06. Destroyer shadow

15K 1K 44
                                    

Teresha mengerjapkan matanya perlahan. Ia membuka mata dan langsung meneliti sekitar. Bernafas lega, bahwa kini ia berada di atas kasur king size dan empuk sang pemilik rumah.

Perempuan itu sedikit tersentak begitu merasakan ada tangan yang sedang memeluk perutnya erat. Gadis itu menoleh dan mendapati wajah Arrion yamg sedang terlelap dalam tidurnya.

Perempuan itu menatap Arrion tanpa berkedip. Ia sangat mirip dengan Kenzie..

Ia memperhatikan Arrion yg masih memejamkan matanya. Bulu mata yang lentik, hidung yg mancung, alis yg tebal serta bibir tipis menggodanya itu.

"Udah ngeliatinnya hm?" Tanya Arrion dengan suara khas baru bangun tidur. Terdengar serak dan berat.

Teresha menelan saliva nya susah payah. Matanya melotot menyadari bahwa kini Arrion bertelanjang dada. Teresha menyibak selimutnya dengan kasar lalu menghembuskan nafas lega begitu melihat dirinya yang masih memakai pakaian utuh.

Cowo itu tersenyum geli melihat kelakuan Teresha yang bertingkah seakan dirinya baru saja di perkosa oleh om-om hidung belang di luar sana.

"Kemari Teresha" Pinta Kenzie dengan mata yang menatap Teresha sayu.

Teresha menoleh cepat, jantung nya seakan jatuh ke ginjal. "Apa yg ingin kau lakukan Arrion?" Tanya Teresha pelan. Matanya menatap takut pada Arrion yang kini memandangnya datar tanpa ekspresi seperti tadi.

"Aku Kenzie sayang.." Ucap Kenzie menundukkan kepalanya pura-pura merasa sedih bahwa orang yang pertama di temuinya adalah Arrion bukan dirinya.

Nafas Teresha memburu. Ia menatap mata cowo itu tajam. "Lalu? Apa yg harus ku lakukan jika kau Kenzie?!" Tanya Teresha marah.

"Mengapa kau marah?" Tanya Kenzie menatap Teresha dengan dingin.

Teresha membeku. Mengapa dirinya harus marah? Itu yg Teresha pikirkan. Mengapa?

"Kau membodohi ku Kenzie! Jika kau ingin menyakitiku mengapa harus dengan nama orang lain?!" Teriak Teresha dengan air mata yang mengalir dari pelupuk matanya.

Kenzie tersenyum kecil lalu merangkak di atas ranjang nya pelan. Tangannya bergerak mencekik gadisnya sekaligus memelintir bibir milik gadisnya yang berani-berani nya berteriak padanya.

"Kau sudah mulai berani padaku sayang?" Tanya Kenzie semakin menekan kuat hingga membuat wajah Teresha memerah.

"A-aku tak p-pern-ah takut p-pada-mu Ke-nzie!" Balas Teresha. Nafasnya mulai menipis dan mata nya mulai memutih seiring cekikan yang di berikan padanya semakin mengerat.

"Beraninya kau!" Bentak Kenzie semakin menekan kuat dengan mata yang berkilat marah.

"S-sak-it.." Teresha mulai kehilangan nafasnya. Tangannya mencoba melepaskan tangan milik Kenzie yamg sedang gelap mata.

Suara gedoran terdengar. Kenzie tak menghiraukan nya dan justru semakin menekan kuat cekikan itu. Ia tersenyum kejam melihat Teresha yang sudah tampak kehilangan nafas.

"Kenzie atau Arrion! Buka pintunya!" Teriak Chester tak sabar menggedor pintu dengan keras.

Kenzie melepaskan cekikan itu. Ia menatap wajah Teresha tajam. "Jika kau berani berteriak atau membentak ku lagi. Ku beri kau hukuman!" Tekan Kenzie.

Teresha mengambil nafas dalam-dalam lalu mengeluarkan nya melalui mulut. Sesak sekali rasanya!

Perempuan itu menghela nafas lega begitu Kenzie menjauh untuk membukakan pintu.

Chester menyengir begitu pintu terbuka. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Itu.." Ucap Chester ragu karena Kenzie yang menatap nya seakan ingin membunuh dirinya sekarang juga.

Destroyer shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang