BAB 17

2.6K 276 70
                                    

🔞WARNING! 🔞
Typo bertebaran.
Untuk yang di bawah umur tolong gausah baca ya dek adek sumpah nanti nyesel sendiri pas udah sadar 😔.
Dosa ditanggung sendiri-sendiri.

Ssssstttt....
happy reading...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"G-gulf....?" Mew memanggil Gulf dari luar kamar. Benar saja, aroma ini sangat memabukkan. Mew merasa Alphanya meronta-ronta. Aroma ini sama dengan aroma waktu itu yang membuatnya pingsan ntah karena apa dan tiba-tiba saat dia sadar Gulf sudah pergi meninggalkannya.

"JANGAN MASUK!!! T-tolongghh.. janganh masukk.."

Gulf berteriak lemah dari dalam tapi terdengar lenguhan disetiap kalimat yang dia ucapkan.

Mew meneguk liurnya kasar. Sial! Ini sungguh menguras akal sehatnya. Tapi, Mew tidak bisa membiarkan Gulf mati didalam kamar itu. Lagi pula, Bri tidak memberitahukan padanya apakah heat ini dapat menyebabkan kematian atau tidak.

Tentu saja, Mew tidak ingin suaminya berakhir menjadi mayat di kamar kesayangannya. Peluh mew mungucur deras di wajahnya. Ntah karena Mew takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada Gulf atau karena ada yang sudah setengah mengeras dibawah sana.

Sial Mew! Padahal hanya mencium aroma aneh super memabukkan ini saja adik kecil dibawah sana sudah mengeras. Mew bahkan sangat bingung apakah benar yang dikatakan Bright bahwa aroma ini merupakan Pheromone seorang Omega? Mew tidak tau karena dia belum pernah sekalipun bertemu omega dan tidak tau apa saja jenis pheromon dari seorang omega.

"Suppresantku.. habis.. ahnn.. tolonghhhnnn"

Saat Mew masih sibuk dengan segala pikirannya tiba-tiba saja terdengar suara cukup lemah didalam sana.

Tanpa pikir panjang, Mew langsung masuk dengan tergesa-gesa ke dalam kamar yang ternyata tidak dikunci. Dan benar saja aroma aneh itu langsung menusuk ke dalam indra penciumannya membuat jiwa Alphanya semakin meronta dan Pheromone Alphanya pun menguar keluar dengan begitu jelas dan tajam.

"Hubungi.. hubungi.. Singto.. kumohon.. tolonghnnnn ahnn"

Gulf menggeliat seperti cacing yang disiram air panas. Mew tak tahan melihatnya. Ntah apa yang merasuki Mew saat ini, bukannya menelpon Singto dia malah naik ke tempat tidur dan mengukung Gulf diantara kedua tangannya dan memaksa lelaki cantik itu untuk membuka kedua kaki jenjangnya agar Mew bisa masuk diantaranya.

Mata Mew sudah berkabut. Dipenuhi oleh nafsu yang sudah mendidih diatas kepalanya. Persetan dengan Gulf seorang Alpha atau Omega, persetan dengan semua teori omega yang memusingkan kepalanya, persetan yang akan dia lakukan selanjutnya ini benar atau salah yang jelas, yang Mew inginkan sekarang adalah memuaskan adik kecilnya yang sudah sepenuhnya mengeras hanya karena Pheremone 'yang katanya'  dari omega ini.

Mew menatap pria kecil di bawahnya itu. Mata yang sayu dan bibir plum yang begitu indah dan peluh disekujur tubuhnya.

"Alpha..."

Dor! Bak ditembak oleh senapan api, dada Mew bergejolak ketika di panggil oleh sang omega dibawahnya ini yang sepertinya sudah sepenuhnya rut eh-? Heat. Ya heat.

Alpha sudah ingin mengendalikan Mew sepenuhnya, karena ini pertama kalinya dia merasakan nafsu setinggi ini dan begitu bersemangat.

Mew menarik dagu Gulf dan melumat bibir Gulf lembut. Sial! Ini benar-benar sangat menyenangkan! Mew rasanya ingin memakan bibir tebal itu! Tapi Mew mengurungkan niat mengerikannya itu. Mew melepaskan tautan mereka dan melihat Gulf yang sedang menatap Mew dengan mata sayunya, Mew tidak tahan lagi! Mew segera membuka kaos yang dikenakan Gulf mengecup lembut setiap jengkal kulit coklat mulus milik Gulf seolah Gulf adalah sebuah porcelin yang rapuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang