BAB 6

1.3K 151 4
                                    

"Kenapa kau disini Phi?"

"Aku ulangi pertanyaanku. Dari mana saja kau?"

Gulf sangat terkejut, ketika ia membuka pintu rumahnya, dia mendapati Mew Suppasit sedang duduk diruang tamunya. Tapi hey ini jam 1 malam. Sedang apa laki-laki ini?

"Kau bahkan mematikan ponselmu. Bahkan setelah membuatku pingsan kau langsung menghilang tanpa menungguku siuman"

"A-apa Phi menungguku?"

Mew tidak menjawab. Dia hanya memandang Gulf dengan tatapan sinis.

Gulf tidak tau harus bereaksi seperti apa. Dia bingung. Apakah Mew yang sangat benci dengannya ini sedang menunggunya pulang?

"A-aku hmmm ada urusan mendadak Phi. Soal aku yang membuatmu pingsan.. hmm aku minta maaf . Aku tidak bermaksud seperti itu"

"Tidak bermaksud? Jadi mendekap mulutku dengan sapu tanganmu, itu yang kau katakan 'tidak bermaksud'?. Baiklah. Lupakan. Ada yang lebih penting dari itu"

Deg...

Gulf tau apa yang akan dikatakan oleh Mew. Pheromonenya. Gulf berusaha menghindari tatapan Mew.

"Berhenti menghindar Gulf! Katakan padaku, saat dimobil tadi aroma a-"

"Nak! Akhirnya kau kembali, dari mana saja kau?"

Belum sempat Mew menyelesaikan kalimatnya, ibu Gulf sudah berteriak dari dalam dan langsung memeluk Gulf. Kali ini Gulf terselamatkan dan tidak perlu mencari-cari alasan palsu lagi.

"Aku punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan bu, dan aku menghabiskan waktu dengan Phi Sing juga Phi Kit. Kami makan malam dirumah mereka dan tak terasa sudah selarut ini. Maafkan aku membuat ayah dan ibu khawatir" Gulf memeluk ibunya sembari mengecup kening ibunya lembut.

"Aku bahkan ditemani oleh calon menantuku disini. Ayahmu berangkat ke Jepang dengan ayah Mew. Dan ibu sendirian . Kau bisa bayangkan betapa khawatirnya aku menunggumu pulang"

Gulf terdiam mendengar penjelasan ibunya. Oh, Mew bukan khawatir dengannya. Hanya saja dia dipaksa oleh ibunya untuk menunggunya sembari menemani ibu.

Ada sedikit rasa kecewa dihati Gulf. Sembari menatap Mew. Dia masih mencoba mencari ketulusan dimata itu. Di mata Mew yang ntah sejak kapan hanya ada kebencian disana.

.

"Jangan khawatir. Aku tidak berselera denganmu. Aku masih normal. Kecuali jika kau omega. Dan omega juga sudah lama punah. Kau tau artinya? Sampai matipun aku tidak akan pernah berselera denganmu"

Mew memulai percakapan mereka segera setelah berbaring di ranjang King size Gulf.

Yup. Mereka tidur bersama malam ini. Di kamar Gulf yang bernuansa biru laut. Cih, lelaki ini benar-benar feminim. Begitulah kira-kira yang ada difikiran Mew.

Gulf yang mendengar perkataan Mew hanya bisa tersenyum sinis.

"Bahkan jika aku omega, aku tidak akan ingin disentuh olehmu walaupun kau memohon dikakiku" jawaban Gulf tak kalah tajam dari sindiran Mew.

Mew hanya bisa tertawa renyah. Wah.. sejak kapan alpha sepertinya direndahkan oleh seseorang? Walaupun hanya perkataan saja, rasanya emosi Mew mendidih sampai kekepala.

Tanpa aba-aba Mew langsung memposisikan badannya diatas Gulf yang sedang terlentang diatas tempat tidur.

"Apa kau yakin Gulf? Bahkan Alpha yang sudah berpengalaman pun, jika melihatku mereka akan langsung terduduk menyembah padaku, ingin disentuh olehku, dan rela menjadi budakku. Sehebat apa kau sampai kau bisa mengatakan hal mustahil seperti itu?"

SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang