13. Destroyer shadow

7.6K 489 28
                                    

"Aish.. Bodoh!" Umpat Teresha merasa kaki nya yang berdenyut sakit setelah menendang pintu kamarnya.

Hari sudah malam dan dirinya masih terjebak di dalam sini. Para maid pun tidak ingin membantunya karena larangan dari Kenzie yang membuat mereka semua takut.

Edward menghisap rokok yang berada di tangannya seraya menyenderkan tubuhnya pada dinding menatap pintu berwarna putih polos yang sedari tadi tertutup.

"Kau dengar ini bodoh! Aku membencimu Kenzie! Kyaaaa!" Teresha mundur dan berlari langsung ke arah pintu.

"Sialan. Sakit sekali.." Gumam Teresha yang kini terjatuh dengan tangan yang memegang sebelah kakinya yang terasa semakin sakit setelah menendang pintu kamarnya yang berwarna putih polos.

Teresha berdiri dengan mata yang memandang tajam pintu di depannya. Kakinya melangkah mundur ke belakang dan berlari hingga..

Cklek.

"AAAA!" Jerit wanita itu dengan memejamkan mata dan merasakan tubuhnya melayang detik itu juga.

Detik demi detik berlalu dan wanita itu masih saja belum membuka matanya. Hingga Teresha membuka matanya dengan kening yang mengernyit heran merasa aneh dengan keadaan yang hanya di isi oleh keheningan.

"K––kenzie?!" Ujar Teresha tersentak kaget dengan wajah Kenzie yang kini berada di depannya dengan jarak yang sangat dekat hingga kini hidung mereka saling bersentuhan.

"Mau mencoba mendobrak pintu itu huh?" Bisik Kenzie pelan dengan mata yang tertuju pada leher jenjang gadisnya yang sedikit berkeringat.

Teresha mengigit bibir bawah nya kuat ketika Kenzie menjilati cuping telinganya dengan sensual.

Suara pintu yang tertutup dan di kunci seakan menyadarkan wanita itu dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Hentikan.." Ucap Teresha pelan mendorong pelan dada bidang milik pria itu.

Kenzie mengecup hasil kissmark yang di buatnya lalu ciuman itu turun hingga ke bahu Teresha. Tangan nya yang berotot itu perlahan menurunkan baju lengan pendek milik wanitanya.

Pria itu melilitkan kaki Teresha dengan pinggang miliknya lalu menggendong wanita itu kearah ranjang tanpa melepaskan ciuman pada payudara milik Teresha.

"Mmph.." Teresha mendongakkan kepalanya dengan kedua tangan yang membungkam bibirnya.

Cup.

Cup.

Cup.

Kenzie mencium berkali-kali pipi Teresha membuat wanita itu merasakan wajahnya kian memanas.

Pria itu meletakkannya pelan di atas ranjang besarnya kemudian membuka celana bahannya hingga kini hanya menyisakan boxer saja.

Melihat itu sontak saja membuat Teresha melotot kaget. Kenzie sangat..

HOT!!!!!

"Hm.. Ada yang aneh?" Gumam Teresha pelan menatap lekat pada gundukan yang menonjol di tengah kedua paha pria itu.

Tentu saja di tatap seperti itu oleh wanita nya membuat Kenzie semakin mengeras. Ah sial..

"Apa yang aneh?" Tanya Kenzie yang hampir seperti suara bisikan.

Teresha melirik Kenzie sesaat dan kembali menatap gundukan yang sejak tadi membuatnya bingung. "Itu apa? Mengapa menonjol?" Tanya Teresha dengan tubuh yang mencondong ke depan.

Tangan wanita itu terulur menyentuh sesuatu yang membuat nya penasaran. Dan tentu saja ketika Kenzie merasakan tangan mungil itu berada di titik sensitif dirinya ia menggeram tertahan dengan mata yang terpejam.

"Aku tidak tahan lagi!" Sentak Kenzie menepis kasar tangan Teresha yang sejak tadi mengelus-elus miliknya.

Kenzie kembali menindih tubuh Teresha dan langsung mengulum puting tegak berwarna merah muda itu.

Tangan Kenzie terjulur membuka laci nakas dan mengambil sesuatu yg ia butuhkan.

Teresha seketika tersentak dan memberontak ketika Kenzie mulai mengikat kedua tangannya dengan tali.

Kenzie tersenyum puas melihatnya lalu berdiri menjauhkan dirinya dari wanita itu.

"Apa yang kau lakukan padaku Kenzie?" Tanya Teresha seperti orang linglung.

Kenzie menatap nya datar lalu mengapit kedua pipi Teresha kasar dan mencengkeram nya kuat seakan ingin rahang wanita nya hancur sekarang juga.

Teresha memutar otaknya dengan mata yang berkeliaran menatap ke sekeliling ruangan. Seketika ide brilian datang dan membuatnya tanpa pikir panjang langsung menendang perut Kenzie kuat dengan kedua kakinya.

Kenzie memejamkan mata dengan tangan yang mengepal erat. Matanya terbuka, memandang tajam wanita di depannya yg kini tampak gemetar ketakutan.

"J-jangan!" Cegah Teresha ketika mata Kenzie kini tertuju pada gesper milik pria itu yang tergeletak di atas lantai.

Kenzie yang melihat ketakutan itu semakin tersenyum sinis melihatnya. Tangannya terjulur mengambil gesper miliknya lalu mengulum senyum mematikannya seraya mengelus-elus gesper hitam yang kini berada pada genggamannya.

"Ku rasa kau harus mencoba sesuatu yang baru.. Contohnya seperti ini!" Ujar Kenzie antusias tersenyum smirk seraya melangkah mendekati wanitanya dengan gesper yang ia letakan di belakang punggungnya.

"Kau siap?" Tanya Kenzie yang tentu saja di balas gelengan oleh wanita itu.

"Yah kau tidak siap ya?" Ucap Kenzie dengan nada yang pura-pura kecewa dengan jawaban dari wanitanya.

"Tapi aku siap.." Lanjut Kenzie tersenyum miring kemudian..

Splash!

"Akh.. Sakit Kenzie!" Pekik Teresha ketika gesper itu melayang pada kedua paha nya.

"Hm? Sakit?" Ujar Kenzie memiringkan wajahnya dan tersenyum tidak simetris seperti orang mengejek.

"Ku tambah ya!" Seru pria itu dengan nada suara seperti anak kecil.

Splash!

Splash!

Splash!

Splash!

Teresha memejamkan matanya merasa bahwa kini kedua paha dan betisnya seakan mati rasa. Bekas merah yang berbentuk panjang ada dimana-mana membuatnya kembali menangis histeris.

"Ada apa Kenzie? Mengapa kau memukul ku? Apa salahku?" Tanya Teresha pelan menatap kedua bola mata manik pria itu yg berwarna hitam kecoklatan.

Kenzie menyengir kecil dan berjalan menghampiri wanitanya. Di usapnya surai rambut panjang berwarna keemasan milik Teresha lalu mengumpulkan semua rambut panjang itu dalam satu genggaman tangan.

"Kau ingin tahu apa salahmu?" Bisik Kenzie pelan.

Teresha mengangguk pelan sebagai jawaban membuat senyum mematikan tersungging di wajah pria itu.

"Aku benci di saat kau menarik perhatian pria lain sayang.." Geram Kenzie dan langsung menarik seluruh rambut yang berada di genggamannya dalam sekali sentakan membuat Wanita itu seketika mendongak dengan wajah terkejut.

"M-maksudmu?"

"Edward. Pria itu hendak membuka pintu kamar milikmu karena kau berbuat gaduh di dalam kamarmu.. Kau menarik perhatiannya untuk melihat apa yang terjadi. Aku benci itu!" Tekan Kenzie dengan mata yang berkilat tajam.

Teresha meneguk salivanya susah payah. Oh Tuhan bagaimana bisa ia menjelaskan semua ini kepada Kenzie sedangkan dirinya saja tidak tahu bahwa sudah menarik perhatian Edward yang berada di luar sana..

Matilah aku!

••

Hari ini aku double up, tungguin nanti malam oke.. Kalo ga lupa ya aku up wkwk.

Destroyer shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang