Bordeaus Night

391 49 24
                                    

Sebelum pergi menemui Helena, Smitz memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah. Kini lebih ekstra karena ia tidak ingin mengecewakan salah seorang penggemar beratnya.

Seraya mengancingkan kemejanya ia berjalan menuruni beberapa tangga ke ruangan lain yang cukup gelap dan kedap, disana terdapat rak menempel sepanjang dinding sempit yang hanya muat satu orang, di setiap raknya berjejer wine-wine terbaik yang pernah ia miliki. Dan kini selain rak wine ada juga beberapa botol rum yang ia dapatkan dari Mathurian.

Pertama ia harus mengambil wine yang sudah berumur lima belas tahun, itu terdapat di rak paling atas. Kualitasnya memang tidak terlalu bagus tapi ia ingin membuktikan sesuatu pada Hanz. Barangkali ia harus segera melakukan apa yang menjadi tujuannya.

Tidak perlu naik pada kursi untuk mengambilnya, ia hanya berjinjit dan langsung bisa mendapatkannya. Ia menggenggam botol kaca itu keluar ruangan dan menguncinya kembali.

Di ruang tamu yang kecil seseorang sudah menunggu, dia adalah Lucia yang saat ini sudah bisa masuk ke dalam istana berkat pemilihan selir.
Wanita itu membuka tudung hitamnya, tampak rambut pendek berwarna jingga terang di ke gelapan.

"Kenapa kau memanggilku lagi, ini sangat berbahaya! Bukannya Elroy sudah ada di dekatmu?"

Smitz menaruh wine itu di depan Lucia, terlihat wanita itu sedikit panik. Tapi walaupun begitu, orang tidak akan mencurigai siapapun yang datang ke menara hitam. Karena semua yang memiliki kepenting harus datang menemui Smitz tanpa perantara, walaupun untuk hal sepele berdalih keamanan.

Beberapa saat yang lalu pun perwakilan dari daerah Rocoxo datang meminta persetujuan membuat parit berduri karena banyak sekali bandit yang mencuri ketika malam tiba.

"Tenanglah, ini seperti seorang selir harus diberi seorang pengawal. Jadi tidak akan ada yang mencurigaimu."

"Apakah betul seperti itu?"

"Ini Oriondale." Kekeh Smitz, mengerti kenapa Lucia bertindak berlebihan karena prosedur keamanan dua negara itu berbeda.

"Lalu apa sebenarnya yang kau inginkan? Apa kau tidak berpikir ini terlalu dini untuk melancarkan semua yang sudah kau rencanakan?"

"Lebih cepat lebih baik sebelum Hanz menyadari kekuatan sihirnya, itu akan sangat sulit kalau dia sadar kalau dalam darahnya mengalir darah seorang mage. Karena sebelum ini pun dia tidak mendapatkan pelajaran tentang sihir."

Smitz duduk berhadapan, seluruh ruangan di dominasi oleh auranya yang tenang namun berbahaya. Lucia menyentuh botol itu, tau peran apa yang harus ia lakukan.

"Rata-rata pembuat wine adalah orang-orang berpendidikan, tapi sommelier terbaik adalah hidung para penyihir. Aku masih tak menyukai orang-orang yang memiliki kekuatan supranatural seperti itu, mereka selalu mengubah apa yang tidak berwujud menjadi nyata, begitupula dengan serangannya yang sulit di prediksi. Itu yang aku alami ketika menaklukan negaramu."

Lucia mengendus botol wine itu sehingga terlihat sebuah percikan cahaya timbul setiap hidungnya menyentuh botol. Wanita itu mengeluarkan sebuah kantong dari dalam jubahnya, ia melonggarkan ikatan tali kantong itu lalu membukanya.

"Dan kau membutuhkan batu merah ini untuk menyerap semua kekuatannya? Kenapa harus pakai wine dan ini, Elroy bisa melakukannya."

"Wine akan lebih sering Hanz jamah daripada pria dingin itu, kau tau aku sedikit kecewa karena pewaris Griffin adalah laki-laki bukan perempuan. Tapi bagaimanapun aku berharap Elroy sedikit berguna kedepannya."

"Ada-ada saja, apa kau pun tak aneh dengan sikap Elroy? Kenapa dia tidak agresif padahal ada kekuatan besar di dalam tubuhnya."

"Itu karena Leonhart membelenggunya sampai kekuatan itu benar-benar dibutuhkan. Aku cukup senang karena pria itu tau kalau aku adalah tuannya, jadi dia selalu mengikuti perkataanku. Bahkan dia melapor terlalu sering tentang aktifitas Hanz." Kekehnya lagi. "Untuk saat ini aku butuh kekuatanmu, Luc-ia." Tatap Smitz meyakinkannya.

EMPRESS REGNANT - LEVIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang