01. Destroyer shadow

50.9K 1.9K 190
                                    

Amsterdam, eropa barat | Belanda.

Terdengar suara pantofel yang saling beradu dengan lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdengar suara pantofel yang saling beradu dengan lantai. Suara itu kian terdengar lebih keras di iringi oleh sang pemilik sepatu yang tampak berlari mencari jalan keluar dari dalam labirin.

"Tuk tuk tuk~~" Lirih seorang pemuda berjalan pelan di belakang mengamati seorang perempuan yang sudah tegang setengah mati dengan degup jantung yang tak karuan begitu melihat dirinya dari kejauhan.

"Menjauhlah!" Pekik perempuan itu saat lelaki dengan hoodie hitam berjalan mendekatinya.

Pemuda yang memakai pakaian serba hitam serta tudung hoodie yang menutupi kepalanya mendekat membuat perempuan itu semakin gemetar.

Teresha mendekap erat buku-buku yang di pegangnya kemudian mundur perlahan-lahan.

"Apa yang kau inginkan?!" Bentak Teresha dengan napas yang memburu.

Lelaki itu memiringkan kepalanya sejenak kemudian kembali menegakkan kepalanya.

"Dirimu" Jawabnya dengan nada dingin serta aura kegelapan yang pekat.

"Ak––aku?!" Teresha tergagap. Lututnya lemas seketika mendengar jawaban iblis di hadapannya.

"Aku akan membuat sebuah penawaran" Sahut lelaki itu sedikit menyunggingkan senyum begitu melihat perempuan itu mengalihkan perhatian padanya.

"Apa?" Jawab Teresha cepat.

"Serahkan dirimu secara suka rela atau akan ku bawa kau secara paksa. Bagaimana penawaran yang bagus bukan?" Teresha bungkam dengan dada yang bergemuruh hebat. Air mata terus membasahi wajahnya di iringi isak tangis yg pilu.

"Berhentilah menangis" Desis Kenzie merasa jengah dengan kelakuan gadis di depannya.

"Me––mengapa harus aku?" Tanya Teresha.

"Karena kau miliku, cintaku dan gadisku" Jawab lelaki itu enteng dengan deretan kalimat yang tak pernah ia kira akan keluar begitu saja dari mulutnya.

Teresha merapatkan bibirnya, menggeram tertahan kemudian mengepalkan tangannya kuat.

"Kau gila!" Umpat Teresha dengan pandangan risih.

"Mengurung gadis kecilku dalam waktu 6 bulan bukan hal gila bukan? Lantas gila dari mana nya sayang.." Kenzie tersenyum tipis menatap wajah kekasihnya.

"Aku sangat baik karena sudah melepasmu dari jeratan besi itu, berterimakasih lah padaku" Lanjut Kenzie membuat Teresha hampir saja murka di tempat.

"Oh-Apa karena berbulan-bulan aku mengurung mu membuat mu lupa cara berterimakasih?" Tanya Kenzie.

Teresha menatapnya dengan datar kemudian mengacungkan jari tengahnya tepat di wajah Kenzie.

"Fuck you!"

Destroyer shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang