A Myth

470 82 19
                                    

"Tidak mungkin."

Zoe mundur ke belakang, syok melihat seseorang di depannya. Degup jantungnya berdetak lebih cepat ketika melihat sosok itu, dia tidak selayaknya manusia normal.

Dia seperti anak laki-laki berusia di bawah Zoe, memakai celana hitam lusuh tanpa atasan, tubuhnya ringkih dan penuh memar. Kantung matanya sangat hitam dan pipinya tirus, berambut hitam pendek. Anak itu memegang sebuah tali kuda miliknya, perlahan dari belakang Astrilde muncul menghampiri Zoe, kuda itu mendengus ke arahnya.

Zoe segera bangun dan memeluk leher Astrilde, mengusapnya. Tatapan masih tertuju pada anak itu yang tidak berkedip sama sekali, ia hanya memandang ke arah depan tanpa mengeluarkan suara.

"Hei, apa kau juga tersesat disini? Ngomong-ngomong terimakasih karena sudah menemukan Astrilde."

Anak itu mengabaikan perkataan Zoe, kali ini ia meliriknya dengan tatapan tajam sampai Zoe merasakan sesuatu supaya ia cepat pergi. Mungkin anak ini merasa terganggu dengan keberadaannya, ketika ia beranjak untuk pergi terdengar gumaman keluar dari bibir menggigil itu.

Zoe membalikkan badan kemudian berdiri dihadapannya.

"Kau mengatakan sesuatu? Ayo kita pulang, disini tempat berbahaya. Dan kenapa kau memiliki memar di sekujur tubuhmu?" Tanya Zoe prihatin, tatapannya menelusuri setiap inchi tubuh ringkih itu.

Zoe meraih tangannya, menyeretnya untuk segera pergi tapi anak itu tetap berdiri tegap kemudian mengatakan sesuatu lagi.

"Bisakah kau berbicara sedikit keras?"

Zoe mendekatkan telinganya, dia berbicara. Kening Zoe berkerut, ia mengernyit heran karena tak mengerti dengan bahasa yang diucapkannya.

"Aku tidak mengerti." Jelasnya.

Anak itu menatapnya dengan sendu, ia menunjuk ke arah bangkai rusa itu. Semakin di amati bulu kuduknya semakin berdiri, orang itu berjalan perlahan ke arah bangkai. Mau tak mau Zoe mengikutinya dari belakang, ketika dia menyentuh darah yang menggenang langkah Zoe terhenti. Ini tidak masuk akal.

Kesadarannya seakan-akan kembali, tidak mungkin di tengah hutan seperti ini ada orang terlantar atau hilang, karena ini bukan hutan rimba juga tidak terlalu menyeramkan jadi siapa saja pasti tau jalan keluar, langkanya penduduk ke hutan untuk berburu karena saat ini orang-orang sibuk beternak dan bertani. Lagipula hanya Zoe seorang yang tau daerah ini, dia belum pernah melihat siapapun yang tersesat ketika mencari kayu.

Zoe mengamati orang itu yang tengah menyentuh darah segar dengan kedua tangannya lalu mengisap telunjuknya yang penuh darah, ia sangat menikmati itu.

Pegangan tangan Zoe pada tali kekang Astrilde semakin kencang, anehnya lagi kuda itu sangat tenang sekarang.

Anak laki-laki itu menoleh ia menunjukan sesuatu, meskipun Zoe sangat takut melihat tatapan itu hatinya sedikit iba. Kasus manusia hutan memang bukan sekali atau dua kali ia dengar, beberapa ratus tahun yang lalu katanya manusia juga hidup berbaur  dengan alam liar.

Tangan kurus itu terus melambai, perlahan Zoe malangkahkan kakinya seraya menuntun Astrilde.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau mengecap darah itu."

Semakin dekat ke arah bangkai Zoe merasa mual, ia memegang perutnya yang bergejolak. Lalat sudah mengerubunginya, ia menutup hidung dengan kedua tangannya.

Anak itu menunjukan luka lebam diperutnya yang memudar, kemudian  ia mengecap lagi darah di tangannya yang lain. Zoe memperhatikan itu dengan lekat, tampak takjub ketika luka memar di bagian perutnya hilang seketika.

"K-kenapa bisa? Kau manusia atau bukan?" Ucapnya sambil bergidik.

"A-atau mungkin kau adalah mahluk yang berkabut hitam tadi? Kau yang membunuh rusa-rusa ini?"

EMPRESS REGNANT - LEVIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang