari pasar tapi kali ini tidak.

Mereka melewati hutan gletser, saru-satunya jalan yang cukup dekat namun tentu jalannya cukup terjal dan berbatu, mereka bisa menemukan anak sungai yang airnya sangat dingin.

"Kenapa lewat sini?" Keluh Moblit dari belakang, ia memperhatikan sekitar.

"Ini akan mempersingkat waktu kita, kau pikir aku mau berlama-lama di cuaca dingin? Ini bahkan belum turun salju."

Zoe melingkupi kepalanya dengan syal yang ia bawa, walaupun sepatu mereka terbuat dari kulit, udara dingin tetap membuatnya mati rasa. Daun pohon yang kemerahan menutupi tanah, kabut mulai muncul.

"Tapi ini sudah hampir gelap, bahkan kita tidak membawa panah ataupun tombak bagaimana kalau ada mahluk itu?"

"Maksudmu Griffin?"

Zoe memegang erat pegangan rodanya karena ia akan melewati akar besar itu.

"Griffin itu hanya mitos, kalaupun ada, mahluk itu tidak mungkin muncul di musim dingin. Tolonglah tololmu jangan dipelihara."

Zoe menoleh tampak Moblit bertingkah ketakutan dia terus menengok ke segala arah kemudian berlari ke depan memegang pegangan roda bersama Zoe.

"Tenanglah, itulah akibatnya kalau kau membaca dongeng sebelum tidur. Hidungmu merah tau, pakai syalmu dengan benar."

Hembusan napas mereka mengepul, dingin semakin menusuk tulang. Mereka baru menempuh tiga puluh menit perjalanan, itu mungkin baru seperempat masuk ke dalam hutan. Zoe tidak mungkin kembali lagi walau jarak pandangnya mulai terbatas.

Tak ada angin berhembus, suara roda gerobak satu-satunya yang membuat Zoe percaya diri untuk terus maju. Ia berhenti sejenak karena perutnya mulai merajuk, ia mengeluarkan dua roti dari kantung yang diikat di pinggangnya.

"Nih, makanlah!!"

Moblit menerima itu kemudian menggigit rotinya yang alot, ia mengernyit. Apa ini karena dingin?

Ia melirik Zoe dari ujung matanya, tampaknya gadis itu sedikit menyesali masuk ke dalam hutan ini. Tapi mau bagaimana lagi, mereka tidak membawa apa-apa lagi selain uang. Moblit hanya bisa pasrah, walaupun Griffin memang mitos tapi entah kenapa Moblit selalu bisa merasakan kehadiran mahluk itu, dari mulai ternak yang selalu hilang, penumbalan, bahkan pemujaan yang dilakukan orang-orang. Bahkan pemujanya berdalih Griffin lah yang membuat tanah subur, Griffin lah yang berjasa menyingkirkan raja tidak berguna.

"Apa kau ingat? Kalau dulu Willis satu juga hilang dibawa Griffin?"

Zoe terus mengunyah lalu mengurut tenggorokannya yang serat. Ia membuka tutup botol lalu meminum airnya.

"Kau baca dongeng apa sih? Kubilang jangan menceritakan hal-hal seperti itu padaku. Pada Tuhan saja aku tidak percaya! Raja Willis satu bukannya sudah mati? jangan mengaitkannya dengan hal yang mustahil."

"Tapi mayatnya tidak ditemukan."

"Astaga si idiot ini, apa kau bahkan sudah lahir ketika Willis satu hilang? Yang kau dengar bisa jadi berita simpang siur."

Mulutnya seperti biasa tidak bisa terkontrol kalau merasakan sesuatu yang aneh.

Moblit idiot, membicarakan itu di tengah hutan seperti ini? Tolol!

EMPRESS REGNANT - LEVIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang