25 - Garis Takdir

69 20 27
                                    

NAHH INI DIA EKSTRA PART YANG KALIAN TUNGGU²
HEHEE
SEMOGA SUKA, DAN NGGAK MINTA TAMBAH LAGI YEEE 🤭

*Happy Reading*

_____________________________________________

Berbahagialah dengan orang yang sudah sepantasnya bisa selalu ada disisimu dibanding aku. Karena bagaimanapun, alam kita sudah jauh berbeda. Mau sekeras apapun mencoba, tetap tak akan bisa untuk kita bersama seperti dulu lagi. Kini saatnya aku mengikhlaskan semua kenangan indah tentang kau dan aku. Putri, i will always love you for everytime and everywhere."

Setelah mengucapkan itu semua, sosok Zul perlahan menghilang dari balik asap putih yang menjadi pembatas antara dunianya dan dunia para manusia. Menerima kenyataan bahwa dirinya tak akan mungkin kembali menjadi manusia seutuhnya, adalah jalan terbaik yang Zul miliki saat ini. Dan mungkin hingga esok, saat sang kekasih hati pun ikut menyusulnya. Karena kematian pasti kan menjelang disetiap kehidupan.

***

Seperginya Putri dan Hariz yang kini sudah berada ditengah pesta, Ara dan Afi juga ikut menyusul mereka. Dan sekarang kedua sejoli itu berdiri sejajar menyaksikan pertunjukan yang tengah berlangsung untuk meramaikan pesta.

"Loe jahat banget tau nggak sih, Fi? Loe jahat. Kenapa loe nggak ada pas gue bangun dari koma? Kenapa loe ngilang tanpa ada kabar loe dimana, sama siapa, lagi apa, da___"

"Pssssttt... Loe bisa diem nggak sih?" potong Afi, seraya membungkam bibir Ara dengan telunjuk nya.

Sementara itu, Ara justru memajukan bibirnya karena perlakuan Afi yang tiba² seperti itu.

"Nggak usah gitu juga bibirnya, gue cium juga baru tau rasa." gumam Afi lirih. Terdengar frontal sekaligus membuat Ara mengatupkan bibirnya rapat2, takut kalau apa yang pemuda itu katakan terjadi.

Ya, bagaimanapun jarak keduanya tidak begitu jauh sampai Ara tidak bisa mendengar ucapan Afi.

"Lagian, loe bilang kayak gitu. Kayak berani aja," ujar Ara entah sadar atau tidak, membuat Afi menoleh cepat kearahnya.

"Loe ngeraguin gue sebagai cowok??" Ara ikutan menoleh, sehingga mata mereka bertemu. Dan disitulah aura menakutkan dari Afisan mulai terpancar dimata Ara.

Cepat2 Ara memutus kontak dengan memalingkan muka kearah lain, tapi dengan gerakan cepat pula Afi menahan dagu gadis itu. Hingga akhirnya mau tak mau mereka kembali bersitatap, semakin dalam. Ara tidak tau lagi harus bersikap apa, sementara Afi mencondongkan wajah kearahnya agar mendekat.

Rasanya pipi Ara memanas seketika, terlebih saat Afi tiba2 mengecup satu pipi kanannya yang bisa dipastikan sekarang memerah karena malu. Detik berikutnya, Ara membuka mata yang entah kapan terpejam dan menatap Afi yang menyeringai untuknya.

"Kenapa?? Loe malu? Ck padahal cuma pipi." ujarnya, kemudian menjauhkan wajah dan kembali menatap lurus ke depan seakan tak terjadi apa2.

"Lo- loe kok..." Ah entahlah, Ara sendiri jadi bingung mau berkata apa.

'Afi tuh ya, bener2....' keluhnya dalam hati.

"Gue tau ya, apa yang loe fikirin tentang gue," kedua mata Ara melotot kaget karena pernyataan Afi barusan.

"Loe, loe denger hati gue ngomong apa???"

"a little time to MEET YOU" // Lanjutan { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang