Ressurection

450 62 35
                                    

Enam bulan berlalu selama itu Zoe mendapat banyak pelajaran, dari mulai pelajaran etika yang secara rahasia Marquiss Braun berikan, mempelajari berbagai urusan negara bersama Duke Farlan yang ternyata adalah juru tulis kerajaan, berinteraksi dengan selir dan wanita-wanita di harem yang mana itu adalah hal tersulit yang Zoe hadapi. Terlebih lagi Isabel selalu menuntutnya untuk bersentuhan, sejujurnya Zoe jijik melihat wanita itu terus menempel tapi kalau dia adalah kelemahan Duke Felman dia tidak akan berpikir panjang. Prioritasnya kini adalah menyingkirkan orang itu, Marquiss pernah berkata semakin orang itu leluasa melangkah akan semakin diinjak-injak juga kepala raja.

Terlebih lagi Felman terlalu banyak mengetahui kelemahan Hanz Willis seperti kondisi fisik Hanz yang kadang menurun drastis padahal kemampuannya hebat, lalu memanfaatkan perasaan Hanz pada Isabel. Bahkan ada kabar miring  bahwa Hanz akan mengangkat Isabel sebagai ratu, Zoe tak habis pikir dengan saudaranya itu.

Kini Zoe tengah bersantai di ruang kerjanya, ia merasa sesak karena pakaiannya yang bertumpuk, terlebih lagi Pierre membebat dadanya terlalu kencang. Ia membuka kancing vestnya satu persatu, sampai paru-parunya cukup mendapatkan oksigen.

Beberapa saat kemudian pintu di ketuk, Pierre masuk diikuti satu orang di belakangnya. Mereka mendekat, tatapan Pierre tampak kaget melihat raja membuka vestnya, dia melangkah mendekat untuk membenarkan namun Zoe mengibaskan tangannya.

"Tidak usah, aku hanya gerah."

"Maaf Yang Mulia, lain kali saya akan memilihkan bahan yang dingin."

"Dia siapa?" Tunjuk Zoe pada seorang wanita berambut hitam yang terus menunduk. Dia berpakain yang sama dengan Pierre namun sedikit lusuh.

"Yang Mulia, ini adalah pelayan yang melayani selir Louise. Dia pelayan dari Cathurberg sebelumnya, namanya Carla."

"Lalu untuk apa kau membawanya kesini?" Zoe menaikan satu alis kanan yang tertutup topengnya.

"Saya ingin meminta izin untuk pergi beberapa hari ke kastil. Ibu suri sudah memanggilku beberapa kali, jadi saya meminta Carla untuk menggantikan. Kebetulan selir Louise memiliki banyak pelayan."

Zoe berpikir dalam diam, itu berarti dia harus mengurus penampilannya sendirian. Tidak mungkin ia menunjukan tubuhnya di depan pelayan itu.

"Berapa hari kau akan pergi?"

"Dua hari Yang Mulia, ngomong-ngomong apa anda ingin menitipkan sesuatu?" Tanya Pierre dengan sopan.

Zoe bersandar pada kursinya, matanya kembali tertuju pada setumpuk dokumen di meja. Ia terdiam beberapa saat, mengingat apa yang harus ia titipkan pada ibu suri yang sampai saat ini ia tidak pernah tau wajahnya.

Menurut Marquiss Braun, Hanz selalu mengirimkan karangan berlian pada ibunya. Itu berupa buket bunga yang ditempeli batu permata, Hanz berpikir bahwa ibunya mengasingkan diri adalah karena dia. Kastil gothik  adalah tempat terburuk untuk seorang ibu dari raja, entah kenapa ibunya ingin pergi kesana untuk berdiam diri. Maka dari itu karangan berlian mungkin akan sedikit membuatnya tersenyum, kilauannya juga akan menyinari kastil yang gelap.

"Seperti biasa, bunga mawar dan berlian merah muda yang terakhir kali aku dapatkan dari Smitz."

Ucap Zoe dengan mata yang sibuk menelusuri setiap tulisan di buku.

"Itu adalah berlian yang dijuluk the spirit of the rose Yang Mulia, itu sangat langka bahkan butuh satu tahun untuk memotong master dan mengubah bentuk dengan mempertahankan warna merah jambunya."

Alih-alih Pierre yang menjawab, Carla menjelaskan dengan cara yang paling tidak sopan menurut Pierre. Kepala pelayan itu menegur Carla, membuat wanita itu mengerutkan tubuhnya.

EMPRESS REGNANT - LEVIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang