New Knight

394 58 5
                                    

Saat ini dia sudah masuk ke dalam istana, tapi tak sedikitpun tertarik untuk mengagumi keindahannya. Ia terus berjalan lurus di balik punggung kokoh Panglima Smitz.

Ia juga bisa merasakan tatapan dari setiap sudut, pandangannya terus menunduk melihat kakinya yang menapaki lantai granit.

Ia terus mengingat kenapa ia bisa terbangun di sebuah gua dikelilingi banyak orang, terlebih yang paling mencolok adalah orang yang di depannya ini. Ketika ia merasakan sesuatu yang aneh di tubuhnya pun sangat menakutkan, bisa-bisanya dia patuh pada orang asing, kepalanya bagian kanannya berdengung refleks satu tangan menyentuhnya.

Sementara Smitz mengajak seseorang masuk ke ruangannya, Elroy dituntun seorang pelayan untuk menunggu di ruangan lain yang berhadapan langsung dengan taman kecil di tengah-tengah bangunan, terdapat satu pohon rindang yang di kelilingi bunga, begitupula dengan air mancur di dekatnya.

"Silakan tunggu disini Tuan!" Ucap pelayan muda, ia pun berlalu setelah Elroy duduk di kursi.

Matanya menangkap keberadaan Marquis Braun jauh di depan, ia memberi hormat pada seseorang di dalam lorong. Tak lama keluar seseorang mengenakan kemeja sutra  ruffle dengan bordiran benang emas di vest hitam nya, juga memakai celana putih ditutup dengan sepatu kulit tinggi selutut.

Tentu Elroy baru melihat pakaian itu, pertanda tidak sembarangan orang memakainya. Ia terus memperhatikan orang yang diikuti beberapa dayang di belakangnya, semakin dekat ia bisa melihat topeng menutupi wajah bagian kirinya.

"Apa yang kau lakukan? Tundukan kepalamu dan bangun!!" Seru seorang pelayan yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya.

Klotak sepatu menggema, kini orang itu semakin dekat. Jantungnya berdegup kencang ketika orang itu berdiri tepat di hadapannya, sedangkan ia terus menunduk.

"Angkat kepalamu!" Pelayan itu berbisik lagi.

Perlahan ia menaikan kepalanya dari kaki sampai wajahnya yang menampakan ekspresi datar.

"Apa orang ini datang bersamamu Duke Braun?"

"Iya Yang Mulia, dia adalah salah satu prajurit terbaik Carthurberg."

Jadi, dia adalah raja? Satu-satunya orang yang harus aku taklukan?

Elroy kembali berpikir, kenapa Smitz meminta bantuannya sedangkan dia sendiri tidak memiliki kekuatan apapun untuk menaklukan raja. Bagaimana kalau ia menyerah dan memberitahu semua rencana kotor Smitz?

Apakah Smitz ingin menjadi pemberontak, ataukah ada tujuan lain?

"Apa ada yang ingin kau tanyakan? Kau terlihat kebingungan Tuan?" Tanya Zoe.

Elroy tetap seperti biasa menampakan wajah datarnya walau ada keberanian untuk bertanya. Tapi ia tau ini bukan saatnya, Smitz akan memposisikan dirinya dekat dengan raja. Itu yang ia tau dari percakapan Smitz dengan Mike selama di Carthurberg.

"Tidak Yang Mulia, saya hanya kagum melihat anda. Maafkan saya." Ucap Elroy dengan nada serius.

Untuk beberapa saat raja terpaku kemudian melanjutkan langkahnya lagi.

Pelayan yang dari tadi berada di belakangnya memberitahu kalau raja Willis II sebenarnya tidak menginginkan ada orang Carthurberg menginjak istana, tapi karena Smitz meyakinkannya ia jadi luluh.

Elroy hendak duduk kembali namun Smitz memanggilnya, mereka segera beranjak ke luar menuju gedung lainnya yang lumayan jauh dari istana utama, selama perjalanan Smitz mendapat banyak salam dari beberapa petinggi istana. Raut wajah Smitz terlihat ramah ketika menerima salam, bahkan senyumnya sangat lebar.

EMPRESS REGNANT - LEVIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang