19. Destroyer shadow

7.2K 440 49
                                    

"Sial! Kukira kau benar-benar menjadi seekor babi Kenzie.. Aku panik! Serius!" Ujar Chester yg kini sibuk mengikutinya dari belakang dengan tangan yg membawa sebuah boneka babi.

Barrie berdecak malas melihat Kenzie yg tak acuh. Dirinya juga merasa panik saat melihat adanya boneka babi di depan lilin yg sudah di nyalakan. Ia pikir Chester berhasil merapalkan doa-doa miliknya untuk menjadikan Kenzie seekor babi. Bodoh sekali dirinya.

"Kalian saja yg bodoh. Bagaimana bisa doa-doa yg kau rapalkan secara asal itu berhasil mengubah seseorang menjadi sebuah babi?" Tanya Kenzie memutar tubuhnya menatap datar Chester yg cengengesan sedangkan Barrie hanya dapat berdecak sinis melihatnya.

"Aku penasaran bagaimana cara kau menaruh seekor boneka babi di depan ku tanpa ku sadari!" Seru Chester antusias.

Kenzie menaikan salah satu alisnya memutar bola matanya malas. "Aku ini pintar sedangkan kau itu bodoh. Pendengaran mu kurang tajam!" Ujar Kenzie frontal.

Chester mengigit pipi bagian dalamnya gemas. Dasar bedebah ini!

"Aishh.. Ya sudah jika kau tak ingin memberitahuku bagaimana caranya. Dasar pria pelit!" Ejek Chester menjulurkan lidahnya dan menarik secara paksa Barrie yg masih menampilkan wajah datarnya.

Kenzie menatap punggung Chester dengan datar hingga menghilang dari pandangannya. Ia memasuki ruangannya. Matanya menerawang ke langit-langit atap kantor.

"Cih! Hanya orang bodoh yg bermain hal seperti ini" Batin Kenzie pada saat malam itu.

Kenzie melirik Chester yg tengah memejamkan matanya dengan mulut komat-kamit. Seketika sebuah ide terlintas di otaknya. Pria itu bangkit perlahan memundurkan langkahnya tanpa suara.

Pemuda itu berjalan memasuki salah satu ruangan. Mengambil boneka babi yg berada di antara salah satu dari mereka.

Kenzie kembali dengan tangan yg membawa boneka babi. Menghela nafas pelan dan menaruhnya tepat di hadapan Chester. Setelah itu dirinya pergi dengan tangan yg ia masukan ke dalam kantung celana bahan miliknya.

Satu menit.

Dua menit.

Sampai 20 menit pun keadaan masih hening. Kenzie yg kini duduk di pembatas balkon terdiam seraya menghisap rokok elektrik miliknya.

"Kenzie apa yg kau lakukan pada mereka?" Tanya Teresha yg kini terbaring di atas ranjang.

Kenzie menoleh menarik kedua sudut bibirnya. Tersenyum misterius. Teresha mengangkat alisnya bersamaan. Telinganya sedikit berdengung mendengar teriakan gila dari Chester dan Barrie yg memanggil nama Kenzie.

Tok. Tok. Tok.

"Teresha! Apakah Kenzie berada di dalam sana?" Teriak Chester dari luar mengetuk pintu secara brutal.

Teresha membuka bibirnya hendak berbicara namun tertahan ketika tiba-tiba saja Kenzie menyatukan bibir mereka. Menekan tengkuknya memperdalam ciuman mereka.

"Mmp-"

"Diam sayang.. Nanti aku ketahuan.." Bisik Kenzie semakin memperdalam ciuman mereka.

Mendapat respon yg bagus dari wanitanya ia pun membelit lidah mereka dan mengabsen setiap rongga serta gigi milik Teresha.

Kenzie melepaskan ciuman itu membiarkan Teresha menarik nafasnya dalam. Pria itu tersenyum kecil melihat itu dan tanpa aba-aba kembali menyatukan bibir mereka. Menciumnya secara kasar.

"Permisi tuan, anda sudah di tunggu di ruang rapat" Ucap Chester yg datang dengan raut wajah menyebalkan.

Kenzie memutar kursi kebesaran miliknya. Merapihkan dasinya yg sedikit berantakan serta kerah kemejanya. Menepuk bagian dada seakan membersihkan debu. Jas yg ia kenakan Kenzie rapatkan membuat tubuh atletis nya terbentuk dari luar.

Setelah di rasa rapi. Kenzie berjalan mendahului Chester dan Barrie yg berada di ambang pintu ruangannya. Melemparkan secarik kertas kecil yg langsung di tangkap oleh Barrie dengan gesit.

••

"Berhenti Nona!" Tahan salah satu maid yg datang dengan pakaian khas milik mereka.

Teresha tersentak kecil, menatap bingung pada seluruh bodyguard Kenzie yg tidak tahu sejak kapan berada di belakang mengikutinya.

"Ada apa?" Tanya wanita itu.

Maid yg sejak tadi menundukkan kepalanya kini menautkan jarinya. Ia menelan salivanya susah payah.

"Tuan Kenzie melarang anda untuk memasuki ruangan ini nona" Beritahu nya.

Teresha menaikan salah satu alisnya. Menatap pintu berwarna coklat tua yg terukir gambar bunga mawar berduri di sana.

"Ukiran yg sangat cantik. Aku jadi penasaran apa isi ruangan ini" Batin Teresha tanpa mengalihkan pandangannya dari pintu di hadapannya.

"Nona sebaiknya anda turun ke bawah untuk makan malam. Saya tidak ingin Tuan Kenzie marah mengetahui bahwa anda belum memakan apapun sejak tadi pagi" Ucap maid tersebut menyadarkan ia dari lamunannya.

Teresha mengangguk berjalan mendahului maid itu dengan pria-pria berbadan kekar dan berotot yg setia mengikutinya dari belakang.

••

Ngok ngok ngok. 🐽

Komen next di sini!!

Destroyer shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang