Sore itu, Ten berjalan disepanjang lorong Hallyu sendirian. Yangyang yang biasa membuntutinya sedang ada kelas. Ten sendiri baru saja keluar dari kelas Transfigurasi bersama profesor Hani. Ia bermaksud untuk mendatangi perpustakaan di bangunan paling utara dan selanjutnya pergi ke lab ramuan. Ada sedikit hal yang harus ia lakukan sendirian. Jadi, saat Kun—teman sekelasnya, anak Goguryeo—bertanya ia akan pergi kemana, Ten berbohong bilang kalau ia akan langsung pergi ke kamar.
Beberapa siswa tahun kelima nampak berlalu lalang, tapi masih belum begitu ramai. Lalu mata Ten menyapu halaman sekolah yang ditumbuhi peopohonan teduh serta rerumputan yang membentuk labirin kecil semacam setapak jalan menuju bangunan sekolah. Di bawah salah satu pohon akasia tua, ia melihat sesosok lelaki tak asing tengah mengobrol dengan Yuta, salah satu siswa asrama Silla.
Sosok itu, Taeyong—yang kali ini penampilannya sungguh mencolok dengan rambut berwarna merah—nampak terlihat berwajah serius. Ia beberapa kali menaikkan alisnya, juga menggerakkan kepalanya saat menyampaikan sesuatu pada Yuta. Jarak Ten dengan kedua lelaki itu cukup jauh, ia tidak bisa menguping apa yang sedang mereka bicarakan. Diam-diam, Ten terus memperhatikan mereka tanpa berniat untuk bersembunyi sampai kemudian Taeyong yang sadar sedang diperhatikan balik menatapnya tajam, membuat Ten terkesiap dan mengalihkan pandangan.
Dari kejauhan Ten juga melihat profesor Taehyun berjalan ke arah Taeyong. Lelaki irit bicara itu menepuk bahu Taeyong, lalu menggerakkan kepalanya menyuruh Taeyong mengikutinya. Ten baru ingat kalau hari ini Taeyong harus pergi menemani Kang Dong Won Songsaenim untuk pergi ke China. Rupanya lelaki itu akan ditemani profesor Taehyun dan beberapa auror dari kementrian sihir.
"Kenapa tidak menggunakan legilimency kalau kamu benar-benar penasaran dengan lelaki itu?"
Ten terperanjat kecil saat mendapati Kun, berdiri di belakangnya sambil mengelap kacamatanya.
"Entah kenapa aku merasa dia tidak cocok di Goguryeo dan sepertinya kamu juga penasaran soal itu. Terkadang saat melihat sikapnya padamu, well, aku fikir dia lebih baik bergabung dengan anak-anak Silla" tambah Kun lagi, yang kemudian duduk di atas tembok pendek pembatas lorong.
Ten terdiam, ia hanya menatap Kun sekilas, lalu pandangannya beralih pada rimbun pepohonan,
"People clearly don't know anything about me. Yet they like to make assumptions and clowning themselves (orang-orang jelas tidak tahu apapun tentangku, tapi mereka senang membuat asumsi dan membodohi diri mereka sendiri)" ujar Ten terdengar sedikit angkuh.
Kun tertawa, "Classic Silla. Aku hanya mencoba membantu" katanya sambil mengedikkan bahu. Kun Lalu bangkit, kemudian bersiap berjalan pergi.
"Kamu tidak jauh berbeda dengan saudaramu itu, Ten. Occlumency? Really? sebegitu takutnya kamu?" tanya Kun retoris.
"How dare you?!" Ten menoleh. Ia bergerak cepat, memojokkan Kun ke dinding lorong dengan tongkatnya. Rupanya Kun tadi sempat memantrainya dengan legilimens. Ten selalu membentengi dirinya dengan occlumency agar tidak ada yang sembarangan membaca fikirannya.
YOU ARE READING
[end] Crucio (TAETEN)
Fanfiction[Bahasa] NCT Wizarding Universe. "Misimu harus menghilangkan nuranimu. Tumbuhkan kebencian yang sama, ingat apa-apa yang telah mereka perbuat. Tak ada lagi pembalasan yang tepat selain yang setimpal" ◼️ Boyslove ◼️ Taeyong top, Ten bott ◼️ Cross Uni...