09. Destroyer shadow

10.4K 591 10
                                    

"Kemana gadis itu?" Desis Kenzie begitu sampai di tempat dimana ia meninggalkan Teresha.

"Kenzie ini kau?" Cowo itu menoleh menatap datar pada Chester yang sedang tertawa kecil.

"Ku kira kau pemburu" Ucap Chester usai menyelesaikan tawa nya.

Kenzie mengerutkan keningnya berfikir keras. "Pemburu?" Tanya Kenzie.

Chester menoleh cepat menatapnya, ia menaikan salah satu alisnya. "Kau tak tahu? Bahwa hutan di sini memang sering kali di pakai para pemburu untuk memburu hewan kecil berkaki empat maupun berkaki dua" Kata Chester seraya tersenyum aneh.

"Aku tahu.. Tapi sekarang bukan waktu mereka untuk memburu" Gumam Kenzie pelan lalu melenggang pergi saat melihat senyum ganjal dari Chester.

••

"Ku bunuh kau sialan!" Teriak pria dengan wajah sangarnya.

Teresha memejamkan matanya ketakutan. Ia berjongkok mengambil tanah coklat yang sudah mulai kering itu dengan pelan saat sang pemburu sedang tak melihatnya.

"Tertangkap!" Ujar salah satu pemburu yang membuat Teresha membeku sebentar.

Tampan sekali! Jerit nya dalam hati.

Teresha tersentak dari lamunannya kemudian melempar tanah yang di genggamnya ke wajah pemburu yang tadi ia bilang tampan.

Percuma tampan tapi pemburu manusia!

"Gadis sialan!" Umpat orang itu menundukkan kepalanya melepaskan Teresha dari kuncian lengannya.

Bibir mungil itu menganga kecil menatap pistol yg jatuh dari kantung sang pemburu. Teresha mengambilnya cepat menggunakan kesempatan itu sebaik mungkin.

"Berani mendekat padaku, ku bunuh kalian!" Jerit Teresha dengan mata ketakutan.

"Lempar bor jef" Titah salah satu pemburu di sertai seringai nya.

Teresha memundurkan langkah saat bor di nyalakan. Perlahan pemburu itu mengurangi jarak di antara mereka membuat Teresha menjerit ketakutan.

"S––siapa pun!" Teriak Teresha sesekali menoleh ke sekeliling.

"Sst.." Bisik pemburu itu pelan lalu mendekap tubuh gadis di depannya dengan erat.

Bor yang di pegang nya ia lempar asal lalu meraup wajah gadis itu kasar dan langsung menyeretnya ke arah jurang yang tak ada dasarnya.

"Jangan takut pada kematian.." Bisik pemburu itu lalu mendorong pelan tubuh Teresha agar menjauh darinya.

Mata Teresha membulat saat kepala pemburu itu terjatuh ke tanah dengan kepala yang menggelinding. Teresha mengalihkan pandangannya pada sosok lelaki yang berada di depannya.

"Kenzie!" Seru Teresha di saat bersamaan dengan suara tembakan.

Kenzie yang kini sedang memegang katana tampak menyeringai sinis. Ia melirik ke belakang. Oh ada satu pemburu lagi rupanya.

"Jangan mendekat atau aku akan membunuhmu!" Seru pemburu yang satunya menodongkan senjata satu-satunya yang ia miliki. Pistol.

Kenzie memutar wajahnya kebelakang seraya menyeringai tipis. Matanya mengerling dan terus berjalan mendekati pemburu itu.

"Hm.. Apa kau melihat ada kepedulian di wajahku?" Tanya Kenzie seraya menepis kasar pistol milik pemburu itu hingga terlempar cukup jauh.

Pemburu itu nampak panik. Sungguh harusnya tadi ia melarikan diri! Ia menyesal telah berbuat nekat seperti tadi sekarang.

"Ada apa? Aku tak akan menyakitimu" Ujar Kenzie menodongkan katana miliknya pada leher si pemburu.

"Hanya membunuhmu saja si.." Kata Kenzie tanpa beban sama sekali dan langsung menarik rambut sang pemburu dengan kasar lalu menebas kepala miliknya hingga terpisah dari tubuhnya.

Teresha terdiam seraya menyipitkan matanya. Ia merasa dejavu.

"Apa perasaan ku saja ya?" Gumam perempuan itu.

••

Setelah kejadian dimana Kenzie menghabisi kedua pemburu tadi kini mereka sedang menenggelamkan dirinya pada kolam renang yang tersedia di dalam Penthouse milik lelaki itu.

Kenzie mengusap wajahnya seraya menyugar rambut basahnya ke belakang dan sesekali mencuri pandang kepada Teresha yang kini tampak menikmati kegiatan malam harinya.

"Wohoo.. Kenzie kau baik?" Ucap seseorang yg baru saja datang dengan nada so akrab.

Kenzie menenggelamkan dirinya kembali seraya memejamkan matanya ingin mendinginkan kepalanya dengan cara berendam sejenak.

"Kau ingat padaku kan kenzie?" Tanya orang tadi dengan nada jahilnya terus mengamati Kenzie yang masih tampak enggan melihat ke arahnya.

"Dasar kau sepupu yg paling tidak tahu diri!" Maki pria itu yang mulai merasa jengah. Sudah selama satu jam tapi Kenzie masih saja terus menenggelamkan dirinya di dalam dasar kolam.

Teresha mulai khawatir sendiri. Ia kalut saat Kenzie tampak bergeming di tempatnya. Tak bergerak sedikitpun.

"Wah siapa wanita cantik ini?" Sial. Dirinya baru sadar bahwa ada orang lain di sekitarnya setelah gadis yang ia tidak ketahui namanya ikut menceburkan dirinya menarik Kenzie susah payah untuk menghirup udara walau sejenak.

Bukannya naik ke atas daratan, Kenzie justru melingkarkan tangan kekar miliknya pada pinggang gadisnya lalu menarik tubuh milik Teresha secara tiba-tiba membuat perempuan itu tersentak kaget.

Kenzie menarik dirinya dan Teresha ke atas permukaan membuat perempuan itu terbatuk-batuk seraya menghirup udara dengan rakus.

"Kau ingin membunuhku?!" Tanya Teresha dengan wajah nya yang memerah usai terbatuk-batuk tersedak air kolam.

Kenzie menundukkan kepalanya dan kembali menarik gadisnya untuk terus berada di pelukannya.

"Tidak akan pernah" Ujar Kenzie menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher milik Teresha.

"Ekhem. Cek, cek. Edward masih di sini di mohon pengertiannya!" Tegur Edward––Lelaki yang sejak tadi berbicara tetapi tak di tanggapi sama sekali.

Kenzie hanya terdiam dan terus menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher gadisnya. Tangannya semakin mengeratkan pelukan mereka membuat mata Kenzie terpejam.

"Lepas Kenzie!" Titah Teresha berusaha mendorong dada bidang milik pria itu.

Kenzie menggelengkan kepalanya tidak mau membuat Teresha semakin memberontak dalam pelukan nya.

"Ya sudah lebih baik aku pergi saja dari sini" Pamit Edward yang dengan sengaja menghentakkan kakinya lebih keras agar sepasang kekasih itu mengetahui keberadaan nya.

Kenzie melepaskan pelukan miliknya secara paksa. Alisnya mengerut dengan mata yang memandang Teresha tajam.

"Jika dia datang kembali untuk menemuiku esok hari pergilah dan jangan tampakan dirimu padanya!" Titah Kenzie dengan tegas.

Teresha mengerutkan keningnya tak mengerti. Apa maksud pria ini. "Apa?" Tanya Teresha bingung.

Kenzie mendengus seraya membuang mukanya. "Aku tidak suka cara dia memandang dan memujimu seperti tadi" Ucap Kenzie dan berlalu begitu saja dengan kemeja warna hitam yang masih melekat di tubuhnya yang basah.

"Aku tak mengerti apa maksudnya itu" Gumam Teresha yang terus saja memandangi tubuh tegap milik Kenzie yang mulai mengecil termakan oleh jarak.

••

Kangen ga?

Akhirnya setelah sekian lama ga update hari ini akhirnya update jg ya. Buat yg nunggu-nunggu nih kalo aja ada yg nungguin kan? Yailah pede aja dulu.

Destroyer shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang