BAB 11

1.6K 194 27
                                    

Hallo teman-teman!!!
Terima kasih banyak yang sudah nungguin cerita dari aku.
Happy Reading yaaa 💕
.
.
.
.
.
Gulf bangun dipagi hari dengan kepala yang pening.
Benar. Sudah beberapa minggu heatnya tidak juga kunjung datang. Badannya pegal-pegal dan hidungnya selalu mimisan tak bisa lagi dihitung sudah berapa kali dalam beberapa minggu ini.

Meskipun demikian, Gulf biasanya masih bisa menjalani kegiatannya seperti biasanya. Tapi hari ini terasa berbeda. Badannya terasa panas dan peluh terus keluar dari tubuhnya.

Gulf tidak terlalu perduli. Toh dia juga lambat laun akan mati kan? Bukannya semakin cepat semakin baik?begitulah dalam fikiran Gulf.

Setelah mandi dan mempersiapkan dirinya, Gulf pun menuju dapur untuk mengambil air minum. Walaupun sedang sakit, Gulf memang tidak pernah bisa meminta tolong kepada siapapun, dia merasa tak enak hati.

"Hey Tuan Bangun Terlambat, kenapa kau lemas sekali?"

Mew sedang duduk sembari meminum kopi dan menyapa Gulf. Ntah kenapa Mew beberapa hari ini ramah sekali. Seperti moodnya kembali membaik. Apakah Mew sudah bisa menerima Gulf? Paling tidak sebagai seorang teman?

Gulf hanya melirik Mew sebentar dan mengabaikannya dengan lanjut mengambil air untuk diminum.

"Ketika aku mulai berusaha baik kepadamu, kau malah mengabaikanku" ucap Mew lagi sambil tetap memperhatikan gerak gerik Gulf di dapur.

"Ck! Kenapa?? Aku bangun terlambat atau lemas atau mati pun, sama sekali bukan urusanmu!" Gulf membalas ucapan Mew dengan sedikit berteriak.

Jangankan Mew, Gulf sendiri pun terkejut kenapa dia bisa berteriak seperti itu terhadap Mew padahal Mew menanyakan semuanya dengan baik-baik tanpa ada nada tinggi sedikitpun.

Apa ini karena bawaan sakitnya?

"Wah, ternyata bajingan ini tidak bisa diperlakukan dengan baik." Mew tertawa hambar dan meletakkan gelasnya di atas meja lalu berjalan menuju kearah kamar.

"Baiklah jika seperti itu. Lakukan semua sesukamu Gulf. Aku tidak perduli lagi. "

Mew kembali masuk kedalam kamar dan menutup pintu dengan keras.

Gulf hanya bisa menatap pintu kamarnya sembari tersenyum pilu.

"Ada apa denganmu, Gulf..."
.

.

Kring..kring..kring..

"Hal-"

"Sayang!!! Kau dimana?! Kenapa belum juga menjemputku?!!"

Ah.. Puifai, bahkan Mew lupa untuk menjemput Puifai hari ini dikarenakan moodnya yang semula baik menjadi buruk seketika dikarenakan prilaku Gulf tadi pagi.

Memangnya apa yang salah dengan menanyakan keadaan teman serumahmu?hei bahkan Gulf telah menjadi istri sahnya. Begitulah kira-kira pikiran Mew sekarang.

"Maaf aku lupa. Bisa kita menundanya besok saja?" Mew memijat pelipisnya perlahan. Semua ini membuatnya gila.

"Besok?! Aiiiisss Sayang, aku sudah siap dari tadi! Jika memang dari awal kau bilang hari ini batal, aku lebih baik pergi clubbing dengan teman-temanku!!"

Ntah Mew yang gila atau memang kekasihnya sudah gila sejak lama tapi Puifai memang tidak pernah henti-hentinya jera untuk pergi malam dan berpesta dengan teman-temannya. Untuk apa sebenarnya Mew tetap mempertahankan Puifai?

"Terserah kau saja. Tapi kau harus ingat , aku tetap tidak suka jika kekasihku selalu pergi dimalam hari. Ntah tu hanya membeli nasi goreng didepan rumah atau clubbing bersama teman-teman" Mew berujar sembari menautkan kedua alisnya

SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang