Seminggu setelah pertemuan dengan Puifai dan Mew, Gulf masih terus berfikir apakah keputusannya menikahi Mew sudah benar? Dia memang mencintai Mew. Sangat. Tetapi ada yang mencintai Mew 'dengan sangat gila' terlebih orang itu dicintai balik oleh Mew. Gulf benar-benar pusing dibuatnya. Belum lagi heatnya yang tiba-tiba seperti sedang bersembunyi. Karena heatnya belum datang sama sekali dalam 3minggu ini. Padahal biasanya dalam 1bulan dia bisa heat 2 sampai 3 kali.
"Ah, apa aku terlalu banyak pikiran? Mungkin saja heatku akan datang bulan depan" Gulf berbicara pada dirinya sendiri sembari membereskan barang-barangnya.
"Nak, cepatlah! Hari ini kau menikah!! Kenapa malah sibuk membereskan barang-barangmu??!! Siap-siap!! Kita harus tiba disana tepat waktu !!!" Ibu Gulf berteriak didepan pintu kamar Gulf
"Ibu... sayangku.. cintaku... ini masih jam 5 pagi.. acaranya jam 10. Dan itu masih beberapa jam lagi , aku juga bukan pengantin wanita yang harus dimake up bu. Kenapa terburu-buru sekali"
Gulf memandang gemas melihat ibunya yang bahkan lebih heboh di bandingkan pengantin yang akan menikah.
"Lebih cepat siap lebih baik Gulf. Bagaimana nanti jika calon menantuku menikah dengan orang lain karena kita terlambat datang??"
"Itu terdengar bagus , aku se-"
"PERI KECIL!!! jangan aneh-aneh!!! Sana cepat mandi! Aku lebih baik turun kebawah menunggumu, dari pada emosi mendengarkan perkataanmu yang tidak-tidak"
Ibu Gulf pun segera berjalan turun meninggalkan Gulf sendirian dikamarnya.
Rasanya Gulf tidak ingin beranjak dari kamarnya sekarang. Gulf terlalu takut bertemu dengan Mew apalagi setelah kejadian pertemuan di cafe minggu lalu. Gulf tidak takut jika dia disakiti oleh puifai tapi Gulf takut jika nanti kegilaan Puifai akan menyakiti Mew.
"Kenapa tidak biarkan aku mati saja bu...." Gulf menunduk dan menggenggam selimutnya erat.
.
.
.
Akhirnya, waktu ini datang juga. Gulf berjalan melewati karpet merah menuju altar tempat dimana calon suaminya sedang menanti. Terdengar sorak sorai teman-teman yang berbahagia untuknya.Gulf benar-benar merasa sangat bahagia sekarang. Tetapi ntah kenapa hatinya sakit saat melihat calon suaminya hanya menatapnya datar. Gulf hanya bisa tertunduk sebentar untuk menetralisir hatinya. Lalu kembali mendongak dan tersenyum secerah mungkin demi smua teman-teman dan tamu yang sudah hadir dipernikahannya.
"Aku... bersedia"
"Kedua mempelai dipersilahkan untuk memberikan ciuman kasih satu sama lain"
Mendengar itu, Gulf terdiam. Dan sedikit berbisik kearah Mew
"Phi... tidak usah... tidak apa-apa... kita sudahi saja..."Mew terdiam dan masih menatap Gulf.
"Phi.... ayolah kita bisa langsung melempar bunga saja.. tidak usah berci-"
Kata-kata Gulf terpotong saat bibir sang Alpha sudah menindih bibirnya. Tangan Mew melingkari pinggangnya dan menarik Gulf semakin merapat padanya. Gulf terkejut, benar-benar terkejut. Matanya secara otomatis langsung terpejam.
Ciuman itu terus berlanjut sampai akhirnya Mew menggigit bibir bawah Gulf dengan gemas. Ntah itu sengaja atau tidak tapi Gulf rasanya ingin pingsan karena terbuai ciuman dari sang Alpha. Karena gigitan kecil itu, Gulf secara tidak sadar membuka sedikit mulutnya dan membuat lidah sang Alpha secara otomatis menyapa lidahnya. Tapi dalam hitungan detik Mew langsung melepaskan pagutan mereka dan langsung berbisik ditelinga Gulf.
"Kau terkejut Gulf? Kau fikir aku tidak berani menciummu didepan orang-orang ini? Kau salah. Mari kita melakukannya. Permainan 'pernikahan'. Welcome to the game. I.s.t.r.i.k.u..." bisik Mew dan mengakhirinya dengan kecupan singkat di pipi Gulf.
Sorak sorai menghiasi pernikahan Mew dan Gulf. Smua orang tertawa melihat kelakuan Mew yang tidak disangka. Bahkan Ayah ibu kedua mempelai terkejut dan berakhir tersipu malu melihat kelakuan anak dan menantu mereka di altar.
Mew ikut tertawa bersama smua orang yang terlihat berbahagia di acara ini. Tetapi, ada satu orang disana. Masih mematung. Dadanya derdegup kencang. Dia terkejut, bingung dan badannya bergetar hebat. Ntah ini rasa bahagia atau sedih.
Permainan pernikahan? Gulf masih tidak mengerti apa yang dikatakan Mew. Kenapa semua yang dikatakan oleh Mew tak Gulf mengerti? Atau memang otak Gulf yang sedang dalam masa perbaikan?
.
Acara selesai. Semua orang kembali kerumah mereka masing-masing. Dan disinilah Mew dan Gulf sekarang. Di apartemen kepunyaan Mew yang sangat luas. Gulf sempat terpana melihat isi apartemen ini. Semua lengkap, bahkan untuk seseorang seperti Mew perabotan ini rasanya terlalu berlebihan.
"Hey, jangan banyak melamun. Bawa kopermu masuk kedalam kamar"
Mew memecahkan lamunan Gulf saat ini. Benar juga, Gulf harus berkemas segera dan Gulf pun segera membawa koper-kopernya dan berjalan melewati Mew.
"Hey... tentang ciuman tadi, jangan terlalu difikirkan. Aku hanya ingin membuat orang-orang percaya pada pernikahan aneh ini..."
"Maka dari itu, mari kita memainkan peran sebagai suami istri yang bahagia didepan semua orang termasuk keluarga kita. Hanya didepan mereka" Mew melanjutkan kalimatnya sambil menatap Gulf.
Gulf hanya melihat Mew dan tersenyum.
"Baiklah.. terserah phi.. lakukan saja seperti yang phi katakan"Gulf melanjutkan langkahnya tapi segera terhenti karena teringat sesuatu..
"Ah, aku lupa bertanya. Kamarku yang mana phi?"
"Kamarmu? Dikamarku"
"Tapi phi... kenapa kita tidak tidur dikamar terpisah saja? Maksudku.. kenapa???"
Yang benar saja, tidur bersama? Sungguh tidak masuk akal. Bagaimana dengan puifai? Dia tidak memikirkan persaan kekasihnya? Mew memang sulit ditebak.
"Berhentilah terlalu banyak membaca novel ataupun menonton film romance. Suami istri harus tidur dalam satu kamar. Ayah dan ibu bisa kapan saja datang. Kau ingin ketika mereka datang kita hrus mengatur kembali kamar kita agar tidak ketahuan kita tidur terpisah? Terlalu merepotkan. Kasian bibi yang mengurus rumah. Akupun juga malas mengerjakan sesuatu yang membuang waktu. Tidur dikamar yang sama merupakan keputusan yang sangat bijak. Jangan membantah. Aku mandi dulu"
Gulf hanya terdiam.
Sejak kapan Mew cerewet seperti ini?
.
.
.
.
.
HOLLA FELLAS!!!
AKU UP LAGI NIHHH
HAPPY READING YAAA
THOR WUV YOUU ❤💜🧡💙💚jangan lupa vote dan komen ya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
SUN
RomanceMengapa aku selalu salah? Apakah aku salah jika mencintaimu? Apakah aku salah jika aku masih mengharapkanmu? Apakah aku salah jika aku adalah aku? Bahkan, bernafas pun aku salah? Sebenarnya apa saja salahku? - Gulf Kanawut Aku hanya tidak menyukaim...