Sudah seminggu sejak hari dimana Mew menginap dirumah Gulf dan sudah seminggu juga mereka tidak bertemu atau saling menghubungi.
Tapi hari ini tiba-tiba saja Mew menghubunginya untuk bertemu di sebuah cafe didekat kampus lamanya. Senang? Bukan lagi. Sekarang Gulf bahkan sudah beberapa kali menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Dia benar-benar bersemangat untuk bertemu pujaan hatinya.
.
Gulf sudah sampai di tujuan. Dia melihat mobil Mew yang sudah terparkir didepan cafe. Mata Gulf berbinar dan hatinya berdebar baru kali ini dia dihubungi langsung oleh Mew untuk diajak bertemu diluar. Tanpa pertengkaran sebelumnya.
"Hai" Sapaan itu terasa sangat tidak asing ditelinga Gulf. Gulf yang awalnya sedang melihat menu pun mendongak.
"Hai P'M-Puifai? Kenapa kalian- maksudku, ya hai.. hayo duduk"
Sial. Ini terasa canggung. Bahkan Mew pun merasa tidak nyaman. Jika bukan karena Puifai yang memaksanya untuk bertemu dengan Gulf, Mew tidak akan mempertemukan kedua orang ini.
Mew sangat mengerti raut wajah Gulf saat ini. Kecewa. Dan mata itu. Mata yang selalu tampak berkaca-kaca itu selalu melihat kebawah. Seakan meja lebih terlihat menarik dari apa yang ada dihadapannya.
"Gulf.. aku minta maaf jika ini terkesan tiba-tiba. Tapi aku benar-benar ingin bicara denganmu Gulf. Aku minta maaf sudah menyuruh P'Mew untuk menelfonmu seolah-olah kalian yang akan bertemu"
Puifai memulai memecahkan keadaan canggung ini dengan beberapa permintaan maaf yang menurut Gulf tidak masuk akal. Yah kenapa harus meminta maaf sedangkan dia punya hak penuh untuk mengikuti kekasihnya kemanapun kekasihnya pergi. Termasuk untuk bertemu dengan Gulf. Calon suaminya.
"Ah, santai saja. Kita juga merupakan teman lama. Hitung-hitung ini merupakan reunian kecil antara kau dan aku. Hmm atau mungkin juga P'Mew" Gulf memaksakan senyumannya yang sangat ketara oleh Mew.
"Ah.. ngomong-ngomong sayang, apa kau sudah mengambil cake yang kita pesan kemarin? Aku rasa sekarang sudah bisa diambil. Bisakah kau tolong mengambilnya selagi aku dan Gulf mengobrol disini?"
Kali ini Puifai melihat ke arah Mew untuk minta diambilkan kue pesanannya dan Mew hanya mengangguk dan melihat Gulf sekilas. Lalu segera bangkit menuju mobilnya.
Melihat kemesraan dua insan didepannya ini, Gulf hanya dapat tersenyum masam. Apakah dia dihubungi hanya untuk menyaksikan kemesraan yang membuat hatinya sakit dan hancur?
"Ah Gulf, maafkan aku. Aku harus segera menyuruh si pelupa itu mengambil kuenya. Atau jika tidak, kue kami akan berakhir menjadi prasasti ditoko itu hahahaha"
"Ah iya.. haha" Gulf hanya tertawa garing.
Hening.. sampai akhirnya Puifai membuka suara.
"Gulf, sbenarnya aku sudah tau perihal pernikahanmu dengan P'Mew.."
Deg-
Deg-
Deg-
Jantung Gulf berdetak dengan sangat cepat. Ada apa ini fikirnya. Ntah apa yang ditakutkan oleh Gulf. Tetapi dia merasa tidak nyaman dengan pernyataan Puifai.
"Dan... aku menyetujuinya Gulf" Puifai tersenyum lalu menggenggam tangan Gulf.
"Kau tidak perlu khawatir.. aku bukan tipikal pacar laki-laki yang ingin melabrak selingkuhannya hahhaa" Puifai tertawa dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Ah.. gadis cantik ini menangis. Menangis karena pernikahannya. Menangis karena harus melepas cintanya. Menangis karena harus melihat orang yang dia cinta harus menikah dengan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUN
RomanceMengapa aku selalu salah? Apakah aku salah jika mencintaimu? Apakah aku salah jika aku masih mengharapkanmu? Apakah aku salah jika aku adalah aku? Bahkan, bernafas pun aku salah? Sebenarnya apa saja salahku? - Gulf Kanawut Aku hanya tidak menyukaim...