17. Destroyer shadow

6.9K 454 50
                                    

Teresha mengerjapkan matanya pelan. Mulutnya meringis kecil merasakan sesuatu yg teramat sakit di bawah sana. Dahinya mengernyit menyentuh pelan perutnya yg seperti bekas goresan.

Wanita itu menyibak selimut serta sweater oversize yg di kenakan olehnya. Seketika mata yg berwarna biru laut itu membulat kaget.

"I–ini.." Gumam Teresha pelan dengan mata yg memandang lurus ke depan.

"Sakit sekali!!" Jerit Teresha tiba-tiba membuat Kenzie yg sedang tertidur di sebelahnya menggeram kecil.

"Sst.. Jangan berisik sayang!" Peringat Kenzie yg kini terduduk dengan telanjang dada. Ia melirik wanitanya yg kini menangis tersedu-sedu seperti korban pemerkosaan.

"Apa yg kau tangisi? Itu hanya luka kecil saja!" Ujar Kenzie kesal. Ia menghembuskan nafasnya kasar seraya memalingkan wajah.

Kenzie beranjak dari kasur, berjalan ke arah pintu dan keluar membuat bibir Teresha tertarik ke bawah.

Tak lama setelah itu Kenzie kembali membawakan sekotak p3k dengan tubuh yg masih bertelanjang dada.

Pria itu membuka kotak p3k tersebut dan langsung mengeluarkan kasa serta betadine untuk mengobati luka yg di buat olehnya.

Kenzie merentangkan kedua tangannya membuat Teresha langsung bergeser pelan dan menjatuhkan dirinya pada dekapan Kenzie.

"Coba ku lihat.." Ujar Kenzie perlahan menyingkap sweater oversize wanitanya.

Kenzie mengusap pelan luka tersebut seraya tersenyum miring melihat Teresha yg meringis kesakitan seraya memejamkan mata.

"Sakit Kenzie!!" Pekik Teresha seraya mencengkram kuat seprai. Menyalurkan rasa sakitnya melewati itu.

"Sakit?" Tanya Kenzie remeh semakin menekan kuat luka tersebut hingga kembali mengeluarkan banyak darah.

Kenzie menyeringai melihat itu. Kepalanya menunduk mendorong pelan tubuh wanitanya hingga perempuan itu kini telentang di atas ranjang.

Teresha menggeliat bak cacing ketika lidah Kenzie bermain-main pada lukanya.

Kenzie menjilat, mencecap dan tak lupa menelan saliva nya yg kini tercampur darah segar milik Teresha. Ia tersenyum senang melihat wanitanya kini kesakitan.

Tangan kekarnya perlahan turun mengusap salah satu paha yg kemarin tertusuk anak busur panah miliknya. Di tekannya lagi luka itu yg kali ini benar-benar membuat Teresha dengan reflek menendang kepala Kenzie yg sedang menghisap darah yg keluar dari pahanya.

Kenzie mengerang. Matanya berkilat marah. "Sial!" Umpat Kenzie pelan.

Teresha menghela nafasnya panjang. Merasa lega sekaligus ketakutan ketika pria itu kembali mendekati dirinya dengan sebuah lemon yg entah kapan berada di genggamannya.

Kenzie tertawa pelan melihat tubuh wanitanya menegang hebat. Ia menyentuh pundak Teresha lalu meremas nya pelan.

"Arghh!" Teriak Wanita itu keras saat air lemon itu kini mulai membasahi lukanya yg masih basah.

Teresha mengigit bibir bawahnya kuat dengan mata yg terpejam. Sakit sekali. Rasanya sangat perih sehingga ia tak dapat mengeluarkan air matanya, hanya rasa sakit yg kini justru semakin menggerogoti lukanya.

Kenzie mengusap pelan luka yg kini menganga lebar. Ia tersenyum kecil, mencubit paha serta perut Teresha yg kini mengeluarkan banyak darah.

Kesadaran wanita itu kian menipis di saat Kenzie kini justru mengigit kuat luka miliknya. Teresha mengerutkan alisnya, kepalanya terasa berat hingga kini kegelapan menyapanya.

••

"Apa yg kau lakukan?" Tanya Kenzie menatap Chester yg kini duduk bersila dengan lilin di hadapannya.

Barrie menghela nafasnya pelan seraya menggelengkan kepalanya. Ia memalingkan wajahnya merasa enggan melihat satu orang bodoh yg kini memejamkan matanya dengan mulut komat-kamit.

"Sedang mencari uang!" Sahut Chester membuka matanya menatap Kenzie dengan berbinar senang.

Kenzie menatap Chester datar. Ia mendudukan dirinya di bawah tepat di samping Chester yg kini menatapnya lapar membuatnya bergidik ngeri.

"Tumbal.." Lirih Chester menelan salivanya.

Barrie meminum secangkir teh yg berada di depannya melirik Kenzie yg kini berada tepat di hadapan Chester.

"Apa yg akan kau lakukan padaku?" Tanya Kenzie tersentak kecil saat Chester kini mengeluarkan korek apinya dan menyalakan lilin.

Chester berdiri dan berlari mematikan lampu ruang tengah hingga Barrie yg tengah mengerjakan sesuatu di laptop mendengus dingin.

"Aku ingin kau mencari nafkah" Ucap Chester santai membuat mata Barrie terbelalak sempurna.

Chester menyeringai licik. Menarik Kenzie yg hendak berdiri hingga terduduk kembali.

"Aku sudah mempunyai banyak uang, untuk apa mencari nafkah?" Ucap Kenzie sombong.

"Uang ini untukku bukan untukmu. Kepedean" Cibir Chester dan kembali memejamkan matanya.

Bermenit-menit berlalu dan Chester masih memejamkan matanya begitupula dengan Barrie yg kini melirik kearahnya.

Seketika mata Barrie melotot kecil menatap Chester tak percaya. Tubuh pria kekar dan berotot tersebut berdiri melangkah mendekati Chester dengan pandangan yg sulit di artikan.

Barrie memukul kepala Chester kuat membuat si empu membuka matanya. Chester melotot seketika melihat apa yg berada di hadapannya

"B-bagaiman cara mengembalikan Kenzie menjadi seorang manusia?" Ujar Chester gemetar sekaligus panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"B-bagaiman cara mengembalikan Kenzie menjadi seorang manusia?" Ujar Chester gemetar sekaligus panik.

"Oh ya ampun.. Habislah kau!" Ucap Barrie pelan dengan pandangan mata datar dan bibir yg terlipat ke dalam.

••

Untuk cerita ini jangan terlalu tegang banget ya soalnya author ga suka yg tegang-tegang.. Rilex karena salah satu tokoh di cerita Kenzie ada orang bodohnya wkwk.

Mau Next kapan?

Destroyer shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang