Reveal: Taeyong's Side

358 85 38
                                    

Yang pertama Ten lihat saat membuka matanya adalah sesosok orang mengenakan jubah hitam dengan keliman merah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang pertama Ten lihat saat membuka matanya adalah sesosok orang mengenakan jubah hitam dengan keliman merah. Sosok itu duduk terpekur di bangku dekat ujung ranjang dengan kepala menunduk tertutup tudung. Tangannya terlipat di depan perut. Sepertinya tertidur.

Anak Goguryeo? Kun kah?

Ten yang kehausan lalu bergerak bangkit duduk tapi suara decitan ranjangnya membuat sosok yang menunggunya itu terbangun.

"Tae-yong hyung?" bisik Ten tak percaya. Tapi kemudian Ten beringsut menjauh. Ia ingat terakhir kali sebelum pingsan, lelaki itu membopongnya lalu menidurkannya di lantai, kemudian melepaskan bajunya.

Tapi bukannya lelaki itu tengah pergi ke China? apa saat ia pingsan, Taeyong sudah kembali pulang ke Hallyu dan tanpa sengaja menemukannya?

Ten refleks menunduk, melihat tubuhnya yang kini sudah terbalut baju polos berwarna putih tulang. Baju khusus ruang kesehatan.

"Bisakah kau sekali saja berhenti menyusahkanku?"

Ten menatap Taeyong tak percaya.

Apa katanya?

Dia baru saja bangun tidur, tapi kalimat yang ia keluarkan terdengar tegas dan pasti seolah sadar dari tadi.

Ten menggertakkan giginya marah.

"Bukannya hyung yang tiba-tiba menyerangku di perpustakaan? hyung bahkan menggendongku pergi ke kastil Utara?!" ujar Ten mencoba melawan rasa takutnya. Ia hanya menebak-nebak saja kalau yang menyerangnya itu Taeyong, nyatanya Ten tidak tahu itu siapa. Ia hanya ingat saat Taeyong menggendongnya.

Taeyong menaikkan sebelah alisnya tak mengerti.

"Kau harusnya tahu aku pergi ke China, dan baru pulang semalam. Aku menunggumu disini karena professor bilang kau adikku dan aku yang bertanggung jawab mengurusmu" ujar Taeyong dengan ekspresi gelap yang tak Ten fahami.

"Berhenti bertingkah semaumu dan membuat kekacauan. Berhenti mencari masalah dan membuatku repot seperti ini!" tambah Taeyong lagi, nada suaranya tiba-tiba saja meninggi. Wajahnya memerah dengan urat leher yang menyembul.

Ten menatap Taeyong nanar. Tangannya terkepal erat,

"Selama ini hyung tidak pernah mengajakku berbicara, hyung tidak pernah melihatku sebagai bagian dari keluarga Lee. Lalu buat apa peduli?! Dari sedikitnya interaksi diantara kita berdua, di bagian mana aku merepotkanmu? Aku juga tak percaya dengan alasan professor yang menyuruh. Hyung tidak perlu repot-repot mengurusku kalau kau tak mau. Bertingkahlah seperti yang biasa hyung lakukan.  Katakan saja ... apa hyung menunggu kematianku?!"

"TEN!" Taeyong berteriak kesal, tangannya menodongkan tongkat yang ia pegang pada bawah dagu Ten, begitu juga Ten yang dengan cekatan menodong dada Taeyong dengan tongkatnya yang ada di atas meja.

"Sebegitu bencinya hyung padaku?" Tanya Ten sedikit terbata dengan suara parau, kerongkongannya kering. Tapi rasa hausnya bahkan sudah sirna.

Ten bisa melihat tangan Taeyong yang bergetar. Bola matanya berubah merah semerah rambutnya. Tanda kalau lelaki itu tengah marah.

[end] Crucio (TAETEN)Where stories live. Discover now