Mew sangat marah bahkan sampai hampir menghancurkan tablet kesayangannya.
"Maksud ibu bagaimana? Menikah?! Apa seluruh orang di rumah ini sudah gila?! Maksudku ayolah bu, dia laki-laki begitupun aku. Lelucon macam apa lagi ini!" Pria berkulit pucat ini bahkan tak habis fikir kenapa ibu dan ayahnya sampai memaksa dia untuk menikah dengan pria itu. Apa untungnya? Atas dasar apa menikahkan pria dengan pria lainnya?"Mew, tenang dulu nak. Gulf anak yang baik, dia juga sudah lama mencintaimu dan kalian juga sudah sama-sama dewasa. Terlebih, apa ruginya menikahi Gulf? Karena dia lelaki? Nak, apa bedanya pria dan wanita? Jika saling mencintai dan tidak ada yang dirugikan kenapa harus dibeda-bedakan" Ibu Mew berusaha menenangkan anak sulungnya itu. Ibunya sangat mengerti bahwa anaknya memiliki tempramen yang cukup tinggi. Tapi semua rencana pernikahan ini ibunya lakukan demi masa depan anak yang dicintainya.
Semuanya berawal saat pertemuan antara orangtua Mew dan Gulf. Awalnya mereka hanya bercanda untuk menjodohkan kedua anak mereka. Tapi lama kelamaan seiring dengan bertambah dewasanya Mew dan Gulf, para orangtua menyadari bahwa tidak ada salahnya menjodohkan keduanya malah nanti akan membuat bisnis keluarga Mew menjadi lebih baik karena memiliki akuntan terbaik seperti Gulf.
"Kenapa harus dia bu? Kenapa?! Aku mencintai perempuan bu. Aku normal. Demi Tuhan ibu!!! Apa kau tidak ingin memiliki cucu? Memiliki menantu cantik yang bisa menemanimu pergi ke butik dan membeli gaun yang indah? Bu, tolonglah bu" kali ini Mew sudah benar-benar marah dan tak habis fikir. Dirasuki apa ayah ibunya? Oh, atau mungkin memang Gulf yang memaksa dan memohon di kaki ayah ibunya agar dinikahkan oleh Mew? Ntahlah semua fikiran buruk tentang Gulf sudah memenuhi fikiran Mew.
Selama Mew protes, selama itu pula ibu Mew terdiam dan hanya mengatakan "turuti saja nak, ini demi kebaikanmu juga. Ibu mohon"
"Baik, jika ibu memaksa. Aku akan menelfon anak aneh itu. Pasti dia sudah menangis dan memohon-mohon kepada ibu kan? Baiklah. Aku akan langsung mendengarkan penjelasan anak aneh itu. Aku pergi" Mew langsung bergegas keluar dari rumahnya dan menuju mobil meninggalkan ibunya yang masih menatapnya dengan tatapan sendu.
.
Kring..kring..
"Ha-hallo Phi.." terdengar suara bergetar dari ujung sana. Ya, itu adalah suara Gulf yang baru saja ditelfon oleh Mew.
"Apa maksudmu sialan?! Menikah?! Jangan bermimpi! Kau membuatku semakin jijik denganmu. Jelaskan brengsek!" Mew memulai percakapan dengan amukan, membuat Gulf yang awalnya merasa deg degan karena di telfon oleh orang yang dicintainya menjadi kecewa seketika. Hatinya terasa sakit dan mukanya pias seketika.
"Maksud Phi apa? Aku benar-benar tidak mengerti" Gulf berkata jujur. Dia memang tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Mew. Menikah? Siapa? Mew? Dengannya? Ntahlah semuanya terasa tiba-tiba dan membuat pusing.
"Halah sudahlah. Kau, apa kau memang sesuka itu padaku? Kenapa bisa? Apa kau memang pernah mencicipi rasa dari lelaki? Maka dari itu kau terobsesi padaku? Penasaran dengan rasaku heh? Atau kau mau kita melalukan se-"
"CUKUP PHI! Cukup. Sudah phi." Gulf memotong kalimat Mew. Semua sudah cukup menyesakkan
Dan Gulf pun melanjutkan " Jika kau memang tidak ingin menikah, baiklah. Aku akan mengatakannya pada orang tuaku. Tidak usah sampai mengataiku sejauh itu. Kau tidak tau apapun tentangku. Bahkan dari 7 tahun yang lalu. Sudah Phi, aku masih banyak pekerjaan"
Tut..tut..tut..
Kali ini Gulf benar-benar kecewa dan menangis walaupun masih tertahan. Jadi selama ini Mew menganggapnya seperti itu? Jadi, dia disamakan dengan pelacur? Hanya karna Gulf menyukai Mew bukan berarti Gulf menyukai semua lelaki di dunia ini. Lucu sekali.
Di lain sisi, Mew hanya bisa memukul stir mobilnya dan membanting Hpnya.
"Sial..".
Gulf pun kembali ke rumahnya dan langsung menemui orangtuanya. Mereka semua sedang berkumpul di depan televisi. Ibu dan ayah. Gulf ingin sekali meminta penjelasan mereka sambil marah-marah tapi ketika melihat wajah teduh yang sudah mulai tua itu rasanya Gulf tidak tega.
"Ayah, ibu. Aku pulang. Dan sebenarnya ada yang aku ingin tanyakan"
"Wah peri kecil kami sudah pulang. Duduklah dan tanyakan apa yang mau kau tanyakan nak" Ayah Gulf pun menarik Gulf untuk duduk disebelahnya. Ibu Gulf pun segera kedapur untuk membuat cemilan malam dan membiarkan Gulf dan ayahnya membicarakan hal yang ingin mereka bahas. Ibunya sudah paham betul, yang ingin ditanyakan Gulf kali ini menjurus kemana.
"Ayah.. aku tau jika ayah ingin melihatku bahagia dan hidup dengan normal. Aku sangat berterima kasih dengan semua yang telah ayah ibu berikan dan korbankan untukku. Tapi kali ini sudah keterlaluan ayah, aku tidak bisa. Aku tidak bisa menikahi P'Mew dan membawanya masuk kedalam masalahku" Gulf akhirnya mengatakan semuanya kepada ayahnya. Sambil menggenggam tangan ayahnya, mata Gulf berkaca-kaca dan suaranya mulai bergetar.
"Aku mencintai P'Mew ayah, tapi aku tidak ingin membuat P'Mew menjadi terbebani dengan adanya aku di kehidupan rumah tangganya. Berbicara denganku saja dia tidak mau. Apalagi nanti jika menikah aku yang akan selalu dia temui dirumah ketika dia pulang kerja. Dia pasti merasa jijik dan akan kurang istirahat karna adanya keberadaanku. Tolong hentikan ayah.. ku mohon" lucu sekali, disaat seperti ini pun dia tidak bisa menangis. Hanya saja pandangannya mulai kabur tapi air matanya seakan enggan untuk jatuh.
"Gulf, kau butuh dia nak. Aku mohon menikahlah dengan Mew. Lagi pula mereka juga akan untung karena menikah dengan keluarga akuntan seperti kita. Kita banyak relasi yang akan menguntungkan perusahaan mereka. Jadi tolong nak, ini demi keselamatanmu juga" Ayah Gulf menggenggam tangan Gulf erat dan menatap Gulf seakan memohon.
Gulf benar-benar ingin menikah dengan Mew tetapi tidak sekarang. Tidak dengan situasi yang seperti ini. Tidak dengan paksaan dan kebencian dari Mew yang seakan sudah tertanam di darah Mew.
"Aku tidak bisa ayah, ak-"
"KAU SAKIT GULF! Kau sakit nak! Tolonglah, kali ini saja... kali ini saja... turutilah permohonanku.. tolong sayang..." Ayah Gulf akhirnya terisak dan menangis dalam pelukan Gulf. Ibunya pun tidak kembali dari dapur sedari tadi dan hanya terdengar suara isakan dari sana. Sedangkan Gulf? Hanya bisa menahan sakit hatinya mendengar Ayah Ibunya menangis.
"Maafkan aku ayah... aku.. benar-benar tidak bisa..."
.
.
.
.
.
.HOLLA FELLAS!!! yeayyy ga nyangka udah bab 2 😭 . Seneng banget bisa lanjutin cerita ini.
Ayo yang baca tinggalin jejak yaaaa biar aku tetap semangat lanjutinnya. WUV U ALL 😚🧡💙❤
KAMU SEDANG MEMBACA
SUN
RomanceMengapa aku selalu salah? Apakah aku salah jika mencintaimu? Apakah aku salah jika aku masih mengharapkanmu? Apakah aku salah jika aku adalah aku? Bahkan, bernafas pun aku salah? Sebenarnya apa saja salahku? - Gulf Kanawut Aku hanya tidak menyukaim...