04. Destroyer shadow

19K 1.1K 93
                                    

"Kau sangat cantik" Arrion menatap nya dengan mata berbinar kagum menatap lamat wajah cantik gadis di depannya.

Teresha mengerjapkan matanya pelan kemudian meneliti sekitar. Matanya membola begitu bersitubruk pandang dengan Arrion.

"Apa yang kau lakukan?!" Tanya Teresha mencoba melepaskan besi yang mengikat seluruh tubuhnya agar tak dapat bergerak bebas.

Teresha memberontak hingga tangan dan kakinya memerah membuat senyum remeh Arrion mengembang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teresha memberontak hingga tangan dan kakinya memerah membuat senyum remeh Arrion mengembang.

"Hm.. Lakukan lah hal seperti itu sampai tangan mu putus. Lebih baik mati bunuh diri dari pada mati di tangan orang lain" Ucap Arrion mengamati setiap pergerakan Teresha.

Teresha tertegun sejenak. Ia menghentikan pergerakannya, matanya menelusuri setiap sudut ruangan di sekitarnya.

"Ini dimana?" Tanya nya pelan.

Arrion melirik nya sekilas kemudian menghisap batang rokok miliknya sebelum menjawab pertanyaan dari gadis itu. "Kau fikir kita dimana? Neraka?" Tanya Arrion kembali tak mengindahkan pertanyaan dari Teresha.

"Aku bertanya!" Ujar Teresha menatap nya datar.

"Ini dimana ya.." Ucap Arrion memelankan suaranya hampir berbisik.

"Kau tak perlu tahu karena sebentar lagi kau akan mati. Jadi untuk apa tahu kehidupan di dunia ini lagi? Tak penting bagi calon mayat seperti mu" Jawab Arrion setelah membuang putung rokoknya asal.

Teresha berdecih seraya memutar bola matanya malas membuat Arrion bangkit dari duduknya.

"Beraninya kau memberikan ekspresi itu padaku!" Bentak Arrion menarik rambut Teresha kuat.

Teresha menatapnya sedih. Ia menghembuskan nafasnya kasar lalu menghempaskan kepala perempuan itu ke bawah.

"Kau ini siapa? Kenapa mirip sekali dengan Kenzie.." Lirih Teresha mengamati wajah Arrion dari jarak yang cukup dekat.

"Tak penting kau tahu siapa aku! Apa itu penting bagimu?!" Tanya Arrion meninggikan suaranya.

Teresha menunduk menatap besi yang mengikat tangannya. "Bisa kau lepaskan ini? Ini sangat sakit" Pinta Teresha meringis kecil begitu tangannya tergesek oleh besi itu karena pergerakannya.

Arrion menatapnya sejenak kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Teresha dalam keheningan.

••

Arrion berdiri di atas pembatas balkon seraya meminum segelas whiskey. Ia mendongak menatap langit malam yg cerah meski tanpa adanya bintang-bintang.

Pria itu kembali menyesap minuman nya secara perlahan menikmati sensasi yg mengalir pada tenggorokannya.

Ia menaruh gelas yang sudah kosong lalu turun dari balkon dan berjalan menghampiri ruangan pribadi miliknya.

"Ku rasa ini cukup" Gumam Arrion pelan menatap besi panas yang masih berwarna kemerahan. Pria itu kembali menyodorkan ujung besi di genggaman nya pada api yang sedang membara besar.

Destroyer shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang