21. Destroyer shadow

7.9K 540 154
                                    

"A-akh sakit Kenzie.." Lirih Teresha dengan tangan yg masing-masing terikat dengan borgol.

Sengatan listrik kembali ia dapatkan ketika alat stun gun dengan kekuatan tinggi mengenai kulitnya. Tubuhnya melemas. Hidungnya terus mengeluarkan cairan berwarna merah kental.

Kenzie melempar alat stun gun miliknya dan beralih mengambil sebuah gunting rumput serta lakban hitam.

Kakinya berjalan mendekati wanitanya yg kini terkulai lemas di atas kursi. Ia membungkam paksa bibir mungil yg secara terus-menerus mengeluarkan isak tangis dengan lakban. Tangannya mengambil sejumput rambut panjang yg dikepang oleh dirinya, mengangkat nya tinggi hingga kini terpampang lah punggung mulus yg di lapisi oleh pakaian tidur Teresha.

Dengan kasar Kenzie merobek pakaian tidur itu dengan gunting rumput yg di bawanya. Meninggalkan goresan besar dan panjang di kulit putih mulus Teresha. Kaki Teresha bergetar hebat merasakan adanya aliran seperti air yg bercucuran ke lantai melewati celana dalamnya.

"Mmffkn ffku mmhknze.." Ujar Teresha dengan mulut terlakban mencoba menggapai kedua tangan Kenzie yg sedang sibuk merobek celana dalamnya.

Kenzie tersenyum puas melihat keadaan Teresha yg kini telanjang bulat di hadapannya. Tangannya dengan nakal meremas bagian daerah sensitif perempuan itu. Mengelus gundukan serta memilin putih merah muda yg merekah dan mengacung tinggi itu.

"Mmpphh-" Teresha menggelengkan kepalanya dengan tubuh meronta-ronta. Kakinya menendang ke segala arah mencoba menghentikan kegiatan yg sedang di lakukan oleh bajingan di depannya ini.

"Ada apa hm? Ingin lebih dari ini?" Tanya Kenzie menyeringai nakal mengusap peluh keringat yg membasahi dahi wanitanya.

Jari Kenzie terjulur mengusap darah yg keluar dari hidung Teresha. Ia tersenyum tipis dan mengulum jarinya serta mencecap darah manis milik Teresha dengan lidahnya.

Teresha menggelengkan kepalanya ketika Kenzie mengangkat pisau kecilnya dan menggoreskan nya dari perut turun sampai ke paha membuat aliran darah menjadi deras satu sama lain.

Mata wanita itu mulai berkunang-kunang dengan nafas yg tersendat-sendat. Ia menepis kasar pisau tersebut hingga mengenai punggung tangannya. Tangannya kembali mengeluarkan darah membuat Kenzie tertawa kecil melihatnya.

Kenzie mengambil punggung tangan wanitanya, mengusapnya pelan setelah itu mengecup dan menjilatinya. Pisau kecil miliknya ia goreskan kembali pada punggung tangan milik wanitanya. Menekannya pelan sehingga semakin dalam dan semakin mengeluarkan banyak cairan berwarna merah kental.

Kakinya menendang tulang kering Teresha yg sejak tadi tidak berhenti bergerak menendangnya. Ia menggeram kesal dan dalam sekali hentakan pisau itu sudah tertancap di sana. Tangis Teresha semakin mengeras merasakan sakit yg teramat sangat di seluruh tubuhnya. Rasanya ia akan memilih mati saja dari pada harus di siksa terlebih dahulu seperti ini.

"Ini belum cukup untuk membuktikan bahwa aku sebedebah itu?" Tanya Kenzie dengan senyum miring nya.

"Hm? Apa sayangku? Sudah cukup atau belum?" Ujar Kenzie dengan tampang polosnya setelah melihat anggukan cukup dari wanitanya.

"Hei! Kau itu bisu ya? Jawab aku yg benar! Dasar bodoh!" Kenzie menampar pipi Teresha dengan geram membuat wanita itu menoleh akibat tamparan kerasnya.

"Sshudh" Jawab Teresha pelan. Kepalanya menunduk tidak berani menatap mata Kenzie yg terang-terangan menatap ke aset berharganya.

Kenzie mengelus vagina itu pelan lalu menepuknya membuat Teresha mendesis seketika.

"Katakan dengan jelas. Sudah atau belum?" Ucap Kenzie dengan nada datarnya.

Teresha terdiam. Matanya melirik pisau kecil milik Kenzie yg tergeletak di samping kursinya.

Destroyer shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang