Lagi. Sakit itu datang lagi.
Sudah seminggu sejak pertemuan Gulf , Mew dan Puifai di Klinik Kandungan dan sudah seminggu pula Gulf merasakan sakit yang muncul berulang kali di pinggulnya. Bahkan hari ini dia memuntahkan seluruh sarapan paginya di closet kamar mandinya."Peri kecil?? Apa kau tidak apa-apa nak? Hari ini kita harus pergi menemui keluarga Jongcheveevat. Kita diundang makan siang" Sudah ketiga kalinya ibu Gulf mengingatkan bahwa ada pertemuan dengan keluarga Mew hari ini. Lupa? Tentu saja tidak. Bahkan Gulf sampai tidak bisa tidur dibuatnya.
"Se-sebentar bu... aku.. aku sedang buang air besar. Mungkin karena terlalu banyak makan. Nanti aku menyusul" Sepertinya berbohong merupakan hobi Gulf akhir-akhir ini.
Setelah mendengar ibunya meninggalkan kamarnya, Gulf pun membuka pintu kamar mandi dan keluar dengan wajah yang sangat pucat. Bahkan saat melihat ke arah kaca pun Gulf merasa jijik dengan dirinya.
"Ah, aku begitu menjijikan. Jika sekarang P'Mew melihat keadaanku, pasti dia langsung mual dan muntah-muntah. Ha ha ha ha lucu sekali ha ha ha ha" Gulf tertawa terbahak-bahak sampai tak terasa air matanya pun ikut menetes.
.
Tiba dikediaman Jongcheveevat. Wajah Gulf tidak terlihat begitu pucat lagi karena dia sudah meminum obat yang diberikan oleh Singto kepadanya.
Gulf ingat rumah ini. Rumah yang selalu Gulf datangi saat masih kecil hingga remaja. Rumah terhangat kedua setelah rumahnya. Rumah yang penuh dengan canda tawa dan pelukan hangat. Rumah yang selalu menyembuhkan hatinya. Rumah yang selalu dia rindukan. Dan tepat di depannya, orang itu sedang melihatnya, dirumah yang sama tapi dengan tatapan yang berbeda.
"Hey Mew. Wahhh sekarang kau semakin tampan nak. Bibi pangling terhadapmu. Kau sudah jarang sekali main kerumah dan ternyata kau sudah setampan ini" ucap Ibu Gulf sembari menggenggam hangat tangan Mew.
"Begitulah. Anak zaman sekarang begitu fokus dengan pekerjaan sampai lupa untuk merenggangkan badannya dan bersosialisasi dengan orang lain. Hahaha. Masuk ayo, Gulf ayo masuk nak. Jangan melamun disana" ocehan panjang lebar Ibu Mew memecahkan lamunan Gulf yang sekarang fokus menatap Mew.
P'Mewnya sudah menghilang yang ada didepannya sekarang hanya Mew Suppasit Jongcheveevat. Pria angkuh yang dengan jelas memperlihatkan bahwa dia Alpha terkuat di negri ini. Bahkan disepanjang perjalanan makan siang ini berlangsung pun, lelaki Alpha itu tidak pernah sedikitpun menampakkan senyumnya.
"Hey, bagaimana dengan rencana pernikahannya? Aku sudah bicara dengan Mew dan dia menyetujuinya. Dan aku rasa Gulf juga tidak mungkin menolak putra tampanku ini kan hahhaa. Mereka juga sudah dekat sedari kecil. Aku rasa pernikahan ini akan lancar dan cepat terlaksana"
Semua kata-kata yang keluar dari mulut ayah Mew seperti berputar-putar di dalam kepala Gulf. Setuju? Siapa? Mew? Lelaki didepannya ini kan? Bukan Mew yang lain kan? Ntahlah Gulf bahkan hampir tidak dapat mencerna makanannya sendiri. Dan berusaha meminta penjelasan Ayah ibunya dengan tatapan yang memohon.
"Ya, aku rasa jika Mew sudah setuju, Gulf juga tidak akan keberatan. Kita harus tentukan tanggal pernikahannya segera sebelum anak-anak berubah pikiran" Ayah Gulf pun menanggapi tetapi ini tidak sesuai dengan ekspektasi Gulf sama sekali. Gulf menatap sekitar dengan bingung. Dan pandangannya mulai berkunang-kunang. Sial. Ini bukan waktu yang tepat untuk pingsan.
"Ayah ibu, Paman Bibi, aku rasa kalian saja yang membicarakan masalah tanggal pernikahan. Aku menurut saja. Aku masih ada pekerjaan dikantor. Aku duluan" Mew pun angkat bicara. Baru hendak beranjak dari kursinya, ibunya pun menahan tangan Mew.
"Antar Gulf juga. Jangan membantah" ibu Mew berkata dengan tegas tapi dengan senyuman yang sangat lebar.
.
Hening. Mew dan Gulf sudah berada dimobil. Semenjak mereka dari rumah Mew tadi, tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka. Sampai akhirnya Gulf begitu gatal untuk menanyakan pertanyaan ini.
"Kenapa kau akhirnya menerima pernikahan ini?" Gulf betanya dengan sangat tegas karena selain menahan emosinya, dia juga sedang menahan sesuatu yang mulai terasa sakit dipinggulnya begitu pula dengan kepalanya.
"Satu-satunya cara agar aku bisa tetap menjaga Puifai adalah menikahimu. Aku tidak bisa menikah dengannya karena dia seorang beta dari kelas bawah. Dengan aku yang sudah menikah nantinya, ibu akan percaya bahwa aku dan puifai hanya teman kerja saja dan tidak ada yang akan menyakiti Puifai" Mew mengatakan semua itu dengan lugas dan jelas. Seperti sedang menjelaskan bahwa semut lebih kecil dari gajah. Begitu mudah dan tanpa cela.
Wajah Gulf kembali pias dan tidak terasa air mata sudah jatuh di pipinya. Tentu saja langsung dia usap agar tidak ketahuan oleh Mew bahwa hatinya sedang hancur sekarang.
"Wuah. Kau hebat sekali Tuan Suppasit. Rencanamu sungguh tidak pernah terfikirkan olehku sebelumnya. Benar juga. Tidak ada ruginya denganku. Aku bahkan bisa dengan mudah menjadi CEO di perusahaan tempatku bekerja sekarang jika aku menjadi pengantinmu. Atau aku bahkan bisa menjadi salah satu pemilik aset di perusahaanmu hahhaha" Gulf tertawa hebat sampai rasanya dadanya sesak ingin pecah.
"Sudah kuduga kau mengincar hartaku. Selain Gay yang menjijikan, kau juga gila harta ternyata. Baiklah, kau bi- HEY GULF! HIDUNGMU!". Mew langsung meminggirkan mobilnya. Lalu dengan terburu-buru menyeka hidung Gulf dengan tissue agar mimisan Gulf terhenti.
Plak! "Singkirkan tangan sialanmu. Aku bisa sendri" Gulf menangkis tangan Mew yang berusaha untuk membantunya.
Semakin lama wajah Gulf semakin pucat dan darah mimisannya pun tidak juga berhenti. Bahkan semakin deras mengucur. Mew bukannya tidak peduli, sejak tadi dia memperhatikan Gulf yang terdiam lemas disampingnya.
"Berhenti melihatku. Aku tidak butuh tatapan kasihanmu itu." Gulf membuka suara.
"Kau.. apa kau sering mimisan seperti ini?" Mew mulai bertanya dengan suara datar seperti biasanya. "Dan maaf, atas ucapanku sebelumnya" Mew akhirnya menutup kalimatnya.
Deg. Gulf benci ini. Nada bicara Mew yang seperti ini membuatnua begitu lemah. Dan benar saja..
"SIALAN GULF! BAU APA INI!"
"P-phi.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.HOLLA GUYS. Hmmm kira-kira selanjutnya kisah MewGulf bakal gimana ya?
Mau lanjut ga nih guysss 🤔
Tolong di comment yaaaa..
Support kalian adalah kekuatan untuk akuuuu...
HAPPY READING.
THOR WUV U 😙😙🧡❤💛💚💜💙
KAMU SEDANG MEMBACA
SUN
RomanceMengapa aku selalu salah? Apakah aku salah jika mencintaimu? Apakah aku salah jika aku masih mengharapkanmu? Apakah aku salah jika aku adalah aku? Bahkan, bernafas pun aku salah? Sebenarnya apa saja salahku? - Gulf Kanawut Aku hanya tidak menyukaim...