Reveal: Ten's Side

353 86 27
                                    

"Kau harus sudah siap, Lee Yongheum"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau harus sudah siap, Lee Yongheum"

Professor Yixing menyentuhkan ujung jemarinya pada kening Ten. Seketika mata Ten berubah seolah mata kucing. Bola mata warna kuning yang menggelegak seperti kobaran api, dengan satu garis hitam tepat di tengah. Bulu matanya memanjang, tebal bersamaan dengan menghitamnya sekitaran bingkai matanya. Lalu wajah Ten bersinar, jalur urat-uratnya terlihat tipis-tipis berwarna kuning terang menyerupai jalur lava, terlihat jelas dari balik kulitnya.

"Atau harusnya aku panggil nama aslimu. Li Yonqin, Fùchóu zhě" ucap Yixing lagi, tersenyum tipis mendapati wajah Ten yang kemudian cepat kembali berubah seperti sedia kala, meninggalkan pupil mata yang kini berubah sepenuhnya menjadi warna emas.

 Li Yonqin, Fùchóu zhě" ucap Yixing lagi, tersenyum tipis mendapati wajah Ten yang kemudian cepat kembali berubah seperti sedia kala, meninggalkan pupil mata yang kini berubah sepenuhnya menjadi warna emas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Professor Hani mengernyitkan keningnya,

"Apa tidak jadi masalah kalau bola matanya terus begitu?" Tanya perempuan berambut biru itu, khawatir.

Yixing melambaikan tangannya seperti mengibas lalat.

"Tidak masalah. Bola matanya hanya terlihat berwarna kuning di mata orang-orang seperti kita, juga si penjahat itu" ucapnya tenang. Yixing kemudian mengelus rambutnya sendiri ke belakang, lalu duduk di atas ranjang Ten yang masih duduk tegak dengan mata tak berkedip sekalipun. Wajahnya kosong.

"Bersiap-siaplah menjadi ibu bagi anak yang baru terbangun ini, Hani. Dia perlu kita untuk menerima kenyataan pahit di depannya" ujar Yixing lagi.

"Apa yang kau tahu dan aku tak tahu lagi, Yixing?" Tanya Hani sedikit sarkas. Ia ikutan duduk di ranjang sebelah. Menyilangkan kaki dan melipat tangan di depan perut.

"Sekat tipis yang menghalangi logika. Sekat tipis bernama cinta ..." intonasi suara Yixing seolah tengah membacakan puisi,

"... siapa yang mengira sekat tipis itu mampu menahan sesuatu yang harusnya sudah bangkit 5 bulan yang lalu, tepat saat usia anak ini 17 tahun. Kalau saja aku tidak ikut intervensi, kemungkinan besar beberapa bulan lagi atau beberapa tahun lagi kita semua akan musnah" ujarnya kalem.

Hani mengangkat sebelah alisnya, merasa terusik, "jatuh cinta? pada siapa?" tanyanya.

"Pada yang terlarang. Zuìfàn. Sang Penjahat" ucap Yixing dingin.

[end] Crucio (TAETEN)Where stories live. Discover now